Membakar Langit ~ Bab 1193

 

Bab 1193

 

Duar.

 

Suara raungan energi sejati yang intens terdengar bersamaan. Suara tersebut berasal dari sembilan master puncak yang menyerang secara bersamaan, dengan kekuatan yang menakutkan.

 

Namun, pada saat mereka mulai menyerang, terdengar suara guntur di bawah kaki Adriel. Dalam sekejap, Adriel sudah meluncur ke depan.

 

Tempat di mana Adriel berdiri sebelumnya telah hancur berkeping-keping oleh energi sejati tersebut.

 

"Jurusnya lumayan. Bagus, biarkan anak ini menggunakan lebih banyak kemampuannya."

 

Basir memicingkan matanya. Sebagai pembunuh, dia sangat berhati-hati. Hadiah dari keluarga Maswa dan keluarga Buana tidak mudah didapatkan. Makin besar hadiahnya, makin besar bahayanya.

 

Adriel sudah diburu oleh keluarga Maswa dan keluarga Buana secara bersamaan. Hal ini membuktikan jika Adriel tidak bisa diketahui kekuatannya hanya dari tingkat kekuatannya yang terlihat saja. Sebagai orang yang sudah berpengalaman, Basir tentu tidak akan meremehkan Adriel hanya karena dirinya merupakan Guru Bumi.

 

Sebaliknya, dia memerintahkan anak buahnya untuk menguji Adriel dengan nyawa mereka.

 

Dengan perintah darinya, sembilan orang master puncak kembali menyerang secara serentak. Mereka mengepung Adriel dari segala arah.

 

Basir dan Heru memperhatikan dengan saksama.

 

Pada saat ini, Adriel sudah dikepung rapat, dengan musuh di sekelilingnya.

 

"Jangan mencoba sesuatu yang jauh di luar kemampuan, nanti bisa berakibat fatal."

 

Adriel tersenyum menghina.

 

Kaki Adriel menjejak Jurus Tiga Ribu Halilintar. Pada saat yang bersamaan, pedang setengah jadi mulai terbentuk di tangan Adriel. Guntur dan kilat menyambar, meninggalkan jejak cahaya pedang petir yang halus di udara.

 

Semua orang hanya bisa melihat seberkas cahaya perak melintas di depan mata mereka. Dua master puncak yang berada paling dekat dengan Adriel langsung menunjukkan ekspresi terkejut dan buru- buru mengangkat tangan untuk menahan serangan itu.

 

Namun, ketika mereka baru saja mengangkat tangan, cahaya pedang hanya berkedip sebentar dan Adriel sudah melewati mereka dengan cepat, menuju musuh berikutnya.

 

Kedua master puncak itu sedikit terkejut dan agak bingung. Namun, ketika mereka berbalik dan melihat Adriel, sebuah garis darah perlahan muncul di leher mereka. Dalam keadaan bingung, mereka langsung ambruk dan tewas.

 

"Bagaimana mungkin?"

 

Justin berteriak tidak percaya.

 

Justin pernah menyaksikan Adriel menang telak melawan Gilbert. Akan tetapi, dua master puncak yang dihadapi Adriel sekarang sudah berada di tingkat enam.

 

Salah satu dari mereka saja bisa menghancurkan Gilbert dengan mudahnya.

 

Namun, dalam satu serangan pedang dari Adriel, mereka berdua langsung tewas dengan tubuh terpisah.

 

Adriel ini terlalu menakutkan, bukan?

 

"Kalian berdua, cepat serang."

 

Justin menenangkan diri dengan paksa dan buru- buru mendesak Basir juga Heru.

 

"Nggak perlu buru-buru. Anak ini masih bisa menanganinya dengan mudah dan masih punya kekuatan tersembunyi. Kita lihat saja dulu."

 

Basir memicingkan matanya dan menatap pedang setengah jadi, yang ada di tangan Adriel dengan penuh antusias.

 

Barusan, semua orang tidak bisa melihat dengan jelas gerakan Adriel. Namun, mereka bisa melihat jika pedang petir milik Adriel bergerak dengan kecepatan yang luar biasa.

 

Hanya dengan satu serangan saja, Adriel mampu menghabisi dua orang master puncak.

 

Pada titik ini, Adriel melangkah di atas Sungai Darah. Sungai Darah yang bergolak itu mengalir deras dan menerobos kerumunan orang-orang.

 

Seorang master puncak yang sedang panik mencoba menghentikan Sungai Darah itu. Namun, pada detik berikutnya, Sungai Darah itu menabraknya dan langsung menembus energi sejatinya, lalu menghilang di dalam tubuhnya.

 

Tubuhnya terdiam sesaat. Namun, orang itu menemukan dirinya dalam keadaan baik-baik saja. Dia hanya merasa energi darahnya terguncang. Oleh karena itu, dia pun langsung tersenyum meremehkan. "Hanya begini saja?"

 

Adriel meliriknya sebentar. "Dengan kemampuan seperti ini, kamu bisa jadi pembunuh? Pasti kamu melebih-lebihkan CV-mu, 'kan?"

 

"Kamu."

 

Pembunuh yang merupakan master puncak itu langsung marah besar. Namun, ketika dia hendak memaki, yang keluar dari mulutnya adalah darah segar, diikuti dengan pecahan organ dalam. Akhirnya, di depan tatapan ngeri semua orang, sungai darah mengalir keluar dari mulutnya sambil

 

bersorak.

 

Kemudian, tubuhnya langsung menjadi kurus kering.

 

Sungai Darah yang lebarnya lebih dari satu meter itu, kembali membesar beberapa inci.

 

"Lumayan, tapi... "

 

Adriel merasakan Sungai Darah itu berkicau dengan gembira dan tersenyum puas. Kemudian, dengan mata yang bengis, Adriel menatap yang lainnya." Belum cukup."

 

Adriel kembali bergerak dengan cepat dan meninggalkan bayangan, membuat salah seorang master puncak ketakutan hingga kehilangan akal. Dia memang seorang pembunuh, tetapi dia bukan orang yang siap mati.

 

Namun, detik berikutnya, Adriel sudah muncul di hadapannya dan melewatinya dengan cepat.

 

Tidak ada yang bisa melihat dengan jelas apa yang dilakukan oleh Adriel. Tiba-tiba saja, muncul lubang besar yang menembus dada dan perut pembunuh itu.

 

Setiap langkah yang diambilnya, Adriel akan berhasil membunuh satu orang.

 

Bab Lengkap

Membakar Langit ~ Bab 1193 Membakar Langit ~ Bab 1193 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on December 31, 2024 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.