Bab 1185
Setelah Kevin menerima perintah dari
ayahnya, dia melangkah keluar dari gerbang kediaman keluarga Buana.
Felicia melangkah dengan sepatu hak
tingginya di koridor, menghasilkan suara monoton, lalu membuka pintu ruang tamu
di ujung koridor.
Ketika dia melihat sosok angkuh yang
berdiri di depan jendela besar dengan tangan di belakang, wajah cantiknya
menunjukkan senyuman tenang. Dia berujar, "Kak Herios, Guda sudah nggak
berdaya, sekarang kita bisa membicarakan tentang pembagian."
Herios berbalik, wajahnya tetap
tenang, tetapi suaranya sangat dingin, "Bunuh Adriel terlebih dulu, baru
kita akan bicara."
"Kalau begitu, kita bisa
membicarakannya sekarang. Kepala Adriel seharusnya akan dikirim besok,"
kata Felicia dengan santai sambil menunjukkan senyuman.
"Guda masih memiliki banyak
pengikut," ujar Herios dengan acuh tak acuh.
"Apa kak Herios masih ingin
menyerang Guda? Bagaimanapun juga, dia adalah anggota keluarga Buana!"
ucap Felicia dengan kerutan di dahinya.
"Apa kamu masih peduli dengan
hubungan darah itu?" cemooh Herios.
"Kak Herios, kamu sudah salah
paham. Itu adalah kakak ketigaku, kami adalah keturunan dari leluhur yang
sama..." Felicia mengerutkan dahi sedikit, sementara suaranya mengandung
rasa sakit. Kemudian, dia tiba-tiba mengangkat wajahnya sembari berkata dengan
tegas, "Keluarga Buana harus mendapatkan tambahan bagian 20%!"
Herio tersenyum dingin sambil
menjawab, "Setuju!"
"Sampaikan perintahnya. Siapa
pun yang membunuh Adriel, aku, Felicia, akan menganggapnya sebagai tamu
kehormatan. Aku juga bisa memenuhi satu permintaannya!"
"Begitu juga dengan keluarga Maswa!"
Herios hanya menatap semuanya dengan
dingin.
Sementara itu, di sisi lain.
Latihan Adriel juga berada pada titik
kritisnya.
Sungai Darah yang mengelilinginya
sudah tampak seperti sebuah entitas nyata. Airnya sangat kental, mengalir tanpa
terputus, memancarkan hawa dingin yang ekstrem. Dinding gua juga tertutup embun
beku.
"Sudah hampir selesai."
Adriel membuka matanya, wajahnya
sedikit pucat. Membuat Sungai Darah ini juga merupakan beban besar baginya saat
ini.
Sebagian besar kekuatan dan energi
sejati dari Pil Sembilan Raja Ular telah habis digunakan dalam proses membuat
Sungai Darah ini.
Namun, semua itu sepadan...
"Ambillah!"
Sungai Darah itu tiba-tiba menyusut.
Seiring dengan mengecilnya bentuk
keseluruhannya, cairan darah yang
sudah kental itu menjadi makin padat, hingga akhirnya membentuk sebuah entitas
yang mirip dengan permata. Sungai Darah berubah menjadi gelang darah kecil yang
indah, lalu jatuh di pergelangan tangan Adriel.
Gelang itu tampak seperti semacam
permata merah misterius, yang bersinar cerah serta transparan.
Namun, jika diperhatikan dengan lebih
cermat, bisa terlihat seolah-olah ada ular kecil yang bergerak perlahan di
dalam gelang itu.
Ini bukan senjata, melainkan benda
yang aneh.
"Aku akan mencoba kekuatannya!
Jangan buat aku kecewa..."
Adriel mengangkat tangan, lalu
melambaikannya !
Gelang darah itu tiba-tiba terlepas,
berubah menjadi Sungai Darah sepanjang belasan meter. Ia melesat keluar,
melingkari Adriel seperti ular, membuatnya tampak seperti iblis dari neraka!
"Maju!"
Bum!
Sungai Darah itu menabrak dinding
batu di samping, membuat percikan tanah dan batu terlempar!
Dinding batu mengeluarkan suara
korosi. Dalam sekejap, terbentuklah sebuah lubang dalam yang tidak terlihat
dasarnya!
Pada saat ini.
Hendro yang ada di luar terlihat agak
gelisah. Dia bertanya, "Pak Adriel masih belum keluar dari meditasi?"
"Meski dia sudah keluar, kita
harus tetap rendah hati. Pastikan untuk merahasiakan berita ini," ujar
Dennis dengan segera.
Wajah Hendro juga terlihat agak muram
saat menanggapi, "Benar ... "
Dia tidak bisa tidak mengingat berita
yang baru saja dia dengar.
Herios dan Felicia sedang bekerja
sama untuk memburu Adriel!
Siapa pun yang berhasil membunuh
Adriel, dia bisa menjadi tamu kehormatan di keluarga Maswa dan keluarga Buana!
Begitu berita ini tersebar, seluruh
Sagheru langsung gempar.
Ini adalah sebuah kesempatan besar
untuk bisa menjalin hubungan baik dengan keluarga Maswa dan keluarga Buana,
sekaligus menjadi tamu kehormatan di kedua keluarga besar ini. Uang, wanita
cantik, atau pun kekuasaan, semua itu nggak ada artinya!
No comments: