Bab 1140
"Adriel, beraninya kamu!"
Riko juga datang. Dia meriatap Adriel
dengan ketidakpercayaan. Diikuti dengan tawa kemarahan, dia berkata, "Wah,
wah. Nggak kusangka kamu berani membunuh seseorang di keluargaku!"
"Aku sudah membunuh Waren,
kepala pelayan keluarga Maswa. Kenapa aku nggak bisa membunuh kepala pelayan
keluarga Gunawan?" tanya Adriel dengan acuh tak acuh dengan tangan di
belakang punggungnya.
Begitu perkataan itu terucap, semua
orang terdiam kaget.
Seorang Waren sudah cukup untuk
membuat keluarga Forez tunduk. Tentu saja, itu juga bisa membuat keluarga
Gunawan tunduk. Bagaimana mereka bisa percaya bahwa Adriel mampu membunuh
Waren?
Benar-benar lelucon!
"Apa?"
Riko tercengang, lalu tertawa marah.
Dia berkata, " Omong kosong! Membunuh kepala pelayan Waren? Kamu pikir
bisa mengelabui kami dengan itu?"
"Kamu nggak layak bicara
denganku. Pergi!" ucap Adriel dengan nada tenang. Dia datang membawa
rahasia besar harta iblis darah. Keuntungan ini cukup untuk mengalahkan
segalanya!
Orang-orang seperti mereka tak pantas
tahu soal itu!
"Aku nggak layak? Aku..."
Riko tertawa kesal.
Siska juga ada di sini. Dia melangkah
maju dan berkata dengan nada merendahkan, "Sebagai Nona sulung dari
Keluarga Gunawan, apa aku cukup layak buat berbicara denganmu?"
Adriel menjawab dengan nada santai,
"Nggak cukup.
"Kalian semua diam."
Tepat pada detik ini, suara berwibawa
terdengar diikuti dengan kemunculan seorang pria tua berusia enam puluhan.
Ketika orang itu tiba, semua orang langsung diam dan mundur, memberinya posisi
terdepan.
Orang itu adalah kepala keluarga
Gunawan, Hansen!
Meskipun sudah tua dan hampir
pensiun, dia telah memimpin keluarga Gunawan selama bertahun- tahun dan
memiliki reputasi yang sangat kuat.
"Ayah, dia sangat sombong. Dia
meremehkan keluarga kita!" ucap Siska dengan nada dingin.
Hansen berdiri di atas tangga,
menatap Adriel dari atas dengan sikap acuh tak acuh. Dia berkata dengan suara
dingin, "Adriel, kamu memang kuat, tapi sekarang Gary Tak Terkalahkan
sudah dipindahkan ke perbatasan. Kamu dikejar oleh keluarga Maswa. Kamu berani
membunuh pelayan keluarga Gunawan dan ikut campur dalam perebutan kepala
keluarga kami. Kalau kamu nggak memberi penjelasan, kamu nggak akan bisa keluar
dari sini."
Siska menambahkan dengan tersenyum
dingin, " Ayahku, seorang kepala keluarga Gunawan, secara pribadi datang
langsung buat tanya padamu. Itu cukup layak, bukan?"
Adriel hanya melirik Hansen dengan
acuh. Adriel berkata, "Semut besar tetap saja seekor semut. Masih belum
layak."
Semua orang langsung tercengang.
"Apa yang kamu katakan? Kamu
pikir kamu setara dengan seorang leluhur? Kamu cuma seorang master puncak!
Mengerti?"
Riko berteriak marah.
Meskipun Hansen juga marah, sebagai
kepala keluarga, dia tetap menjaga wibawanya.
Hansen memberi isyarat pada Riko untuk
tenang, lalu menatap Adriel. Dia berkata dengan suara tenang, "Apa yang
mau kamu bicarakan dengan leluhur kami?"
Día sangat berhati-hati, berpikir
bahwa jika Adriel datang dengan begitu percaya diri, pasti ada sesuatu yang dia
andalkan. Dia ingin mencari tahu kebenarannya.
Namun, tidak peduli apa yang
diandalkan Adriel, jika situasinya menjadi tidak terkendali dan tidak ada jalan
keluar, leluhur keluarga Gunawan harus turun tangan dan memutuskan hubungan
dengan Adriel!
Memancing musuh keluar dan menyelesaikan
semuanya dalam satu tindakan!
Ini adalah rencana Hansen.
Adriel tidak berpikir sejauh itu. Dia
hanya datang untuk memberikan keuntungan, tetapi keluarga Gunawan malah
menyulitkannya, yang membuat Adriel sedikit kesal.
"Pertama, berikan aku satu
tanaman obat berusia ribuan tahun sebagai kompensasi, kemudian panggil
leluhurmu buat berbicara denganku."
"Kenapa kamu nggak sekalian
minta nyawaku!"
Begitu kalimat itu terucap, Hansen
langsung kehilangan kendali. Tiba-tiba ekspresi wajahnya berubah drastis.
Semua orang juga terkejut.
Wajah Dante bahkan memucat. Dia
sangat ketakutan sampai-sampai hampir pingsan.
Tanaman obat berusia seribu tahun,
betapa berharganya itu! Umumnya, tanaman obat paling lama bisa bertahan seratus
tahun sebelum layu dan yang berusia dua ratus tahun juga akan mengalami hal
yang sama.
Tumbuh sampai seribu tahun? Itu
benar-benar harta yang langka!
Leluhur keluarga Gunawan masih ingin
menyimpannya untuk memperpanjang hidup, tetapi Adriel berani memintanya. Betapa
beraninya dia!
Selain itu, Adriel telah membunuh
pelayan keluarga Gunawan. Mengapa keluarga Gunawan harus menebus kesalahan padanya!
"Kalau kamu nggak setuju,
leluhurmu pasti akan setuju," kata Adriel dengan tenang.
"Ayah, nggak ada gunanya bicara
dengan orang gila ini," kata Siska dengan tatapan ganas. Dia menambahkan,
"Anak ini datang sendiri kemari. Kenapa kita nggak tangkap saja dan
menyerahkannya pada keluarga Maswa? Mungkin mereka akan kasih kita tanaman obat
seribu tahun!"
Siska sangat tegas. Dia ingin
memanfaatkan kesempatan ini untuk membunuh Adriel!
"Itu ide bagus."
Sorot mata Hansen berkilat. Dia
mengangguk pelan. Lagipula, keluarga Buana sudah mengatakan bahwa tidak ada
Guru Bumi yang boleh menyerang Adriel.
Itu berarti keluarga Buana juga tidak
berencana melindungi Adriel sepenuhnya!
"Tangkap dia!" perintah
Hansen dengan nada tenang. Begitu perintah itu keluar, beberapa master puncak
langsung bergerak mengelilingi Adriel.
Dante benar-benar ingin menangis kali
ini.
Situasi macam apa ini?
Bukankah mereka datang untuk meminta
maaf pada leluhur?
Apa seperti ini cara meminta maaf?
Dia merasa Adriel benar-benar datang
hanya untuk membuat kekacauan!
Beberapa master puncak menatap Adriel
dengan niat jahat. Salah satu master puncak tingkat delapan yang berada paling
dekat sudah menyerang dengan pedang panjang di tangannya. Dia siap menangkap
Adriel!
No comments: