Bab 1200
Seandainya tadi dia termakan tawaran
Adriel, bukan dia saja yang akan mati, tetapi juga seluruh keluarganya!
"Kamu saja nggak bisa melindungi
dirimu sendiri, tapi malah sok mau melindungiku? Biar kukirim kamu ke alam baka
sekarang juga!" seru Pak Heru sambil bersiap menyerang.
Energi sejatinya pun meledak, membuat
udara di dalam ruangan itu seolah tersedot habis!
Akan tetapi, Adriel sama sekali tidak
ambil pusing. Dia justru melihat ke arah Lila sambil tersenyum dengan sinis dan
berkata, "Ternyata kamu memang menganggap dirimu sepintar itu, ya? Kamu
pikir semuanya ada dalam kendalimu? Kamu pernah berpikir nggak kalau kamu juga
di bawah kendaliku? 11
"Hah! Kamu?" sindir Lila
balik. Dia sudah terlalu malas meladeni Adriel. Bagaimanapun juga, sebentar
lagi pria itu juga akan mati.
"Iya! Aku!"
Tiba-tiba, terdengarlah bunyi gemuruh
yang dingin. Pintu gerbang vila juga mendadak hancur!
Dari balik sepotong pecahan kayu,
muncullah energi sejati berwujud naga yang begitu kuat dan dahsyat!
Wooosh!
Energi sejati berbentuk naga itu
langsung menyerang Pak Heru. Ekspresi Pak Heru sontak berubah, dia merasa
serangan itu sangat mengancam nyawanya.
Pak Heru tidak sempat menghindar.
Tubuhnya langsung terpental melayang dan menubruk dinding dengan kencang hingga
dinding itu retak, lalu darah menyembur keluar dari mulutnya.
"Guru Bumi ... tingkat
sembilan?" pekik Pak Heru dengan ketakutan sambil memuntahkan darah.
Lila dan Pak Galen juga sontak
tertegun melihat ini.
"Mustahil! Si tua bangka dari
keluarga Gunawan itu saja nggak ke sini! Kamu! Dari mana bantuanmu ini berasal,
hah!" bentak Lila, sikap acuh tak acuhnya langsung lenyap.
Adriel balas menatap Lila dengan
tenang sambil berkata, "Kamu pikir cuma kita bertiga yang ada di sini?
Dasar naif sekali... Waktu kamu merancang strategi itu, kamu sebenarnya sudah
terjebak dalam perangkapku! Hmm... Kalau kamu anggap dirimu nomor satu, berarti
aku sudah di peringkat angkasa! 11
"Kevin, keluarlah ke sini!"
Sorot tatapan Pak Galen dan Lila
sontak menjadi kaget.
Tiba-tiba, seorang pemuda berjalan
masuk dengan tenang dan elegan, seorang pria bertopeng berjalan mengikuti di
belakangnya.
Kevin balas menatap Adriel dengan
kaget. "Pak Adriel benar-benar hebat. Kamu sudah menduga aku akan ke sini,
ya?"
Kevin benar-benar merasa kaget.
Padahal dia yakin sudah menyembunyikan hawa kehadirannya dengan sempurna. Dia
memang berniat menyelamatkan Adriel pada momen yang genting agar Adriel
berutang budi padanya dan suatu saat nanti mau membantunya.
Ternyata Adriel malah menyadari hawa
kehadirannya!
Sementara itu, Lila berseru dengan
kaget dan tidak percaya, "Kevin! Kok kamu ada di sini? Berani- beraninya
kamu datang ke sini!"
Lila yang selama ini selalu bersikap
dengan tenang sekarang begitu marah dan kaget!
Dia sudah memperkirakan segalanya,
tetapi kehadiran Kevin benar-benar di luar prediksinya. Ini adalah sebuah
perubahan besar!
"Lila, kamu mengaku pintar, tapi
kamu malah menanyakan pertanyaan yang bodoh begitu? Tentu saja aku ke sini
untuk membantu Pak Adriel! Masa kamu pikir aku ke sini buat membantumu?"
sahut Kevin sambil tersenyum menghina.
Ekspresi Adriel sendiri terlihat
santai dan acuh tak acuh.
Sewaktu keluarga Buana memburunya,
dia sudah kurang lebih bisa menebak rencana Guda. Mana mungkin Guda akan
membiarkan dirinya berada dalam bahaya? Dia pasti akan mengirim orang untuk
senantiasa melindunginya.
Itu sebabnya Adriel sudah
mengaktifkan mata batinnya begitu masuk ke area vila. Dia sudah tahu di mana
Kevin bersembunyi.
Adriel pun tersenyum kepada Lila
sambil berkata, " Orang yang bijak dan baik hati pasti akan menjunjung
perdamaian dan persatuan. Kamu malah nggak sadar sudah dijebak. Harusnya namamu
diubah. Bukan Lila lagi, tapi Lila si Bodoh."
"Ke sini kamu, Lila si Bodoh.
Aku pikir-pikir dulu mau memaafkanmu atau nggak."
No comments: