Bab 1208
Lalu, Lila mengerutkan kening dan
sedikit terhuyung. Namun, dia memaksakan diri untuk berdiri tegak. Lalu, dengan
begitu alami menampilkan tubuh telanjangnya yang indah di depan Yunna.
Lila menyisir rambutnya ke belakang
telinga dengan lembut, lalu berjalan ke samping Yunna, menatap langsung ke
matanya dan berkata sambil tersenyum, "Nona Yunna, kelak Pak Adriel akan
makin sering menghadapi hal seperti ini. Nggak ada cara lain, begitulah
masyarakat kelas atas sejak dahulu kala. Ya, kelas atas adalah yang paling
rendahan!"
"Di zaman kuno, saling
memberikan selir adalah masalah sepele. Sekarang sudah cukup terkendali."
"Kalau kamu nggak bisa
menerimanya, itu berarti kamu nggak bisa mengimbangi langkah Pak Adriel. Aku
sarankan, sebaiknya kamu meninggalkan Pak Adriel lebih awal."
Setelah mengatakan itu, Lila
tiba-tiba tersenyum penuh arti dan menambahkan, "Selain itu, yang harus
kamu tangani sekarang adalah masalah lain...
"Dalam keluarga seperti kita,
jika ada satu orang yang mengkhianati, maka seluruh keluarga akan menderita.
Yang harus kamu khawatirkan sekarang bukan masalah kecil seperti
perselingkuhan, melainkan apakah kamu masih tetap bisa tinggal di sisi Pak
Adriel!"
Selesai berbicara, meskipun Lila telanjang,
dia seperti binatang buas yang keluar dari hutan dan kekuatannya mencapai
puncak dalam sekejap!
Lila mendekatkan diri ke telinga
Yunna, lalu berkata dengan nada berbahaya, "Di masyarakat kelas atas kita
ada aturan lain. Jika satu orang memberontak, seluruh keluarga akan terkena
dampaknya!"
"Kakakmu ingin membunuh Adriel!
Sekarang, jasad kakakmu ada di lantai bawah. Menurutmu, apakah Adriel akan
membasmi sampai akarnya?"
"Pak Adriel bisa mengangkat
keluarga Millano sampai ke tingkat tertinggi, dia juga bisa menendang kalian
sampai ke tingkat terendah!"
"Yunna, apakah kamu sudah
benar-benar memahami statusmu?"
Tiba-tiba, wajah Yunna menjadi pucat.
Dia pun tersadar, dia baru saja terganggu oleh hal-hal kecil seperti
perselingkuhan.
Namun kenyataannya, Justin ingin
membunuh Adriel!
Mana yang lebih penting?
Kematian kakaknya, Adriel dalam
bahaya, dirinya mungkin akan ditinggalkan oleh Adriel, seketika hatinya
dikuasai oleh berbagai emosi.
Terpancar senyuman yang menarik dan
berbahaya di mata Lila saat menatap Yunna, seakan-akan dia merasa senang
mempermainkan Yunna.
Lila telah mengalami perjalanan yang
menyakitkan dan menyedihkan, bahkan dia sendiri tidak menganggap dirinya
sebagai manusia.
Tentu saja Lila juga tidak akan
menganggap orang lain sebagai manusia, mengolok Yunna hanya sebatas permainan
saja.
"Diam kamu! Jika kamu menakuti
dia lagi, aku nggak akan mengampunimu!"
Namun saat ini, suara Adriel
tiba-tiba terdengar.
Ini membuat senyum di wajah Lila
menghilang. Dia melihat Adriel menatapnya dengan ekspresi dingin, dia langsung
berkata sambil menggerutu, "Nggak menarik ... "
Saat itu juga, Lila berbalik dan
berkata dengan tenang kepada Yunna, "Nggak menakutimu lagi. Kakakmu bukan
dibunuh oleh Adriel. Dia sendiri yang mencari orang-orang Organisasi Gagak
Darah untuk membunuh Adriel. Tapi dia malah mengundang bahaya dan akhirnya
dibunuh oleh orang-orang Organisasi Gagak Darah. Hanya karena dia nggak ingin
berbagi pujian dengan Adriel."
"Jadi, kamu juga nggak perlu
memendam kebencian terhadap Adriel."
"Sekarang, aku secara pribadi
sudah mencapai kesepakatan dengan Adriel. Kalau kamu membocorkan berita ini,
maka kamu akan mengikuti jejak kakakmu. Apakah kamu mengerti?"
Yunna juga telah melalui banyak
pengalaman dan selalu cerdas, meskipun dia terkejut dengan hal-hal yang
tiba-tiba muncul ini, dia segera tenang dan mendapatkan kembali akal sehatnya.
"Belum giliranmu untuk
mengajariku melakukan sesuatu. Kamu pikir karena kamu tidur dengan Adriel, kamu
bisa memerintahku melakukan sesuatu dan memamerkan keunggulanmu? Orang
sepertimu nggak akan pernah mengerti perasaan antara aku dan Adriel,"
balas Yunna.
Yunna menyadari bahwa dia tidak boleh
ditakuti oleh Lila, dia menekan emosinya yang kacau dan menyerang balik.
Awalnya Lila berniat menindas Yunna
lagi, tetapi dia terpaksa menahan diri saat melihat tatapan membunuh Adriel.
"Pergilah mengurus jasad
kakakmu," ucap Lila dengan tenang.
Yunna melirik Adriel dan tidak
mengatakan apa pun, lalu dia langsung turun ke lantai bawah.
Adriel mengenakan pakaiannya, lalu
berkata kepada Lila, "Kamu hanya boleh berbuat sampai di sini, apa kamu
mengerti?"
No comments: