Bab 1145
"Leluhur kalah?"
Ekspresi para anggota keluarga
Gunawan seketika menjadi pucat, rasanya mereka seperti sedang bermimpi!
Hendro yang merupakan Guru Bumi kalah
dalam tiga kali serang?
Adriel yang hanya merupakan seorang
master puncak tingkat enam berhasil membuat Guru Bumi Tingkat Sembilan yang
gagah berani itu sampai kabur ketakutan?
Benar-benar mencengangkan, mereka
sama sekali tidak menyangka hal seperti ini bisa terjadi...
"Mau kabur?"
Adriel pun tersenyum dengan dingin,
lalu mengangkat pedangnya. Serangga racun berwarna hitam yang membentuk Pedang
Racun Iblis Darah itu pun berubah warna sepenuhnya menjadi merah dan menyerang
ke arah mangsa mereka!
Setiap mayat yang terkena serangan
itu langsung berubah menjadi tulang. Pedang Racun Iblis Darah mengisap semua
energi darah yang tersisa.
Suasana sontak menjadi kacau balau.
Para anggota keluarga Gunawan refleks melangkah mundur dengan takut. Mereka
langsung membukakan jalan untuk Adriel bak ombak laut yang terbelah menjadi
dua!
Hendro sontak tertegun karena di
depannya mendadak kosong.
Sementara itu, Adriel sedang berjalan
menghampirinya dengan kesan mengintimidasi sambil mengangkat pedangnya.
"Dasar sekumpulan keturünan yang
nggak berguna!
"maki Hendro dengan frustrasi.
Tidak seperti Aldo yang tahunya hanya
memanfaatkan keturunannya, Hendro sebenarnya memperlakukan keturunannya dengan
baik. Akan tetapi, mereka ternyata langsung mencampakkannya saat situasi
menjadi bahaya!
"Dasar kalian semua orang bodoh!
Masa nggak tahu cara menggunakan senjata!" bentak Hendro lagi dengan
marah.
Para anggota keluarga Gunawan itu pun
tersentak sadar dari ketakutan mereka. Mereka segera mengeluarkan senjata
masing-masing, tetapi tidak ada yang berani mendekat. Mereka semua mengalirkan
energi sejati ke senjata masing- masing dan menggunakannya untuk menyerang
Adriel!
Wooosh!
Semua senjata itu pun melayang secara
bersamaan dalam sekejap!
Pedang, senapan, pisau dan tombak...
Semua senjata itu menyerang secara bersamaan!
Adriel agak terkejut menyaksikan
senjata yang mengarah kepadanya seperti guyuran hujan itu.
Ternyata ada juga hal sebagus ini?
"Adriel, aku yakin serangga
racunmu itu nggak mungkin bisa menang melawan semua senjata ini!"
seru Blake Gunawan dengan yakin. Dia
sudah melihat sendiri bahwa serangga racun itu hanya menghambat energi sejati
dan membunuh makhluk hidup, tetapi sama sekali tidak berefek apa-apa terhadap
senjata.
Itu sebabnya dia berencalta menyerang
Adriel dengan semua senjata dalam jumlah besar ini!
"Iblis Darah memang nggak bisa
menghentikannya, tapi..." Adriel pun mengibaskan tangannya untuk
menyingkirkan Pedang Racun Iblis Darah, lalu mengeluarkan pedang setengah jadi.
Sambil menatap para anggota keluarga
Gunawan yang ekspresinya terlihat kejam itu, Adriel berkata, " Ternyata
kalian baik hati sekali, ya. Aku jadi merasa agak nggak enak..."
Ibarat orang yang sudah tidak makan
selama sekian tahun dan mendadak disuguhi hidangan yang lezat, pedang setengah
jadi pun berdengung dengan bersemangat saat melihat semua senjata itu.
"Dasar sok misterius!"
dengkus Hendro dengan dingin.
"Tebasan keempat!"
Adriel mengayunkan pedangnya,
membuatnya seketika beradu dengan semua senjata di tengah udara itu. Semua
senjata itu seketika menjadi rapuh karena pedang setengah jadi menyerap semua
inti logam yang ada di dalam senjata-senjata itu. Begitu beradu, semua senjata
itu langsung hancur!
Tlang! Klang, klang!
Semua senjata yang semula melayang di
tengah udara sontak terjatuh dan tergeletak ke atas tanah.
"Senjata macam apa itu!"
Para anggota keluarga Gunawan sontak
menjadi kalang kabut!
Semua senjata itu sudah mencapai
tingkat puncak, tetapi semudah itu hancur?
"Kenapa trik bocah satu ini
nggak ada habis- habisnya sih!" maki Riko dengan kesal.
Dia sekarang menyesal kenapa tidak
mengusahakan segalanya untuk membunuh Adriel sebelum Adriel menjadi sekuat ini.
Dengan kekuatan Adriel saat ini, bisa membunuhnya atau tidak bukanlah masalah.
Masalahnya adalah ada kemungkinan
besar keluarga Gunawan dihabisi oleh Adriel!
Adriel menggenggam pedang setengah
jadi itu, sementara semua senjata yang hancur itu berserakan di sekitar
kakinya. Dia pun berdiri di depan para anggota keluarga Gunawan dan bertanya
sambil tersenyum, "Kalian masih punya senjata lagi? Ayo, keluarkan
semuanya!"
Pedang setengah jadi pun bergetar
dengan bersemangat seolah-olah ia masih lapar!
Aura yang terpancar dari Adriel
terkesan begitu mengerikan dan mengintimidasi!
Inilah kehebatan sang tokoh utama!
Walaupun Adriel hanya seorang diri,
dia sanggup membuat semua anggota keluarga Gunawan menjadi tidak bisa berkutik!
No comments: