Membakar Langit ~ Bab 1202

 

Bab 1202

 

"Serahkan padaku! Kalau dia mau membunuh kita, tidak akan semudah itu!" Pak Galen mendengus marah, mengeluarkan senjata ekor kuda, mengarahkan energi sejatinya langsung ke lawan. Dia siap bertarung kapan saja!

 

Meskipun dia hanya seorang Guru Bumi tingkat tujuh, dia memiliki trik-trik yang aneh dan berbahaya. Makanya dia memiliki percaya diri untuk menahan lawan.

 

Namun, Vendro hanya menatap Pak Galen itu dengan tatapan datar, mengangkat tangannya, dan...

 

Raung!

 

Terdengar suara rendah seperti raungan naga yang menggema di seluruh vila!

 

Energi sejati yang tak tertahankan mendadak melesat di udara, membentuk naga air besar yang melingkar dengan gerakan ganas, langsung menerjang ke arah Pak Galen. Wajahnya langsung berubah, menyadari bahwa energi sejati itu terlalu kuat untuk dihalangi!

 

Cepat-cepat dia mengayunkan senjata ekor kudanya untuk menangkis serangan naga air tersebut.

 

Namun, pada saat berikutnya, naga air itu menghantam senjata ekor kudanya dengan kekuatan luar biasa, membuat Pak Galen terlempar jauh hingga memuntahkan darah di udara.

 

Namun, naga air itu tidak berhenti dan malah terus melaju dengan kekuatan yang tak berkurang.

 

Melihat naga air itu makin mendekat, Pak Galen tanpa ragu meraih lelaki tua yaitu Pak Heru, yang berdiri terpaku di sebelahnya, dan melemparkannya sebagai tameng!

 

Bom!

 

Pak Heru yang sudah terluka parah seperti perisai hidup yang dihantam langsung oleh naga air tersebut. Tubuhnya langsung ditembus, menciptakan lubang besar di bagian dada dan perutnya.

 

Seperti karung goni yang robek, dia terlempar keras hingga menembus dinding, tak bergerak lagi, tubuhnya sudah tak bernyawa.

 

Meskipun seorang Guru Bumi, di hadapan pertempuran para tokoh besar, dia tidak lebih dari sekadar semut yang mudah dibunuh.

 

"Kamu ... kamu ini Guru Bumi tingkat sembilan? Nggak, ini bahkan lebih dari tingkat sembilan... Mungkin kamu ... setengah langkah menuju master langit?"

 

Pak Galen bangkit dengan susah payah, tangan menekan dadanya yang terasa nyeri, tatapannya penuh keterkejutan dan ketakutan memandang Vendro.

 

Meskipun hanya Guru Bumi tingkat tujuh, dia menguasai berbagai ilmu bela diri yang kuat, tidak mungkin dia dikalahkan hanya dengan satu serangan dari seorang Guru Bumi tingkat sembilan.

 

Saat ini, Pak Galen hanya merasakan kemisteriusan di balik topeng besi itu.

 

Vendro berdiri dengan anggun, memandang Pak Galen dengan dingin dan berkata dengan nada meremehkan, "Dua puluh tahun lalu, aku bisa membunuhmu dengan sekali kibasan tangan.

 

Bahkan sekarang, meski aku sudah tidak layak tampil di dunia ini, orang sepertimu nggak pantas melawanku."

 

Kekuatan yang penuh kesombongan!

 

Dia sama sekali tidak memandang Pak Galen.

 

"Guda benar-benar pandai menyembunyikan rahasianya," gumam Lila.

 

Sekalipun berhadapan dengan lawan yang setengah langkah menuju master langit, wanita yang tidak memiliki kemampuan bertarung ini tetap tenang dan hanya mengomentarinya.

 

"Berhenti berpura-pura, Lila!"

 

Kevin marah melihat sikapnya yang tenang dan berteriak, "Ini kesempatan terakhirmu! Katakan rahasia Felicia, atau kamu akan mati!"

 

"Kamu orang cerdas. Harusnya kamu tahu pilihan apa yang harus kamu buat!"

 

Namun, Lila tampak tidak terpengaruh. Dia malah membantu Pak Galen bangkit, mengoleskan salep ke luka-lukanya, dan dengan tenang berkata, "Hari ini, aku nggak akan mati."

 

Kevin tertawa sinis, menatap Pak Galen dan mengejek, "Hanya karena dia?"

 

"Ya, hanya karena dia," jawab Lila dengan tenang.

 

"Nona Lila... aku sudah memberikan seluruh kemampuanku..." gumam Pak Galen dengan wajah tampak bingung.

 

Lila menatapnya dan menggeleng. "Nggak, belum," balasnya.

 

Tepat setelah itu, Pak Galen tersebut mendadak menjerit kesakitan!

 

Luka yang diolesi salep justru membusuk dengan cepat, mengeluarkan cairan bernanah yang menyembur, darah hitam pekat mengalir keluar disertai bau busuk yang menusuk!

 

Dagingnya mulai membusuk, cairan itu meresap ke dalam jaringan tubuhnya.

 

"Kamu ... kamu wanita keji! Kamu meracuniku!" teriak Pak Galen dengan penuh kemarahan sambil menahan rasa sakit luar biasa.

 

Matanya merah darah, menatap Lila dengan kebencian.

 

Salep itu bukan obat, tetapi racun!

 

Bab Lengkap

Membakar Langit ~ Bab 1202 Membakar Langit ~ Bab 1202 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on December 31, 2024 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.