Membakar Langit ~ Bab 1152

  

Bab 1152

 

Hanya dalam sekejap saja, tatapan Adriel terhadap Hendro berubah menjadi penuh keheranan.

 

Bagaimana bisa Hendro memiliki keberuntungan sebesar ini?

 

Dia kebetulan menemukan warisan Tentara Agung, lalu secara tidak sengaja mendapatkan Racun Sembilan Raja Ular, dan sekarang juga diberi kesempatan untuk ikut dalam harta karun Iblis Darah.

 

Keberuntungannya benar-benar luar biasa.

 

Sayangnya, setiap kali dia mendapat keberuntungan besar, Hendro selalu hampir kehilangannya. Seperti kali ini, jika bukan karena Adriel yang memaksa keluarga Gunawan, Hendro akan sekali lagi kehilangan kesempatan emas mendapatkan harta karun Iblis Darah.

 

"Pak Adriel, kenapa kamu menatapku seperti itu..." tanya Hendro karena bingung, wajahnya penuh tanda tanya.

 

"Nggak apa-apa..." Adriel menggelengkan kepala dengan sedikit rasa jengkel. Sambil menghela napas, dia mengeluarkan sebuah pil dan melemparkannya kepada Hendro, lalu berkata, " Tumbuhan itu terlalu sayang kalau hanya digunakan untuk memperpanjang usia. Pil ini bisa memperpanjang umurmu dua puluh tahun."

 

"Apa?"

 

Hendro terkejut dan segera menerima pil tersebut. Ketika dia melihat pil itu, bentuknya menyerupai mutiara dengan pola awan di permukaannya, memancarkan aroma obat yang kuat.

 

Seketika itu juga, hanya dengan menghirup baunya, tubuhnya terasa segar, dan energi di dalam tubuhnya mengalir lebih cepat.

 

"Ini... pil apa?" tanya Hendro dengan penuh keterkejutan.

 

Jika hanya menghirup baunya saja sudah memberikan efek seperti ini, apa yang akan terjadi jika memakannya?

 

"Pil Energi Hidup, jauh lebih kuat dari pil yang sebelumnya kuberikan padamu," jawab Adriel dengan tenang.

 

Hendro merasa tangannya gemetar saat memegang pil tersebut. Pil yang sebelumnya sudah memiliki kemampuan untuk menyembuhkan luka fatal, kini Adriel memberinya sesuatu yang bahkan lebih kuat.

 

Jika sebelumnya dia masih memiliki sedikit rasa takut dan kebencian terhadap Adriel, kini semuanya berubah menjadi kekaguman dan rasa hormat yang mendalam.

 

Orang yang bisa dengan mudah memberikan pil sekelas ini jelas memiliki fondasi yang jauh di luar jangkauan keluarga Gunawan.

 

Setelah ragu sejenak, Hendro akhirnya berkata, " Kamu memberikan harta yang sangat berharga dan bahkan memberi kesempatan kepada keluarga Gunawan untuk berpartisipasi dalam pencarian harta karun Iblis Darah. Kamu benar-benar adalah dermawan besar keluarga Gunawan."

 

"Tapi kenapa kamu memilih membantu keluarga Gunawan dan bukan keluarga Juwana?"

 

"Aku menebak, ini pasti ada hubungannya dengan batu yang kamu cari, 'kan? Dan batu itu pasti sesuatu yang sangat luar biasa. Kalau nggak, kamu nggak akan repot-repot datang ke keluarga Gunawan."

 

"Jika dugaanku benar, batu itu sebenarnya adalah kesempatan besar, 'kan?"

 

Adriel tersenyum puas dan mengangguk. "Pintar," balasnya.

 

Dia terkesan karena Hendro tidak hanya langsung memahami situasi tetapi juga tidak berusaha menyembunyikan apa pun.

 

Itu membuat Adriel makin menghargainya dan keputusan untuk mengajak keluarga Gunawan dalam pencarian harta karun Iblis Darah tampak makin tepat.

 

"Aku memang benar-benar buta selama ini..." ujar Hendro sambil tersenyum getir.

 

Lalu, dia segera bangkit, mengambil sebuah peta Negara Elang, dan berkata, "Baiklah, aku akan memberitahumu di mana batu itu ditemukan..."

 

"Kamu begitu mudah melepaskannya? Padahal itu adalah kesempatan besar," potong Adriel sambil mengangkat alis.

 

"Aku sudah menemukan kesempatan itu bertahun- tahun lalu, tapi selama ini aku nggak pernah benar- benar memahaminya. Sepertinya aku memang nggak punya wawasan atau kekuatan untuk memanfaatkan kesempatan itu," kata Hendro dengan nada penyesalan.

 

"Kita hanya bisa mendapatkan apa yang sesuai dengan pemahaman kita. Karena aku nggak punya cukup wawasan, lebih baik aku berikan kesempatan ini padamu, Tuan Adriel, sebagai balas budi... Dan aku yakin, jika kamu mendapatkan keuntungan besar dari ini, kamu nggak akan melupakan keluarga Gunawan."

 

Mendengar itu, Adriel mengangguk kecil, dia makin menghargai sikap Hendro.

 

Hendro pun segera menunjukkan lokasi di peta.

 

Adriel mengerutkan alis saat melihat tempat yang ditunjukkan.

 

Lokasi itu berada di perbatasan antara Kota Srijaya dan Kota Seruna?

 

Bab Lengkap

Membakar Langit ~ Bab 1152 Membakar Langit ~ Bab 1152 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on December 31, 2024 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.