Membakar Langit ~ Bab 2946

Untuk membaca bab 2801 - bab 2900, silahkan kunjungi http://lynk.id/novelterjemahan/3n0repznepm9/checkout

Bab 2946

 

"Menghindar? Bukankah sekarang datang lagi?" tanya Susan.

 

Susan menatap Sofia, lalu menyindirnya, "Sofia, hal yang paling nggak aku sukai darimu adalah sikap angkuhmu. Apa hebatnya nona besar? Dulu kamu menyuruhku ke sana kemari, sekarang setelah keluargamu dihancurkan, karnu ingin merendahkan diri untuk menyenangkan Pak Jeremy? Lihatlah dirimu sekarang, apa kamu pantas?"

 

Mendengar percakapan ini, beberapa orang di tempat itu akhirnya memahami hubungan mereka berdua.

 

Adriel menatapnya, lalu menggelengkan kepala dan berkata, "Kenapa pelayan keluarga Janita pun seburuk ini?"

 

"Diam. Siapa kamu sampai berani memarahiku?"

 

Susan juga memperhatikan Adriel, lalu dia langsung menyahut dengan marah.

 

Saat ini, seorang pemuda segera menahannya dan berkata dengan hati-hati, "Bu Susan, dia adalah orang yang selamat dari tangan Adriel. Dia datang untuk melaporkan informasi tentang Adriel kepada Leluhur Kedelapan Belas. Menurutmu..."

 

"Leluhur Kedelapan Belas?" gumam Susan.

 

Susan langsung terkejut, lalu menatap Adriel dengan ragu dan bertanya, "Benarkah? Dengan tingkat kultivasimu, kamu bisa selamat dari tangan Adriel?"

 

Adriel tidak menjawab. Tidak boleh berbicara terlalu banyak dengan orang bodoh agar tidak tertular kebodohannya.

 

Dia menatap ke arah pemuda, lalu bertanya, "Apa sekarang bisa membawaku menemuinya?"

 

"Tentu bisa," jawab pemuda.

 

Pemuda itu menyeka keringatnya. Dia juga tidak ingin berurusan lagi dengan Bu Susan yang tidak masuk akal, jadi dia segera menjawab.

 

Alhasil saat ini, Susan malah menghadang di depan mereka. Dia menatap Adriel, lalu tiba-tiba berkata, " Apa kamu pantas menemui Leluhur Kedelapan Belas? Tuliskan informasimu."

 

Saat ini, semua orang tertegun.

 

Apa dia sedang merebut jasa?

 

"Bu Susan, ini ... " ucap pemuda dengan ekspresi ragu.

 

"Apa kalian ingin melawan Pak Jeremy?" tanya Susan dengan ekspresi dingin.

 

Pemuda itu langsung terdiam. Dia hanya bisa menatap Adriel, lalu tersenyum kecut dan berkata, " Kamu tulis saja."

 

"Kamu pikir kamu bisa mencapai status tinggi dengan informasi ini? Berkhayal... " kata Susan.

 

Susan menatap Sofia dan Adriel sambil tersenyum sinis,

 

Adriel menatap wanita ini dengan tak berdaya. Awalnya dia tidak ingin menyerang di sini, tetapi wanita ini benar-benar berbakat.

 

Namun, tepat pada saat ini, seorang pria tua dengan ekspresi penuh wibawa berjalan menghampiri. Dia mengerutkan kening dan bertanya, "Apa yang terjadi? Kenapa ribut ribut di sini?"

 

"Pak Jeremy!" ucap pemuda memberi salam begitu melihat pria itu.

 

"Pak Jeremy, aku baru saja berjasa untukmu!"

 

Melihat situasi ini, Susan segera memeluk lengannya dengan mesra, lalu berkata seolah meminta pujian, "Orang ini punya informasi tentang Adriel. Kamu bisa langsung menyampaikannya kepada Leluhur Kedelapan Belas.

 

Jeremy terkejut sejenak, lalu dia menepuk tangan Susan dan berkata, "Hanya kamu yang bisa meringankan bebanku."

 

Lalu, dia menoleh ke arah Adriel, lalu tersenyum dan berkata, "Leluhur Kedelapan Belas bukanlah orang yang bisa kamu temui. Ikutlah denganku, aku akan menjelaskannya secara rinci padamu."

 

Susan menatap Sofia dengan bangga, lalu menyindir, "Kamu masih ingin mencapai status tinggi dengan informasi ini? Berkhayal! Kamu malah ingin bertemu dengan Leluhur Kedelapan Belas? Kamu ditakdirkan untuk berada di bawah kakiku selamanya!"

 

"Inilah pentingnya menemukan pria yang baik ... " ujar seseorang di antara para pengawal yang menyaksikan sambil menghela napas pelan.

 

"Siapa suruh Sofia nggak menghargainya waktu itu dan bersikap angkuh. Sekarang menyesal pun sudah terlambat."

 

"Nggak mau ikut denganku?" tanya Jeremy dengan nada agak kesal sambil mengerutkan kening.

 

Adriel menatapnya, lalu menghela napas dan membalas, "Aku baik hati dan datang dengan niat baik untuk menyampaikan informasi, tapi nggak disangka kalian begitu nggak sopan. Sungguh nggak tahu malu. Sudahlah

 

Dia perlahan melangkah maju satu langkah.

 

"Masih mau melawan?"

 

Pemuda itu menatap Adriel dengan terkejut dan tidak percaya.

 

Jeremy tertegun. Dia juga tersenyum sambil menggelengkan kepala, lalu berkata, "Anak muda, kamu sungguh nggak tahu diri."

 

Bab Lengkap 

Membakar Langit ~ Bab 2946 Membakar Langit ~ Bab 2946 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on August 20, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.