Bab 1151
Hendro merasa kesal dalam hatinya.
"Siapa yang percaya omongan ini?" pikirnya.
Dia selalu merasa curiga terhadap
Adriel. Bagaimana mungkin seseorang yang dianggap tak berguna selama dua tahun
tiba-tiba bisa bangkit dalam waktu singkat dan menjadi master puncak tingkat
enam?
Kini, setelah melihat munculnya
Serangga Racun Iblis Darah, Hendro makin yakin bahwa Adriel pasti mendapatkan
warisan dari Iblis Darah!
"Jadi, apa sebenarnya tujuan
Anda datang ke keluarga Gunawan?" tanya Hendro lagi, penasaran.
Tak mungkin Adriel datang hanya untuk
menghajarnya, 'kan?
"Aku datang untuk memberimu
sebuah kesempatan besar..." jawab Adriel dengan santai.
"Kesempatan?" Hendro
tertegun. Kalau benar datang memberi kesempatan, kenapa dia harus dihajar dulu?
"Di Majaya muncul harta karun
Iblis Darah. Aku kekurangan orang..."
Namun, sebelum Adriel selesai bicara,
Hendro dengan antusias menyela, "Apakah harta karun gurumu akhirnya
terbuka?"
"Kamu tuli, ya? Iblis Darah
bukan guruku!" bentak Adriel sambil mengetuk meja.
"Oh..."
Hendro mengangguk dengan wajah sok
paham.
Adriel merasa tak ada gunanya lagi
menjelaskan dan langsung berkata, "Aku butuh bantuan untuk mengambil harta
karun Iblis Darah. Mengingat Dante, aku memberimu kesempatan ini. Jika keluarga
Gunawan mau ikut, aku bisa..."
"Tentu saja kami mau!"
Hendro segera menyela lagi, anggukannya penuh antusias.
Dia sudah mendengar kabar tentang
harta karun Iblis Darah. Tanda-tanda munculnya harta itu sudah tersebar luas di
Majaya, tetapi tempat itu sangat berbahaya.
Meskipun tergiur, dia tidak berani
terlibat.
Namun, dengan Adriel sebagai pewaris
Iblis Darah, yang bahkan bisa mengendalikan serangga beracun menakutkan itu,
bukankah harta karun Iblis Darah akan jadi miliknya dengan mudah?
Hanya orang bodoh yang akan melewatkan
kesempatan ini!
"Jadi ternyata Adriel datang
untuk memberikan kesempatan besar ini. Riko, si menantu itu, benar- benar harus
mati!" gumam Hendro penuh kebencian setelah kegembiraan yang meluap-luap.
Dia ingin sekali menghancurkan Riko
karena hampir saja menghancurkan kesempatan besar keluarga Gunawan!
"Bagus kalau begitu..."
balas Adriel sambil mengangguk sedikit, lalu langsung ingin menanyakan soal
lokasi warisan Tentara Agung, karena baginya itu jauh lebih penting daripada
harta karun Iblis Darah.
Namun, saat itu, terdengar suara
ketukan di pintu. Suara Dante terdengar dari luar, "Kakek, aku datang
untuk mengantar ramuan 1.000 tahun kepada Tuan Adriel..."
Mendengar itu, wajah Hendro berkedut,
rasa sakit terlihat jelas di matanya.
"Masuk."
Dante masuk ke ruangan, membawa
sebuah kotak giok dan meletakkannya di atas meja. Setelah itu, dia membungkuk
dan mundur, terlihat seperti seorang pelayan di hadapan Adriel meskipun dia
adalah kepala keluarga Gunawan.
"Tuan Adriel, silakan terima
dengan senang hati... " Hendro menahan perasaan sakit hatinya, sambil
tersenyum membuka kotak giok itu.
Namun, begitu melihat isi kotak,
Adriel tertegun sejenak, "Ini..."
"Benar, ini adalah Racun
Sembilan Ular Hitam," jawab Hendro dengan rasa enggan.
Matanya tertuju pada ramuan itu,
tumbuhan yang melengkung seperti ular dan mengeluarkan aroma obat yang harum.
"Aku menemukannya secara kebetulan di tebing gunung. Konon, tumbuhan ini
tumbuh selama ribuan tahun dan diberi makan racun ular generasi demi generasi.
Ini adalah obat yang sangat berharga untuk memperpanjang umur..."
Namun, makin mendengarkan penjelasan
itu, hati Adriel makin kacau!
Racun Sembilan Ular Hitam? Ini adalah
Racun Sembilan Raja Ular!
Hanya ada satu kata yang membedakan
keduanya, tetapi perbedaan nilainya bagai langit dan bumi. Tumbuhan ini tumbuh
selama ribuan tahun, dipelihara oleh raja dari segala ular.
Nilainya sepuluh kali lipat dari
Racun Sembilan Ular Hitam.
Terlebih lagi, di dalam warisan Dewa
Obat, ada sebuah teknik rahasia yang bisa mengolah tumbuhan ini menjadi Pil
Sembilan Raja Ular yang dapat langsung menambah kekuatan darah, mempercepat
latihan hingga berkali-kali lipat!
Dalam sekejap, Adriel menyadari bahwa
ini adalah jalan pintas baginya untuk segera menembus tingkat Guru Bumi!
No comments: