Untuk membaca bab 2801 - bab 2900, silahkan kunjungi http://lynk.id/novelterjemahan/3n0repznepm9/checkout
Bab 2950
Suara gemuruh menggema di langit dan
terdengar hingga jarak yang jauh.
Sementara itu, tempat kejadian
menjadi sunyi senyap.
Lalu, seluruh keadaan penghalang
kedua menjadi riuh.
"Serangan musuh! Serangan
musuh!"
"Pemberontak sudah
menyerang?"
Sementara itu, Jeremy yang berada
paling dekat dengan Adriel, menatapnya dengan ekspresi penuh ketakutan dan
bergumam, "Kamu memang Adriel!"
Dia hampir pingsan karena ketakutan.
Dalam sekejap, banyak sosok muncul
dari berbagai bagian pegunungan, melesat dengan cepat dan membentang di udara.
Ketika dilihat, langit dan bumi dipenuhi oleh sosok manusia.
Teriakan keras bergema di langit,
sementara energi sejati yang kuat meledak dan menyapu langit.
Di tengah kepungan semua orang,
Adriel hanya berdiam diri. Dia menatap ke depan dengan tenang, hanya terlihat
sebuah sosok yang muncul dari debu pintu yang hancur.
Itu adalah seorang pria paruh baya,
bertubuh besar dan berwibawa. Dia menatap Adriel dengan ekspresi dingin, lalu
berkata, "Ternyata kamu berani berinisiatif untuk menyerang kami. Di luar
dugaan kami, kamu memang berani."
Lalu, dia menatap suram ke arah
Jeremy dan bertanya, "Kamu yang membawanya masuk?"
Jeremy ketakutan hingga badannya
gemetar dan kakinya lemas, lalu dia menjawab dengan suara gemetar, "Dengarkan
penjelasanku, aku ditipu..”
Orang ini adalah kepala pengawal
Leluhur Kedelapan Belas, bertugas sebagai penjaga pelatihan tertutup Leluhur
Kedelapan Belas.
"Nggak penting lagi, tunggulah
kematianmu," ucap pria paruh bayah.
Pria paruh baya itu tiba-tiba
menghunus pedangnya. Cahaya pedang seperti pelangi, seolah-olah ini adalah
sinyal. Semua orang di langit dan bumi berteriak sambil menyerang.
Di antara langit dan bumi, serangan
demi serangan muncul, cemerlang dan memukau. Serangan itu menuju ke arah Adriel
dan yang lainnya, bermaksud untuk langsung membunuh mereka semua.
Untuk sementara waktu, energi sejati
di sekeliling Adriel dan yang lainnya menjadi seperti potongan meteor yang
berjatuhan.
Menghadapi serangan yang datang
seperti hujan, ekspresi wajah Jeremy langsung menjadi pucat.
Sementara Adriel hanya membentangkan
Wilayah Api Seribu Wujud, bagaikan matahari merah keemasan yang terbit, semua
serangan menjadi redup dibandingkan dengannya. Sinar matahari yang bergelora
seketika menenggelamkan dan membakar habis semua serangan itu.
Semua orang terpaku dengan
pemandangan ini. Sementara itu, Adriel mengulurkan tangannya, meraih kepala
pengawal dan mematahkan lehernya dengan mudah.
"Master ilahi tingkat enam?
Cukup layak jadi koleksiku," ucap Adriel.
Adriel memasukkan jasadnya ke dalam
tas penyimpanan dengan santai. Saat ini, di permukaan tubuhnya telah muncul
banyak simbol. Hanya mencapai master ilahi tingkat enam melalui segel pertama
Teknik Penerobos Surgawi. Namun, pemahaman seni bela dirinya cukup untuk
menghadapi kepungan ini. Bagaimanapun, lawan terkuat yang muncul hanyalah
kepala penjaga ini.
Semua orang langsung terkejut ketika
melihat situasi ini, lalu mereka menatap Adriel dengan wajah pucat.
Harus diketahui bahwa kepala pengawal
itu tidak lemah dalam penghalang kedua, dia bahkan memimpin semua orang untuk
menyerang. Namun, hasilnya, dia dibunuh dengan begitu mudah?
Ekspresi Jeremy juga menjadi pucat
saat melihat situasi ini, lalu dia bergumam dengan suara gemetar, "Sekuat
ini?"
"Kedelapan Belas sialan nggak
muncul, malah mengirim orang tak berguna seperti ini?" ucap Adriel dengan
santai sambil menatap ke arah aula agung.
Aula agung ini megah dan luas,
berdiri dengan bangga di puncak gunung, penuh dengan kekuatan dan menjadi
simbol kekuasaan kerajaan. Sekarang pintunya hancur, bagian dalamnya gelap dan
misterius, bahkan tidak mengeluarkan suara meskipun Adriel bertanya dengan
suara keras.
Seketika, semua orang di langit dan
bumi pun menjadi hening. Tatapan gemetar mereka tertuju pada Adriel.
Sementara saat ini, melihat tidak ada
jawaban dari dalam aula agung, Adriel berkata dengan tenang, " Menghindar
nggak menyelesaikan masalah. Pada akhirnya kamu tetap harus menghadapiku."
Sambil berbicara, dia berjalan ke
dalam dengan santai dan tenang.
Semua orang menyaksikannya masuk.
Seketika itu tidak ada orang yang berani menghentikannya, melainkan hanya
melihatnya berjalan masuk.
Sementara itu, hati Sofia juga
berdebar melihat sosok Adriel, lalu dia bergumam, "Sangat kuat!"
No comments: