Membakar Langit ~ Bab 1205

 

Bab 1205

 

Namun, Simon berbeda. Dia berkata dengan nada khawatir, "Apakah anakku akan baik-baik saja?"

 

Ketika Justin bertindak, dia tidak hanya menahan Yunna dan yang lainnya, tetapi juga mengurung ayahnya sendiri. Bekas luka dari tali di pergelangan tangannya adalah buktinya.

 

Namun, yang paling dikhawatirkannya saat ini tetaplah keselamatan anaknya.

 

"Kamu nggak khawatir dengan keselamatan Tuan Muda?" kata Pak Dennis dengan dingin, menunjukkan sikapnya yang tidak simpatik pada keluarga Millano.

 

Mendengar itu, Yunna menundukkan kepalanya dengan rasa bersalah, sementara mata Wina memerah, dan Simon hanya bisa menarik napas panjang dengan tatapan penuh sesal.

 

"Kuharap Tuan Muda baik-baik saja," tambah Pak Oscar dengan nada dingin. "Kalau nggak ... hmph!"

 

"Ayo."

 

Pak Dennis mempercepat langkahnya. Sejak pertama melihat mata Adriel, dia sudah tahu ada masalah dengan Justin. Namun, sesuai instruksi Adriel, dia harus terlebih dahulu menyelamatkan Yunna dan yang lainnya di hutan.

 

Meski tidak rela, dia tetap patuh pada perintah.

 

Namun, jika sesuatu terjadi pada Adriel, dia akan siap melibas habis keluarga Millano!

 

Pada saat yang sama, di vila keluarga Millano.

 

Di dalam sebuah kamar tidur, Adriel sudah menggendong Lila dalam pelukannya dan melemparkannya ke tempat tidur besar.

 

Lila pun mengikuti gerakan itu dengan gemulai, menampilkan lekuk tubuhnya yang memikat.

 

Kakinya yang jenjang dan pakaian yang tersingkap sebagian membuatnya tampak sangat menggoda. Matanya yang berkilauan memancarkan tatapan penuh godaan.

 

"Sudah terbiasa, ya?" kata Adriel dengan datar.

 

Lila tersenyum penuh arti dan berkata dengan nada lembut, "Aku nggak hanya belajar dari buku. Para wanita yang dibina Felicia sudah terbiasa mempelajari cara-cara untuk memikat pria. Tentu saja, selama ini hanya menggunakan alat palsu."

 

"Ini pertama kalinya aku melakukannya sungguhan, tapi aku yakin kamu akan puas," ujarnya dengan nada penuh godaan.

 

"Kamu percaya diri sekali," balas Adriel.

 

Dengan tatapan menggoda, Lila menatap Adriel dan berkata, "Kudengar kamu sangat kuat dalam...' praktek langsung'? Apa ada yang bisa kamu ajarkan padaku?"

 

Wanita yang haus akan ilmu seperti ini sungguh langka.

 

Sikap Adriel yang suka membantu seolah tidak bisa dia tinggalkan.

 

"Adriel, kamu mungkin belum mengerti. Aku ini yatim piatu, tidak seberuntung kalian yang hidup dengan keluarga utuh. Kamu pikir Felicia mengadopsiku karena dia berbaik hati? Menurutmu, Felicia adalah orang baik?" ucap Lila, suaranya dipenuhi kepahitan.

 

"Kalau dia benar-benar sayang padaku, dia nggak akan menyuruhku belajar melayani pria. Kamu tahu betapa kerasnya hidupku sejak kecil?" lanjut Lila dengan suara penuh tekanan. "Aku dipaksa belajar apa pun yang bisa kupelajari. Jika aku gagal, Felicia akan menjadikanku seperti anak-anak angkatnya yang lain, menyerahkanku pada pria lain untuk mendapatkan dukungan mereka."

 

"Aku hanyalah barang dagangan, sebuah pion, sesuatu yang bisa dia jual kapan saja. Daripada menunggu dijual olehnya, lebih baik aku menjual diriku sendiri."

 

"makin baik aku memuaskanmu, makin besar hargaku nanti."

 

Tatapannya yang biasanya dingin dan cerdas kini berubah gila, seakan dia tengah melampiaskan tekanan bertahun-tahun, gerakannya makin berani.

 

Wanita ini benar-benar berbeda. Dia memperlakukan dirinya sebagai barang. Mungkin hanya dengan pola pikir seperti ini dia bisa bertahan hidup di lingkungan kejam sejak kecil.

 

Adriel bisa merasakan ambisi dan keinginannya yang besar, tersembunyi di balik kecerdasan dan ketenangannya.

 

"Kita memang pasangan kotor dengan masa lalu yang kelam, ya?" balas Adriel sambil tersenyum tipis.

 

Dua tahun dipenjara dan tertekan juga membuat sisi liar di hatinya makin menguat. Pengalaman hidup Lila di keluarga Buana pasti tidak kalah berat dibanding dirinya.

 

Tanpa ragu, dia memutuskan untuk membiarkan Lila mendapatkan apa yang diinginkannya.

 

"Nanti setelah aku kembali ke keluarga Buana, aku akan melanjutkan rencana Guda dan memprovokasi Felicia untuk menyerangmu!" seru Lila dengan penuh gairah.

 

"Lalu?" tanya Adriel sambil tersenyum.

 

"Lalu, berikan padaku salinan resep ramuan penyuci itu. Aku akan mengambil alih kekuasaan yang ditinggalkan Felicia. Setelah Felicia tersingkir, aku akan membuat Guda tunduk sepenuhnya padamu!" Adriel menatap Lila dengan makin kagum.

 

Bab Lengkap

Membakar Langit ~ Bab 1205 Membakar Langit ~ Bab 1205 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on December 31, 2024 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.