Membakar Langit ~ Bab 1245

  

Bab 1245

 

Adriel melangkah maju dengan langkah besar. Tubuhnya dipenuhi luka-luka, tetapi auranya yang mengerikan menyebar, menunjukkan penghinaan yang mendalam.

 

Sambil memanfaatkan ketakutan Finn, Adriel melesat maju, bertarung dengan penuh keberanian. Dia siap menghadapi serangan demi serangan untuk membunuh lawannya!

 

Melihat keganasan Adriel yang tak terbendung, Finn berteriak dengan wajah merah padam, "Aku adalah seorang genius! Kalau aku bertarung sampai terluka sepertimu, aku yang akan rugi besar!"

 

Sambil berteriak, dia melayangkan Tinju Hantu dengan satu tangan, sementara Telapak Matahari dengan tangan lainnya untuk menghantam Adriel!

 

Namun, serangannya sama sekali tidak mampu menghentikan langkah Adriel. Dengan Gugur Bulan sebagai penuntun, Adriel menggunakan tubuh kuatnya untuk membantai. Cahaya bulan yang lembut terus maju tanpa bisa dihentikan!

 

Bum!

 

Di hadapan tatapan ketakutan Finn, Adriel yang berani tampak seperti dewa perang yang membelah kabut hitam dan matahari yang terik!

 

Tubuhnya yang penuh dengan tekanan tampak mendominasi, berdiri tepat di depannya!

 

Plak!

 

Tamparan keras yang dipenuhi energi sejati melayang ke wajah Finn!

 

"Banyak omong! Kamu hanya punya tingkat kekuatan, tapi nggak berani mempertaruhkan nyawa. Dasar sampah!" olok Adriel.

 

"Kamu!" Finn begitu marah hingga matanya hampir melotot keluar. Dia hendak menyerang lagi, tetapi rasa takut dalam hatinya membuatnya fokus pada sikap bertahan.

 

Adriel mengambil kesempatan, melancarkan serangan bertubi-tubi!

 

"Dasar nggak berguna, nggak sanggup melawan. Kalian sudah terlalu lama hidup dalam kemewahan, memiliki terlalu banyak sumber daya. Kalau kamu punya keberanian seperti aku, bertarunglah mati- matian. Aku mungkin nggak akan mudah menang. Tapi kamu terlalu takut kehilangan nyawamu! Dengan sifat pengecut seperti ini, beraninya kamu melawanku!" ejek Adriel tanpa henti.

 

Setiap kalimat yang keras itu diikuti oleh tamparan yang keras pula.

 

Semua orang menyaksikan adegan ini dengan terpana, mulut mereka ternganga.

 

Jelas sekali Finn memiliki tingkat kekuatan yang lebih tinggi, tetapi dia terus terpojok. Wajahnya tampak memerah, sementara Adriel terlalu berani dan kuat. Tamparan demi tamparan mendarat, hingga wajah Finn bengkak besar!

 

"Apa dia dewa pembantai? Dengan kekuatannya, mengapa día nggak masuk Akademi Arjuna?"

 

Yulianto terpana melihat pemandangan ini, terkejut tanpa bisa memercayainya.

 

Dengan kekuatan tempur Adriel, para mentor di Akademi Arjuna pasti akan menganggapnya sebagai murid yang sangat berharga!

 

Tatapan Wennie yang tertuju pada Adriel tampak sangat aneh. Dia berujar, "Dia bukan mempelajari seni bela diri seperti kita, tapi seni membunuh. Mungkin dia nggak akan tertarik masuk ke Akademi Arjuna ..."

 

Mentor Wennie pernah berkata bahwa para murid inti di Akademi Arjuna memiliki tingkat kekuatan yang cukup tinggi. Teknik seni bela diri mereka juga cukup hebat. Namun, sayangnya mereka hanya mempelajari seni bela diri. Jadi ketika mereka bertemu dengan musuh yang mempelajari seni membunuh, mereka akan mengalami kekalahan besar!

 

Pada saat itu, dia tidak mengerti maksud kata-kata mentornya. Namun, setelah melihat Adriel, Wennie tiba-tiba mengerti.

 

Inilah yang disebut seni membunuh!

 

Namun, mentornya juga pernah mengatakan dengan nada menyesal bahwa akademi menyadari kelemahan ini pada murid-muridnya. Hanya saja, tingkat kematian bagi mereka yang mempelajari seni membunuh terlalu tinggi, sehingga mereka harus meninggalkannya.

 

Apa yang telah dialami Adriel selama pelatihannya?

 

Wennie memandangnya dengan rasa ingin tahu yang mendalam.

 

"Kamu sudah tamat. Kamu benar-benar sudah tamat! Aku akan membunuhmu!"

 

Wajah Finn tampak bengkak parah, darah menetes dari sudut mulutnya, sementara bibirnya bergetar. Dia adalah seorang genius, kapan dia pernah dipermalukan seperti ini?

 

"Kamu bisa apa?" Adriel menamparnya lagi, berbicara dengan nada merendahkan.

 

Finn menatapnya dengan mata yang seakan terbakar amarah, lalu berteriak, "Serangga Racun Nirwana, bangkitlah!"

 

Tiba-tiba, dia berteriak keras sambil mengangkat tangannya!

 

Dalam sekejap, seekor serangga racun berwarna hijau seukuran kepalan tangan terbang dari tangannya. Sayapnya bergetar, mengeluarkan kabut racun hijau yang pekat.

 

Ini adalah senjata cadangan yang mereka siapkan untuk perjalanan ini. Racun dari Serangga Racun Nirwana sangat mematikan. Bahkan seorang Guru Bumi pun harus berpikir dua kali sebelum menghadapinya.

 

Sekarang dia menggunakannya untuk membunuh Adriel!

 

Adriel menyipitkan matanya, lalu berkata, " Akhirnya aku berhasil memaksamu mengeluarkan senjatamu..."

 

Bab Lengkap

Membakar Langit ~ Bab 1245 Membakar Langit ~ Bab 1245 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on December 31, 2024 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.