Membakar Langit ~ Bab 1181

 

Bab 1181

 

Di dalam gua Iblis Darah, Adriel menelepon seseorang.

 

"Maaf, Bu Wendy, sepertinya aku akan merepotkanmu lagi," kata Adriel.

 

"Mungkin akan ada orang yang akan datang ke Kota Silas untuk membuat masalah dalam waktu ini. Uh, bukan dari keluarga Romli, tapi dari keluarga Maswa di kota Srijaya."

 

"Ya, sangat wajar kalau kamu belum pernah mendengar tentang mereka. Dibandingkan dengan keluarga Romli, mereka memang nggak begitu terkenal."

 

"Baik, Bu Wendy. Lain kali aku nggak akan mengganggu waktu memasakmu hanya karena urusan sepele ini," kata Adriel sebelum menutup telepon.

 

Setelah menutup telepon, Adriel tidak bisa menahan diri untuk menghela napas kagum. Wendy memang pantas disebut sebagai penguasa Kota Silas. Dia dengan tenangnya berkata, meski seluruh keluarga Maswa datang menyerbu, itu tak akan menghalangi dirinya untuk tetap memasak.

 

Benar-benar luar biasa!

 

Jika keluarga Maswa benar-benar berani datang untuk menyelidiki dirinya, lalu membuat masalah dengan Wendy, mereka mungkin akan menyesal. Karena itu bisa menjadi akhir bagi seluruh keluarga Maswa.

 

Adriel berharap agar leluhur keluarga Buana bisa memahami situasi ini dan bekerja sama dengan baik tanpa mencoba trik-trik licik. Bagaimanapun juga, dia tidak ingin kembali menghadiri perjamuan di keluarga Buana.

 

Selain itu, Adriel sudah mengirim resep obat kepada Gary lebih awal. Dalam dua tahun lagi, Gary kemungkinan besar akan mencapai tingkat ilahi.

 

"Sudah waktunya berlatih," gumam Adriel.

 

Matanya tampak bersinar terang saat memandang tumpukan kecil Batu Sungai Darah di hadapannya.

 

Jika berhasil menguasai teknik Sungai Darah, Adriel pun tak akan bisa dikalahkan selama Sungai Darah tetap ada. Dengan teknik ini, Iblis Darah pernah menjadi yang terkuat di tingkat ilahi agung, meski akhirnya kalah di tangan Tabib Agung.

 

"Batu Sungai Darah ini mungkin hanya cukup untuk membuatku mencapai tahap awal penguasaan Sungai Darah. Tapi bahkan di tahap awal, teknik ini sangat luar biasa. Aku bisa menyembuhkan diriku sendiri saat bertarung, serta mencemari energi sejati lawan!" pikir Adriel sambil tersenyum lebar.

 

Setelah membunuh musuh, Adriel bisa memanfaatkan jantungnya sebagai bahan obat, menggabungkan mayat mereka ke dalam Sungai Darah, lalu pedang setengah jadinya akan menelan senjata mereka. Ini benar-benar sistem yang sempurna, tanpa ada yang terbuang sia-sia.

 

Adriel pun mengerucutkan bibirnya.

 

Kemudian, dia berkonsentrasi, mulai mengingat instruksi yang diberikan oleh Tabib Agung mengenai cara menguasai teknik Sungai Darah.

 

Teknik Sungai Darah ini adalah hasil dari penguasaan Tabib Agung setelah mengalahkan Iblis Darah. Banyak dari teknik tingkat atas dalam warisan Dewa Obat yang diperoleh dengan cara serupa.

 

Adriel mengangkat tangan untuk meraih sepotong Batu Sungai Darah. Segera, energi darah yang besar mulai mengalir dari batu itu, memancarkan aura merah yang tajam.

 

Namun, energi darah itu dipenuhi dengan energi jahat. Bahkan seorang ahli tingkat langit yang tidak tahu cara mengendalikannya pun bisa dengan mudah terkena dampaknya.

 

Pada saat ini, Adriel dengan santai membentuk tanda dengan tangannya, lalu energi darah itu langsung menjadi patuh.

 

Dari energi darah itu, muncul kekuatan kehidupan yang besar dan menyebar ke seluruh gua.

 

Batu Sungai Darah yang terbentuk dari esensi darah para ahli, mengandung energi inti kehidupan yang mereka kumpulkan selama hidup mereka.

 

Saat batu pertama mulai retak, energi darah di sekitar Adriel mulai berubah menjadi pita-pita merah yang perlahan melingkari Adriel.

 

Kemudian, batu kedua, ketiga, serta batu-batu seterusnya mulai mengalami hal yang sama.

 

Seiring berjalannya waktu, malam makin mendekat. Adriel sudah sepenuhnya tenggelam dalam proses pemurnian Batu Sungai Darah.

 

Saat satu per satu Batu Sungai Darah pun hancur.

 

Pita-pita darah yang semula tipis mulai mengembang, tampak makin kuat. Hingga akhirnya, saling terkait membentuk aliran kecil yang mengitari Adriel.

 

Aliran Sungai Darah ini juga mengeluarkan hawa dingin, hasil dari interaksi antara teknik es kuda besi dengan aliran Sungai Darah, menambahkan atribut es ke dalam Sungai Darah.

 

Dalam sekejap, suhu di dalam gua turun drastis.

 

Adriel duduk bersila dengan mata tertutup, dikelilingi oleh aliran Sungai Darah yang terus berputar, tak pernah berhenti. Cahaya remang- remang memantulkan bayangan samar pada wajahnya, membuatnya tampak misterius, seakan berada di antara cahaya dan kegelapan.

 

Sementara itu, di Srijaya, di sebuah vila yang diselimuti kabut.

 

Tempat ini adalah tanah leluhur keluarga Buana.

 

Delapan orang sedang duduk di dalam aula besar dan mengadakan rapat inti. Masing-masing dari mereka memegang sebuah berkas yang berisi informasi tentang peristiwa yang terjadi seputar Harta Karun Iblis Darah.

 

"Guda telah membuat keluarga kita kehilangan harta karun Iblis Darah. Sesuai aturan keluarga, Guda harus menyerahkan bisnis yang diberikan keluarga kepadanya, lalu menjalani penahanan selama satu tahun untuk merenungkan kesalahannya," ujar seorang pria paruh baya dengan nada tenang.

 

Dia adalah Batra Buana, salah satu tokoh penting generasi menengah keluarga Buana yang menempuh jalur politik.

 

Bab Lengkap

Membakar Langit ~ Bab 1181 Membakar Langit ~ Bab 1181 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on December 31, 2024 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.