Bab 1168
Dalam waktu bersamaan dia juga harus
melindungi anggota Herios. Dengan cepat dia menuju ke arah Adriel.
Wajah Siska tampak pucat, bahkan
ekspresi Pak Dennis dan yang lainnya juga berubah. Meskipun Adriel
membangkitkan energi darah ular, tetapi lawanna memiliki harta karun aneh yang
membuatnya masih bisa menyerang!
"Kamu hanya tahu beberapa trik
jahat yang hanya bisa melakukan trik itu untuk menghancurkan kita bersama saja.
Berani sekali kamu menjebakku?" ujar Herios.
Herios menatap Adriel dengan tajam
dan berkata dengan marah, "Senjata ekor kuda ini telah disembah di depan
patung pendiri doktrin selama tiga ratus tahun! Keluarga Maswa meminjamnya
dengan harga yang tinggi! Sangat mudah untuk mengalahkan trik-trik kamu
itu!"
"Awalnya aku nggak ingin
membunuhmu, tapi sekarang, matilah!" kata Herios.
Herios dan pendeta itu datang dengan
menghancurkan ribuan ular tersebut. Ular-ular tersebut hancur berkeping-keping
setelah mereka lewati. Kekuatan mereka begitu menakutkan!
Bahkan Guda pun terkejut melihatnya.
Dia tidak pernah menyangka bahwa pihak lawannya masih memiliki senjata sakti
seperti senjata ekor kuda itu!
Kalau begitu Adriel pasti akan mati!
Pak Dennis dan yang lainnya juga
menjadi pucat dan tegang
Namun, di saat Herios tersenyum
jahat, Adriel justru berkata dengan tenang, "Harta yang bagus, tapi coba
lihatlah belakangmu."
"Bisa-bisanya mempermainkanku
dengan trik anak kecil itu!" ujar Herios.
Herios tertawa dingin, tetapi sebelum
tawa jahatnya hilang, tiba-tiba dia terkejut dan merasakan hawa dingin dari
belakangnya.
Kemudian secara refleks dia berbalik
dan tiba-tiba tercium aroma bau busuk yang sangat menusuk!
Di dalam pupil matanya yang tiba-tiba
mengecil, terpantul bayangan ular yang menakutkan.
Itu adalah seekor ular raksasa!
Ketika tubuh yang terdiri dari energi
darah itu naik ke udara, terlihat sisik-sisik yang sangat padat dan berkedip
dengan cahaya darah di bawah sinar matahari!
Tubuh bagian bawah yang besar
melingkar di dasar lembah dan ketika tubuh bagian atasnya muncul, tingginya
mencapai tiga hingga empat lantai!
Perasaan penindasan yang mencekam.
Gigi taring yang terbuka dan nafas yang busuk.
Semua ini membuat kaku Herios yang
dianggap sebagai penguasa yang tidak tergoyahkan dan yang selalu dihormati.
Perasaan penindasan itu begitu luar
biasa sehingga membuatnya seperti diselimuti oleh rasa takut yang besar. Kini
dia menjadi kaku seketika.
Tidak hanya dia, bahkan semua
anggotanya, pendeta, Guda, Kevin, Fahjar, Pak Dennis, serta yang lainnya merasa
seperti terkena mantra pengunci saat melihat adegan tersebut. Mereka terpaku di
tempat dan merasa seolah-olah jantung mereka terjepit erat!
Suasana di tempat itu tiba-tiba
menjadi hening yang aneh.
"Lari!!!" teriak Herios.
Tiba-tiba suara teriak dari Herios
memecahkan keheningan.
Seketika dia melarikan diri bersama
dengan pendeta dan yang lainnya!
Seberapa ganasnya mereka tadi,
sekarang mereka melarikan diri dengan kecepatan lebih dari dua kali lipat!
Saat ini, semua orang tiba-tiba
tersadarkan.
Betis Kevin menjadi lemas, lalu dia
berteriak ketakutan, "Ayah, cepat lari!"
"Nggak bisa lari! Lindungi
Herios. Kita akan menyerang ular raksasa itu bersama-sama!" Guda juga
berteriak keras!
Sekarang bukan waktunya bertengkar.
Mereka harus menghadapi ular raksasa itu terlebih dahulu!
Setelah itu, Guda melepaskan energi
sejatinya, lalu menyerang dengan cepat!
Sekarang bukanlah waktu untuk
menyayangi nyawa. Mereka harus segera bekerja sama untuk melawan ular raksasa
tersebut. Hanya dengan cara itu mereka bisa memiliki sedikit harapan hidup!
Orang-orang lainnya juga tersadarkan.
Fahjar dengan susah payah menelan ludah dan dengan gemetar membentuk segel!
Hoo!
Ular raksasa sedang mendesis, sambil
menyerang ke arah mereka!
Keluarga Gunawan dan yang lainnya
juga ketakutan sampai tak berdaya.
"Adriel, ini semua gara-gara
ulahmu! Kamu nggak mampu tapi masih saja berani membangkitkan energi darah
ini!" Siska berteriak.
"Pak Adriel, kita lari atau
serang balik?" tanya Hendro.
Hendro bahkan kehilangan niat untuk
menampar Siska.
Namun, saat ini Adriel hanya
memandang ular Raksasa itu dengan mata sedikit terpejam, " Mengapa harus
lari? Aku sudah lama menunggu ular raksasa yang terbentuk dari energi darah
ini..."
No comments: