Untuk membaca bab 2801 - bab 2900, silahkan kunjungi http://lynk.id/novelterjemahan/3n0repznepm9/checkout
Bab 2955
"Benar ... nggak mungkin...
"
Leluhur Kedelapan Belas menghela
napas pelan, lalu berkata, "Meski alam rahasia ini luas, tapi tetap nggak
sanggup menampung delapan belas kaisar. Dan setiap dua puluh tahun, satu kaisar
baru akan masuk."
"Lama-lama... hehe, nggak ada
alam rahasia yang bisa menahan beban seperti itu."
Ia menoleh ke arah Adriel, dan
berkata, "Sekarang kamu paham, kenapa aku bilang pemberontak dan penguasa
adalah bagian dari satu ekosistem?"
Seketika, semua orang mulai memahami
maksud Leluhur.
Mata mereka memancarkan sorot aneh.
Ekosistem!
Saat jumlah bangsawan terlalu banyak,
maka harus ada pemberontak untuk memangkas.
Barulah keseimbangan bisa dipertahankan,
dan alam rahasia ini tidak meledak dari dalam.
Semua orang mungkin mengerti prinsip
ini. Namun, tak banyak yang berani melakukannya. Keberanian Leluhur Kedelapan
Belas sungguh luar biasa. Tak heran dia dulu membangun kejayaan Negara Elang.
"Nggak kusangka di keluarga
kerajaan masih ada bunga langka seperti kamu," ujar Adriel sambil
menatapnya, "Tapi bukankah ini sama saja kamu mengkhianati leluhurmu
sendiri?"
Leluhur tertawa ringan dan membalas,
"Di antara semua orang cerdas di keluarga kerajaan, aku mungkin yang
paling bodoh. Tapi kenapa justru aku yang dikenang sebagai penguasa
bijak?"
Sebelum Adriel menjawab, dia sudah
berkata serius, "Karena aku selalu berusaha nggak melakukan kebodohan,
bukan sibuk melakukan hal yang terlihat cerdas. Maka hasilku... jauh melebihi
mereka."
"Bahkan jika harus mati?"
tanya Adriel, mata menyipit.
Leluhur menatapnya heran,
"Bukannya kamu yang berencana membunuh mereka? Kenapa aku yang mati?"
Adriel menyeringai dan membalas,
"Kamu nggak takut kalau aku hancurkan seluruh keluarga kerajaan?"
Leluhur mendengarnya, lalu tertawa
terbahak-bahak. "Sudahlah, kamu harus pergi sekarang. Cegat para kaisar di
tengah jalan, habisi mereka satu per satu," balasnya.
Adriel tersenyum, "Aku butuh
Batu Jiwa. Banyak."
"Gampang."
Leluhur langsung melemparkan tas
penyimpanan dan berkata dengan santai, "Ambil."
Davina melihatnya, sudut bibirnya
berkedut. Leluhur ini benar-benar sepenuhnya mendanai Adriel.
Setelah itu, Leluhur Kedelapan Belas
kembali menatap Adriel dan berkata, "Aku harus pura-pura sedikit. Bisa
bantu aku akting?"
Adriel tertawa, lalu menatap aula
megah berkilauan itu.
Wajah Leluhur langsung kaku.
"Jangan keterlaluan..."
"Kalau mau akting, harus
totalitas."
Selesai bicara...
Boom!
Dalam pandangan nanar Leluhur, Adriel
mengayunkan tangannya dan menghancurkan seluruh aula!
Ledakan menggelegar! Segala logam
mulia beterbangan ke mana-mana.
Adriel mengangkat tangannya dan
langsung menyapu beberapa Batu Jiwa, memasukkannya ke kantong.
Dengan hancurnya aula, orang-orang
yang menunggu di luar langsung panik dan berbondong masuk. "Mana Leluhur
Kedelapan Belas?" tanya salah satu dari mereka.
"Adriel! Sudah kuberi
peringatan, kamu masih berani menyerangku? Hancurkan aulaku pula?"
Suara kemarahan Leluhur langsung
menggelegar! Tangannya menunjuk Adriel, tubuhnya gemetar hebat.
Wajah pucat, bibir berdarah, seolah
baru saja menderita luka parah!
Dari sisi lain, Adriel melangkah
keluar sambil mendampingi Sofia dan yang lain. Dia menyeringai sinis,
"Persetan dengan kalian! Keluarga kerajaan macam apa yang mau mengajakku
bergabung? Mimpi! Kalian cari mati!"
Boom!
Sambil berteriak, Adriel mengangkat
tangan dan melayangkan pukulan keras ke arah Leluhur!
Leluhur meraung marah, langsung
memanggil master ilahi-nya, dan menyongsong serangan itu!
No comments: