Untuk membaca bab 2801 - bab 2900, silahkan kunjungi http://lynk.id/novelterjemahan/3n0repznepm9/checkout
Bab 2933
Bayangan tinju pun datang
bertubi-tubi!
Duar! Duar! Duar!
Setiap bayangan tinju menghancurkan
kilau pisau masing-masing dengan erat. Makin lama, jumlah bayangannya makin
banyak.
Adriel mengayunkan tinjunya dengan
mengandalkan insting bela dirinya semata. Dia mengerahkan semua ilmu bela diri
yang pernah dia pelajari ke dalam setiap gerakannya. Lama-kelamaan, suara naga
pun mulai terdengar di balik suara hembusan angin akibat ayunan tinju Adriel.
Suara itu muncul akibat menyatukan berbagai macam ilmu bela diri dengan Jurus
Naga Gajah Penghempas Langit.
Jurus Naga Gajah Penghempas Langit
seolah hidup kembali, ia menyerap setiap seni bela diri Adriel seolah-olah seni
bela diri Adriel adalah nutrisi baginya. Hanya Adriel yang dapat merasakan
bagaimana jurus itu menyatu dengan dirinya. Jurus Naga Gajah Penghempas Langit
seolah memiliki denyut nadi yang muncul bersamanya, atau lebih tepatnya, dialah
yang memberikan jurus itu jiwa.
Seni bela diri tingkat langit milik
Adriel seolah menjelma menjadi naga hidup yang buas, tetapi bisa Adriel
kendalikan dengan sempurna. Setiap pukulan yang Adriel ayunkan sesuai dengan
kemauannya, membuat Adriel merasakan semacam sensasi " kekosongan".
Adriel bahkan tidak menyadari bahwa
tinjunya mampu mengadang serangan dari tebasan pisau Leluhur Ketujuh Belas.
Tentu saja hal ini membuat Leluhur
Ketujuh Belas sangat terkejut. Jelas-jelas tingkatan kemampuan lawannya lebih
lemah, tetapi setiap serangan lawan justru mengenai titik terlemah dari bilah
pisaunya dengan tepat! Setiap tebasan yang dia ayunkan selalu dihentikan oleh
serangan tinju Adriel!
"Mustahil!" seru Leluhur
Ketujuh Belas dengan tidak percaya. Sikap tenang dan percaya dirinya bisa
menaklukkan Adriel sudah lenyap.
Adriel sendiri tidak ambil pusing
dengan semua ini, dia benar-benar tenggelam dalam hasratnya ingin membunuh
lawan. Dia menikmati sensasi menyatu dengan Jurus Naga Gajah Penghempas Langit.
Setiap kali dia mengayunkan tinjunya,
dia akan maju selangkah sehingga memaksa Leluhur Ketujuh Belas untuk terus
mengambil langkah mundur.
"Apa ini yang disebut si genius
bela diri?"
Semua orang yang berada di arena itu
juga sontak mematung menyaksikan adegan ini.
Dewina menyaksikan adegan ini dengan
saksama sambil berkata, "Pria satu itu memiliki bakat bela diri yang
paling hebat yang pernah kulihat selama ini... "
"Sudah kubilang, Kak Dewina, dia
itu sangat keren, ' kan!" timpal Sofia dengan bersemangat. "Dia
benar-benar bisa menang!"
"Menang? Jelas-jelas level
kekuatan mereka berbeda, entah berapa lama dia bisa bertahan sebelum Leluhur
Ketujuh Belas membalikkan keadaan lagi!" sahut Dewina sambil menatap seni
bela diri Leluhur Ketujuh Belas. Dia berkata lagi dengan sorot tatapan berbinar,
"Tapi, makin lama Adriel bisa bertahan, makin bagus."
Karena Dewina bisa mempelajari esensi
dan mencatat setiap titik lemah dari ilmu bela diri Leluhur Ketujuh Belas
dengan sempurna, hanya apabila Leluhur Ketujuh Belas mengeluarkan semua teknik
pisaunya.
"Kamu pikir kamu bisa
mengalahkanku!" seru Leluhur Ketujuh Belas dengan suara serak, gelora
amarah membakar di dalam dadanya.
"Wilayah master ilahi! Wilayah
kerajaan!" Leluhur Ketujuh Belas pun berseru, lalu sebuah wilayah master
ilahi segera menyebar di sekeliling tubuhnya!
Cahaya emas sontak memancar dari
langit, kemudian seekor naga air raksasa berwarna emas muncul dan meliuk-liuk
ke atas langit.
Awalnya ini adalah Wilayah Naga Emas
Cakar Lima, tetapi Leluhur Ketujuh Belas kehilangan Aura Naga Kerajaan setelah
turun takhta. Naga sejatinya pun berubah menjadi naga air.
Naga air berwarna emas itu meliuk ke
atas langit, sementara di bawahnya ada banyak sekali ular bertanduk merayap
keluar. Semua ular itu menatap Leluhur Ketujuh Belas dengan ekspresi penuh
kerinduan, mereka bahkan menundukkan kepala dengan hormat.
"Mati kamu!" Leluhur
Ketujuh Belas kembali mengayunkan banyak sekali cahaya pisaunya ke arah Adriel
dengan ekspresi serius.
Naga air itu pun mengaum sambil
memimpin ribuan ular raksasa berwarna emas itu menerjang ke arah Adriel!
Hasrat membunuh yang mematikan sontak
memenuhi penjuru udara!
Semua orang sontak tertegun. Seperti
inikah kekuatan keluarga kerajaan? Dengan kekuatan negara dan Aura Naga
Kerajaan, keluarga kerajaan yang berada di level yang sama tetap saja nyaris
tidak terkalahkan sekalipun sudah turun takhta!
Sementara itu, bayangan tinju yang
dikeluarkan oleh Adriel makin terlihat lemah.
"Sudah, nggak usah latihan lagi!
Cepat kerahkan kekuatanmu yang sebenarnya!" kata Davina dengan gelisah
sambil mengepalkan tangannya. Perbedaan tiga tingkat kekuatan ternyata masih
terlalu besar untuk Adriel!
Sayangnya, saat ini Adriel terlanjur
terjebak ke dalam serangkaian serangan itu.
Tekanan yang seolah mencekik pun
sontak terasa, membuat celah untuk pertama kalinya muncul di tengah-tengah
serangan Adriel yang sempurna. Cakar besar si naga air yang mengerikan itu
mengoyak pakaian Adriel dan meninggalkan luka yang menakutkan di tubuh Adriel.
Keringat dan darah pun mengalir di tubuh Adriel yang berotot, setiap gerakannya
membuat otot Adriel ikut bergerak.
Sekujur tubuh Adriel langsung
dipenuhi luka dalam sekejap.
"Sekarang percuma saja melatih
seni bela diri! Kalau terus begini, kamu nggak mungkin bisa bertahan lagi!
Setidaknya gunakanlah wilayah master ilahi!"
Davina merasa sangat gelisah.
Pemandangan yang seperti kiamat ini membuat dia merasa begitu cemas dan marah.
No comments: