Untuk membaca bab 2801 - bab 2900, silahkan kunjungi http://lynk.id/novelterjemahan/3n0repznepm9/checkout
Bab 2935
Adriel yang semula terjebak dalam
serangan dan terluka parah itu seharusnya mundur dan mencari kesempatan yang
tepat untuk balik menyerang, tetapi Adriel justru memulai serangan. Bumi
bergetar hebat dengan setiap langkahnya, seolah olah ada binatang buas yang
sedang berlari di atas tanah! Saat Adriel mengayunkan tinjunya, suara
mengerikan dari Naga Gajah terdengar bergema dari atas langit!
Semua orang terpana menyaksikan
pertempuran ini. Mereka melihat sendiri bagaimana Adriel menyerang serangkaian
ular dan naga Leluhur Ketujuh Belas bawa!
Momen sekejap ini menentukan siapa
yang menang dan kalah. Leluhur Ketujuh Belas bertubrukan langsung dengan
Adriel, ular dan naga di belakangnya berubah menjadi gelombang besar. Di sisi
lain, Adriel menerobos paksa gelombang itu.
Dia benar-benar membuka jalan melalui
gelombang itu, seolah-olah tubuhnya adalah binatang buas yang perkasa. Setelah
itu, dia meninju makhluk setengah ular setengah naga itu dan tinjunya langsung
menembus tubuh makhluk itu dengan mudah. Lubang seukuran manusia pun tertinggal
di tubuh ular setengah naga di belakang Adriel itu.
Adriel muncul di hadapan Leluhur
Ketujuh Belas dalam sekejap. Ekspresi Leluhur Ketujuh Belas langsung berubah
menjadi ketakutan dan dia refleks mengangkat pisaunya untuk menahan 'serangan
Adriel!
Namun, satu tinju Adriel sudah cukup
untuk membengkokkan Pisau Kemilau Cahaya hingga terlepas dari tangan Leluhur
Ketujuh Belas. Padahal, pisau itu adalah senjata tingkat langit.
"Kamu!" pekik Leluhur
Ketujuh Belas sambil menatap Adriel dengan takut.
Adriel pun memukul dada Leluhur
Ketujuh Belas tepat di bagian jantungnya. Tubuh Leluhur Ketujuh Belas langsung
gemetar. Darah menyembur dari dalam mulutnya dan dia terpental jauh ke
belakang. Leluhur Ketujuh Belas berseru dengan kaget dan takut. Serangan ini
terasa seperti bukan berasal dari manusia, melainkan dari monster prasejarah
yang menakutkan. Kekuatannya benar-benar di luar nalar.
Setelah menjerit dengan kencang,
Leluhur Ketujuh Belas pun tidak berani bertarung lagi. Dia hendak menggunakan
sisa kekuatannya untuk kabur.
"Mau kabur?"
Bayangan Naga Gajah berputar di
kedalaman mata Adriel dan mengunci sosok itu, lalu Adriel berseru dengan
lantang, "Berhenti!"
Wibawa yang sangat mengintimidasi itu
membuat Leluhur Ketujuh Belas sontak berhenti di tempat. Dia pun mencoba
mengerahkan energi sejatinya dengan tidak percaya, tetapi kekuatan serangan
Naga Gajah sebelumnya mengamuk dengan liar di dalam tubuhnya!
Adriel mengendalikan energi sejati
dari jarak jauh? Memangnya hal seperti ini bisa dilakukan?
Setelah menyatu dengan Jurus Naga
Gajah Penghempas Langit, Adriel bisa menggunakan jurus itu dengan telepati
sehingga menjadi sangat fungsional.
"Dia ini... Wah, sialan!"
Davina juga dibuat terkesima.
Awalnya, dia pikir Adriel pasti akan
mengeluarkan kartu trufnya, sebagaimana kaum muda di novel -novel yang selalu
berusaha menantang segalanya dengan kekuatan mereka sendiri, tetapi akhirnya
terpaksa menggunakan trik-trik hebat akibat tertekan realita.
Siapa sangka Adriel ternyata mampu
bertahan dengan master ilahi tingkat lima-nya, bahkan berhasil membuka jalan!
"Apa kubilang! Apa
kubilang!" seru Sofia dengan bersemangat.
Dewina juga menatap sosok Adriel
dengan sangat kaget sambil bergumam, "Masa iya kamu akan menang?"
"Nggak, ini nggak mungkin! Kok
dia bisa sekuat ini!
"seru Suban dengan tidak percaya
sambil menatap Adriel yang tak terkalahkan itu. Kekuatan Adriel saat ini sudah
cukup untuk membunuhnya dengan mudah.
Namun, ... kenapa Adriel tidak
menyerang Suban sewaktu Suban memprovokasi pria itu?
"Apa benar dia ini manusia...
" gumam semua orang yang menyaksikan pemandangan ini dengan kagum.
Di saat semua orang yang lain
terkejut, Leluhur Ketujuh Belas menatap Adriel yang bergegas mendekatinya
dengan ketakutan. "Tolong ampuni aku! Ayo kita bicara baik-baik! Kita buat
kesepakatan! Aku punya harta karun yang banyak!"
Sambil berkata seperti itu, Leluhur
Ketujuh Belas pun mengeluarkan tas penyimpanannya dan mengeluarkan berbagai
harta berharganya dengan panik!
Adriel yang sudah berada di depannya
itu memperhatikan tumpukan harta berharga di atas tanah sambil bertanya,
"Kesepakatan?"
"Iya, iya! Membunuhku itu
perkara yang berbeda dari membunuh Reagan! Tolong ampuni aku! Aku punya cara
supaya kamu bisa melewati keluarga kerajaan dan meninggalkan alam rahasia
dengan aman! Aku juga bisa memberimu banyak harta karun, termasuk Aura Naga
Kerajaan!"
Sorot tatapan Dewina langsung
berbinar, ekspresinya terlihat sangat gembira. Dia pun melangkah maju sambil
berseru, "Ampuni saja dia!"
Akan tetapi, Adriel justru
menghancurkan kepala Leluhur Ketujuh Belas dengan satu kali tinju.
"Kesepakatan apanya, keparat!
Semua barangmu itu awalnya milikku!" kata Adriel dengan nada meremehkan.
No comments: