Membakar Langit ~ Bab 1199

 

Bab 1199

 

"Bagus, bagus, kamu pintar juga," puji Lila sambil mendengkus dengan dingin. "Tapi, karena sebelumnya kamu menolak tawaranku, aku nggak akan memaafkanmu begitu saja sekalipun kamu membunuh Adriel. Kamu harus mematahkan kedua kakimu sebagai ganti rugi atas penghinaanmu terhadapku! Tapi, kupastikan keluargamu tetap selamat!"

 

Bagi Pak Heru, keluarganya adalah titik terlemahnya. Lila bisa dengan mudah mengendalikan Pak Heru menggunakan hal itu, apalagi karena Pak Galen ada di sini untuk melindunginya.

 

Ekspresi Pak Heru pun langsung berubah. Namun, sorot tatapan Lila yang merendahkan semua makhluk hidup lainnya itu membuat ekspresi Pak Heru seketika menjadi putus asa dan frustrasi. Dia pun akhirnya mengangguk dengan penuh harap, " Baiklah!"

 

Setelah itu, Pak Heru menatap Adriel yang terlihat tenang. Dia mulai mengalirkan energi sejatinya dan berkata sambil menggertakkan gigi, "Kalian semua memang orang pintar sedangkan aku nggak mengerti apa-apa. Tapi, aku hanya bisa bertaruh kali ini. Aku hanya ingin melindungi keluargaku!"

 

"Pertaruhan seorang budak itu nggak akan pernah berakhir dengan baik," sahut Adriel dengan sorot tatapan yang seolah mengatakan bahwa Pak Heru itu bodoh.

 

"Matilah kamu!" seru Pak Heru yang sudah memantapkan hati. Dia mengangkat tangannya dan mengayunkan satu tinjunya.

 

Serangan telapak tangan yang besar pun meluncur keluar. Sesampainya di depan Adriel, bentuk telapak tangan itu langsung berubah wujud menjadi serigala berwarna hijau. Serigala itu membuka mulutnya yang dilumuri darah besar-besar, hasrat membunuh yang kuat bisa terasa dari serigala itu!

 

Guru Bumi tingkat dua!

 

Pak Galen pun memicingkan matanya, dia ingin melihat apa Adriel masih punya kartu as lainnya atau tidak. Jika bukan karena hal itu, untuk apa juga dia buang-buang waktu menunggu Pak Heru mencoba membunuh Adriel? Pak Galen 'kan bisa langsung turun tangan.

 

Adriel balas mendengkus dengan dingin, lalu langsung mengaktifkan Teknik Penerobos Surgawi.

 

Tubuhnya seketika dipenuhi dengan tanda-tanda berwarna merah darah, tangannya menggenggam pedang yang permukaannya ditutupi dengan kilat.

 

Adriel pun mengayunkan pedangnya untuk menahan serangan itu!

 

Bunyi gemuruh yang kencang sontak terdengar!

 

Uhuk!

 

Darah pun menyembur keluar dari mulut Adriel. Dia terpukul mundur beberapa langkah dengan wajah yang berubah menjadi pucat!

 

Pakaian di bagian dada Adriel juga terkoyak, memperlihatkan lapisan baju besi berwarna emas yang samar-samar berkilauan di baliknya.

 

"Ternyata dia benar-benar nggak punya trik apa- apa lagi?" pekik Pak Heru dengan kaget. Sebenarnya, tadi dia hanya bermaksud mengetes kemampuan Adriel.

 

Dia bahkan sudah bersiap untuk langsung mundur begitu Adriel memanggil kabut hitam yang mengerikan itu lagi.

 

Akan tetapi, ternyata tidak ada kabut hitam yang muncul...

 

Adriel yang sebelumnya mampu mengalahkan Guru Bumi dengan mudah kali ini malah langsung kalah setelah menerima serangan percobaannya!

 

"Setelah sekian lama dilema, aku akhirnya berhasil memenangkan pertaruhan!" sorak Pak Heru dengan gembira.

 

"Adriel, apa sekarang kamu menyadari betapa lucunya rencanamu buatku? Kamu bahkan nggak jelas ada di mana waktu aku menjalankan trik kota kosong di mal itu!"

 

Lila tersenyum dengan senang menyaksikan rupa Adriel yang begitu menyedihkan. Senyumannya terkesan seperti pemenang. Sama sekali tidak ada kesan kaget di sana seolah-olah Lila memang sudah memprediksi hal ini.

 

Adriel mengusap bekas darah dari sudut bibirnya, lalu melirik Lila dengan dingin. "Kamu pikir aku nggak sanggup membunuhmu?"

 

Pak Galen refleks mengernyit, entah kenapa dia jadi merasa gelisah.

 

Dia benar-benar mengira Adriel akan mati sewaktu berhadapan dengan ular raksasa di Lembah Iblis Darah itu. Waktu itu, situasi Adriel benar-benar terdesak.

 

Namun, waktu itu ekspresi Adriel juga tetap terlihat acuh tak acuh. Setelah itu, Adriel menghajar Pak Galen dan yang lainnya dengan keras sebelum akhirnya mengambil Harta Karun Iblis Darah untuk dirinya sendiri.

 

Itu sebabnya melihat reaksi Adriel yang tenang seperti sekarang membuat Pak Galen jadi merasa gelisah.

 

"Nggak usah buang-buang waktu bicara dengannya, cepat bunuh dia!" desak Pak Galen yang sudah tidak sabar lagi.

 

Lila pun menghela napas dengan angkuh sambil memandangi ekspresi tenang Adriel, lalu berkata, " Sepertinya kartu AS terakhirmu cuma sampai sini, ya. Sudahlah, aku nggak perlu lagi lanjut bermain denganmu."

 

Kemudian, Lila memerintahkan dengan dingin, " Bunuh dia."

 

Pak Heru pun melangkah maju, ekspresinya terlihat dingin dan penuh dendam. "Aku hampir tertipu oleh bajingan tengik sepertimu!"

 

Dia merasa sangat marah!

 

Bab Lengkap

Membakar Langit ~ Bab 1199 Membakar Langit ~ Bab 1199 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on December 31, 2024 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.