Bab 1214
"Pak Dennis, Pak Oscar, berapa
banyak hal yang kalian ketahui tentang Enam Jalan Kematian?"
tanya Adriel sambil bermain dengan
ponselnya di kursi belakang.
Alamat surel yang diberikan oleh
Vendro adalah satu -satunya jalan untuk berkomunikasi dengan Enam Jalan
Kematian.
Mendengar pertanyaan Adriel, Dennis
dan Oscar terlihat agak ragu.
Setelah beberapa saat, Pak Dennis pun
berkata dengan rasa bersalah, "Tuan Muda, maafkan aku, aku dan Gary sudah
berusaha keras untuk menyelidiki hal ini, tapi Enam Jalan Kematian adalah
organisasi pengkhianat yang berasal dari berbagai negara dan beroperasi dengan
rahasia."
Dennis menghela napas dan kembali
berkata, " Sejujurnya, tingkat kemampuanku masih terlalu rendah. Bahkan
kalau aku bertemu dengan anggota Enam Jalan Kematian, aku mungkin juga akan
merasa kesusahan."
Para pengkhianat yang sanggup
mengkhianati negara tentu bukanlah orang yang mudah diajak bergaul...
"Kita sama sekali tidak mampu
membantu Tuan Muda, sepertinya lebih baik kalau kita berdua mengubah nama
menjadi kombinasi sampah yang tidak berguna..." ujar Oscar.
"Diam!" kata Dennis dengan
ekspresi yang muram.
Adriel tersenyum dan berkata,
"Sudahlah, ini hanya masalah kecil. Organisasi Enam Jalan Kematian ini
memang lebih kuat, aku harus memikirkan cara lain..."
Saat ini, Adriel tiba-tiba merasa
hatinya tergerak.
Adriel kemudian membuka kotak
suratnya dan mengetik sebuah pesan yang berisi: "Herios dari Kota Srijaya
mendapatkan Harta Karun Iblis Darah."
Adriel kemudian menekan tombol kirim,
lalu meletakkan ponselnya dan menatap keluar jendela.
Masalah yang akan dihadapi Herios
kali ini sepertinya agak besar
Adriel seolah-olah sudah melihat
bayangan Herios yang gagah dan berani sedang bertarung dengan Organisasi Enam
Jalan Kematian
Saat ini, mobil mereka sudah sampai
di depan sanatorium dan masih ada banyak orang yang berkumpul di sana. Mereka
terlihat begitu cemas karena melakukan kesalahan pada Adriel tadi.
Namun di saat yang bersamaan, ponsel
mereka tiba- tiba berdering dan semua orang menerima satu pesan yang sama.
"Apa? Organisasi Gagak Darah
sudah hancur dan Adriel juga mati?"
"Keluarga Buana dan keluarga
Maswa akhirnya bekerja sama untuk membunuh Adriel setelah mereka dirugikan
waktu itu!"
Mendengar perkataan-perkataan ini,
semua orang menjadi hening.
Kemudian, terdengar suara sorak-sorai
yang sangat keras!
"Adriel terlalu sombong dan
kejam, dia bahkan berani membunuh semua keluarga! Orang jahat ini akhirnya
mendapat balasannya!" ujar Ergo sambil ersenyum sinis.
Di saat yang bersamaan, semua orang
mulai melampiaskan rasa kesal yang mereka tahan selama ini!
Bagaimanapun juga, Adriel seperti
gunung besar yang menindih kepala mereka.
Saat ini, gunung besar itu akhirnya
hancur!
"Keluarga Buana dan keluarga
Maswa akhirnya turun tangan. Mereka sudah seharusnya turun tangan sejak awal,
Adriel benar-benar sangat berbahaya. Kalau dia dibiarkan begitu saja, tidak
tahu masalah besar apa yang akan ditimbulkan di kota Majaya nanti... "
"Ini adalah berita yang
disebarkan oleh keluarga Millano, tidak mungkin salah. Mereka akan pindah dari
kota Majaya dan menjual semua aset keluarga mereka dengan harga yang
murah!"
"Apakah aset-aset milik Adriel
juga..."
Ekspresi semua orang terlihat begitu
senang dan serakah ketika membicarakan hal ini. Aset yang ada di tangan Adriel
tidaklah sedikit. Aset dari Sekte Harimau Hitam sudah cukup besar di mata semua
orang.
Namun, Hendi malah menghela napas dan
berkata, " Mulai sekarang, keluarga Surya akan menutup pintu dan menjaga
makam Pak Adriel."
Setelah mengatakan itu, Hendi pun
berjalan keluar dari kerumunan orang yang menatapnya dengan tatapan sinis.
Bayangan tubuhnya seketika dipenuhi dengan aura kesepian. Dia memang
menginginkan Adriel mati, tetapi dia juga mengingat semua kebaikan Adriel.
Setelah mendapat kabar kalau Adriel
sudah meninggal, Hendi merasa lega di dalam hatinya, tetapi rasa bersalah juga
menghantui dirinya. Dia sama sekali tidak mengharapkan aset Adriel dan memilih
untuk menjaga makamnya.
Melihat kerumunan orang yang
tenggelam dalam kegembiraan melalui jendela, Adriel hanya bisa tersenyum getir
dan berkata, "Apakah aku begitu dibenci saat hidup? Aku bahkan meragukan
diriku sendiri, apakah aku benar-benar merupakan seorang penjahat yang tak
terampuni?"
No comments: