Membakar Langit ~ Bab 1187

 

Bab 1187

 

Pada saat itu, kerumunan orang terkejut oleh petir yang tiba-tiba menggelegar. Mereka melihat bahwa Adriel telah mengendalikan Sungai Darah dan mengubahnya menjadi gelang darah yang melingkari pergelangan tangannya.

 

"Tuan Muda, kamu sudah menyerap harta karun Iblis Darah dan sudah menerobos ke master puncak tingkat delapan?" kata Pak Dennis dengan penuh kekaguman.

 

"Selamat buat Pak Adriel karena sudah menembus dua tingkat lagi!"

 

Hendro dengan penuh semangat melangkah maju untuk memberikan penghormatan.

 

Hanya seorang master puncak tingkat delapan tidak akan menarik perhatiannya.

 

Namun, hanya dalam tiga hari, sudah naik dua tingkat lagi!

 

Kecepatan macam apa ini?

 

Ini jelas bukan kecepatan terobosan dari wilayah bawah!

 

"Cuma kebetulan."

 

Adriel tersenyum samar. Sebenarnya, dia ingin mengandalkan Pil Raja Ular Sembilan Putaran untuk mengumpulkan kekuatan dan mencapai tingkat Guru Bumi.

 

Akibatnya, sebagian besar kekuatan obatnya habis dikonsumsi untuk pemurnian Sungai Darah. Jika tidak, kemunculannya di tingkat Guru Bumi mungkin akan membuat Hendro dan yang lainnya sulit menerima.

 

Bagaimanapun, manusia tidak dapat

 

membayangkan kecepatan latihan pewaris Tabib

 

Agung.

 

"Selama aku bersemedi, apa ada yang terjadi?"

 

tanya Adriel dengan sikap santai.

 

Pak Dennis dan Hendro saling memandang. Pak Dennis menghela napas dan mulai bercerita tentang pergerakan keluarga Buana dan keluarga Maswa.

 

Dalam kata-katanya, Pak Dennis merasa sangat khawatir. Ketika dia selesai berbicara, dia menghela napas pelan dan berkata, "Untungnya, keluarga Buana dan keluarga Maswa nggak menyebarkan berita soal Tuan Muda yang mendapatkan harta karun Iblis Darah. Mereka mungkin takut menarik perhatian orang yang punya niat buruk dan nggak mau lebih banyak orang ikut merebutnya."

 

"Sepertinya, resep obatmu yang nggak bekerja, makanya keluarga Buana mengejarmu."

 

Pada saat ini, Siska tiba-tiba angkat bicara dengan nada acuh tak acuh.

 

"Maksudmu apa?!"

 

Hendro sangat marah. Dia langsung menamparnya dengan keras dan menatapnya dengan tatapan dingin. Dia berkata, "Siska, kamu cari mati, ya?"

 

Ada bekas tamparan di wajah Siska, tetapi pandangannya ke Adriel tetap tajam dan dingin. Dia berkata dengan nada santai, "Aku cuma menyampaikan fakta saja."

 

"Masih berani ngomong!"

 

Hendro hendak menghukum Siska.

 

Namun, Adriel berkata dengan acuh tak acuh, "

 

Sudah, biarkan saja. Ada yang nggak beres di sini. Sepertinya, ada yang sedang merencanakan sesuatu besar."

 

"Apa?"

 

Hendro sedikit tercengang. Dia ingin menanyakan sesuatu, tetapi Adriel tidak menjelaskan lebih lanjut.

 

Dengan kemampuan teknik membaca pikirannya, dia sudah melihat bahwa seiring dengan tekanan dari keluarga Buana, Hendro juga mulai meragukan hal yang sama seperti Siska. Dia curiga jika masalah itu disebabkan oleh teknik pencuci tulang sumsum yang dia berikan.

 

Begitu dia mengkonfirmasi ini, mereka pasti akan berpaling dan pergi serta tidak menutup kemungkinan untuk berusaha menjatuhkan.

 

Dia juga seorang leluhur. Bagaimana mungkin bisa benar-benar setia pada dirinya sendiri?

 

Tidak mungkin dia benar-benar mengorbankan keluarga dan karier demi kepentingan pribadi.

 

Sebenarnya, Hendro berkumpul dengan orang- orang hanya karena kepentingan pribadi.

 

Namun, Adriel tidak peduli dengan hal ini. Meminta kesetiaan mutlak seseorang adalah hal yang tidak masuk akal untuk dilakukan. Selain itu, menurut Adriel, melampaui Guru Bumi tingkat sembilan seperti Hendro tidak membutuhkan waktu lama.

 

"Nggak usah bahas soal ini. Ayo kita bagi hasil. Sesuai perjanjian, soal Harta Karun Iblis Darah, kalian berhak mendapat kredit."

 

Adriel Lavali memberikan sebuah liontin batu alam darah kepada Hendro.

 

"Pak Adriel, kenapa harus repot-repot? Keluarga Gunawan nggak banyak membantu..."

 

Hendro awalnya ingin menolak, tetapi begitu memegang batu alam itu, dia langsung tercengang.

 

Dia merasakan ada semburan energi kehidupan yang murni yang masuk ke dalam tubuhnya, seolah- olah menyegarkan setiap bagian tubuhnya.

 

Energi hidup yang hampir habis itu dengan cepat pulih kembali.

 

Bahkan keinginannya yang sudah lama terpendam, mulai muncul lagi, seperti pohon tua yang kembali bersemi!

 

Dia merasa bahwa dengan mengenakan liontin batu alam ini, dia akan dapat hidup selama beberapa tahun lagi!

 

"Pak Adriel, ini... "

 

Hendro menatap Adriel dengan tidak percaya.

 

"Cuma hadiah kecil. Liontin itu bisa langsung mengisi ulang energi hidupmu. Yah, nggak beda jauh sama obat mujarab yang katanya bisa menyembuhkan segala penyakit."

 

Adriel berkata dengan nada santai. Ini adalah liontin batu alam yang terbuat dari sisa-sisa Kristal Sungai Darah. Dia telah membersihkan energi jahat Kristal Sungai Darah yang melukai orang. Yang tersisa hanyalah energi kehidupan murni.

 

Iblis Darah telah membunuh begitu banyak orang. Jangan anggap remeh liontin batu alam ini. Di baliknya, tak terhitung berapa banyak nyawa yang telah terkorbankan.

 

Kebanyakan penyakit umumnya muncul karena energi kerusakan energi kehidupan dan tubuh tak mampu menyembuhkan diri. Liontin batu alam ini adalah benda terbaik untuk memperbaiki dan menjaga vitalitas!

 

Bab Lengkap

Membakar Langit ~ Bab 1187 Membakar Langit ~ Bab 1187 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on December 31, 2024 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.