Membakar Langit ~ Bab 1174

 

Bab 1174

 

Wajah Kevin langsung memerah. Adriel memang pernah mengucapkan kata-kata itu.

 

Namun, saat itu baik dirinya mau pun ayahnya tidak mempedulikan Adriel sedikit pun.

 

Namun, kali ini Guda sama sekali tidak marah. Dia hanya berkata dengan tenang, "Jangan bilang kamu menyindirku beberapa kali, meski kamu ingin membunuhku, kebetulan sekali aku selamat. Kita tetap bisa bekerja sama selama menguntungkan !"

 

Mata Guda tampak berbinar saat menatap Adriel. Dia menambahkan, "Pisau untuk membagi daging ada di tanganmu, tapi kalau kamu memakan seluruh potongan daging itu sendiri, perutmu mungkin akan pecah. Lebih baik tinggalkan sedikit untuk keluarga Buana!"

 

"Apa kamu pikir kamu layak untuk bekerja sama dengannya?"

 

Pada saat itu, tiba-tiba sebuah suara terdengar. Ternyata itu adalah Herios.

 

Dia berjalan mendekat dengan wajah pucat, menatap Adriel, lalu berkata dengan suara dingin, " Kalau kamu bekerja sama dengan keluarga Maswa, semua masalah yang lalu akan kami maafkan! Selain itu, hasil yang didapatkan kali ini akan dibagikan denganmu. Aku akan mendapat 70, sementara kamu akan mendapat 30!"

 

Energi darah di Lembah Iblis Darah belum sepenuhnya hilang. Untuk bisa mendapatkan Harta Karun Iblis Darah sepenuhnya, mereka masih membutuhkan bantuan Adriel!

 

"Kamu masih ingin membaginya dengan Tuan Muda? Dari mana datangnya rasa percaya dirimu!" kata Dennis sambil tersenyum panuh amarah.

 

Sebelumnya, Herios ingin membunuh mereka!

 

Herios hanya membalas dengan tenang, "Kalau aku nggak salah, kamu membunuh ular besar ini karena sangat familiar dengan Iblis Darah. Tapi kekuatanmu sendiri masih di master puncak tingkat enam. Lembah Iblis Darah pada akhirnya akan lenyap, sementara kamu akan kembali ke Majaya. Saat itu, membunuhmu hanya masalah sepele bagi keluarga Maswa."

 

"Tentu saja, mungkin sekarang kamu bisa membunuhku. Tapi di matamu, nyawamu sangat berharga. Kamu nggak akan melakukan pertarungan yang bisa membunuh dirimu sendiri. Aku benar, ' kan?" tambah Herios.

 

Begitu kata-kata ini terucap, ekspresi di wajah orang orang langsung berubah.

 

Ini sikap seorang tiran!

 

Herios bisa melihat segalanya dengan jelas dalam sekejap. Dia telah menangkap kelemahan Adriel.

 

Adriel pernah berkata bahwa dia adalah satu- satunya raja di Lembah Iblis Darah. Namun, itu hanya terbatas di Lembah Iblis Darah.

 

Sementara itu, Guda yang seharusnya menggunakan kesempatan ini untuk memberikan tawaran juga terdiam, hanya tersenyum memandang Adriel.

 

Meski kedua orang ini baru saja hampir mati karena dikejar oleh ular besar, sebenarnya kedua orang ini sangat penuh perhitungan.

 

"Tuan Muda setidaknya telah menyelamatkan nyawa kalian! Tapi kalian malah menekannya seperti ini!" ujar Dennis dengan marah.

 

"Dia sebenarnya berharap aku mati. Hanya saja, dia khawatir ular tersebut akan menjadi lebih kuat setelah memakanku, jadi dia menyelamatkanku."

 

Herios berkata dengan ketidakpedulian, "Adriel, aku tahu kamu ingin membunuhku, tapi aku bisa memberitahumu kalau aku nggak akan mempermasalahkan hal kecil."

 

"Dibandingkan dengan Harta Karun Iblis Darah, nyawa Nando nggak ada artinya. Bahkan dendam karena membunuh anakku bisa aku lupakan. Kamu hanya menderita sedikit penghinaan kecil, kenapa nggak bisa melupakannya? Berikan aku 70% harta karun Iblis Darah, maka mulai sekarang kamu akan menjadi teman keluarga Maswa. Ini adalah kesepakatan yang bagus bagimu," lanjut Herios.

 

Pada saat ini, Guda hanya diam-diam mengamati segalanya. Tampaknya dia tidak berniat untuk memberikan tawaran.

 

Wajah Adriel tetap tenang. Herios tidak menawarkan kerja sama saat menghadapi ular besar. Namun, pada akhirnya dia masih menganggap kekuatan Adriel lemah dan mudah ditekan. Dia berpikir dia bisa mengendalikan segalanya.

 

Adriel berkata dengan tenang, "Kalau aku takut pada keluarga Maswa, kenapa aku berani menghancurkan keluarga Forez di depan kepala pelayan keluarga Maswa?"

 

"Hanya satu alasan. Heríos, di mataku, kamu maupun keluarga Maswa di belakangmu nggak lebih dari tulang belulang di kuburan!" lanjut Adriel.

 

Ekspresi penuh kemarahan muncul di wajah Herios. Namun, dia segera menekan amarahnya untuk kembali tenang. Dengan suara dingin dia berkata, " Meski kamu bisa mendapatkan Harta Karun Iblis Darah, apa kamu bisa mempertahankannya? Itu adalah harta karun ilahi agung! Berikan keluarga Maswa 70%, maka kamu akan mendapatkan 30%, aku sudah sangat menghormatimu dengan melakukan ini! Atau kamu benar-benar ingin mengambil semuanya untuk dirimu sendiri?"

 

Paksaan!

 

Ini adalah paksaan secara terang-terangan!

 

Ketika melihat ini, senyuman muncul di wajah Guda. Inilah saat yang dia tunggu-tunggu.

 

Dia menunggu Herios menawarkan harganya, kemudian dia akan mengajukan penawarannya.

 

Terutama ketika ketegangan makin meningkat di antara keduanya. Pada saat kritis, dia akan turun tangan, membuat Adriel tidak punya pilihan selain bekerja sama dengannya!

 

Ini adalah strategi seorang pebisnis. Tak peduli bagaimanapun melihatnya, Adriel pasti akan bekerja sama dengan dirinya.

 

Namun, saat Guda masih tersenyum, bersiap untuk bicara, senyum di wajahnya tiba-tiba membeku. Ekspresinya berubah drastis.

 

Menghadapi Herios yang sangat mendominasi, Adriel hanya mengangkat tangan dengan santai, lalu melambaikannya.

 

Bab Lengkap

Membakar Langit ~ Bab 1174 Membakar Langit ~ Bab 1174 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on December 31, 2024 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.