Bab 1158
Oscar merasa sedikit ragu. Meskipun
setia kepada Dito, dia belum pernah bertemu dengan Adriel, jadi dia masih
meragukan Adriel dan hanya merasa bahwa Adriel hanyalah seorang dokter sakti.
Pada saat ini, dia melihat aura kuat
yang melonjak ke dalam lembah itu. Dia dengan ragu-ragu berkata, "Lupakan
saja. Kekuatan kita lemah, mungkin akan membahayakan Tuan Muda. Atau kita bisa
menghubungi keeenam saudara lainnya?"
Saat mengungkit hal ini, Dennis
menghela napas ringan, lalu menggelengkan kepalanya dan berkata, "Sudah
terlambat. Lagi pula, sepertinya mereka juga nggak akan mendukung Tuan
Muda."
Delapan saudara yang disumpah ini adalah
delapan komandan di bawah Dito. Beberapa di antaranya merupakan jenderal musuh
yang telah ditaklukkan oleh Dito di medang perang.
Hanya setia kepada Dito, bukan
berarti akan setia kepada anaknya.
Jika mereka melihat manfaat besar
harta karun Iblis Darah, mereka mungkin akan mengambil harta karun Iblis Darah
dan memperkuat diri mereka sendiri untuk membalaskan dendam Dito.
Pada akhirnya, di mata mereka, Adriel
hanyalah seorang anak ingusan...
Jika tidak, Dennis sudah memanggil
mereka semua. Delapan komandan yang sulit dihadapi semuanya adalah Guru Bumi.
Kekuatan mereka cukup kuat untuk menghancurkan keluarga mana pun di Sagheru...
Saat melihat energi darah yang makin
kuat, Oscar berkata dengan ragu, "Mungkin Tuan Muda nggak akan datang,
karena tempat ini sangat berbahaya dan ada keluarga Maswa di sini... "
Itu adalah keluarga Maswa, siapa pun
pasti akan takut, bukan?
"Diam! Kamu sama sekali nggak
mengenal Tuan Muda! Memangnya kenapa kalau ada keluarga Maswa? Tuan Muda bahkan
membunuh keluarga Forez di depan keluarga Maswa!" ucap Dennis dengan
bangga.
"Kalau begitu, tunggu sebentar
lagi... "
Oscar tersenyum getir, tetapi dalam
hati dia merintih. Dulu dan sekarang sudah berbeda.
Dalam pertempuran keluarga Forez,
sebenarnya Adriel memiliki bantuan dari Tiga Guru Bumi, tetapi sekarang apa
yang dia miliki?
Kekuatan dua Guru Bumi ini tidak
layak disebut di depan keluarga Maswa...
Pada saat ini, tiba-tiba suara yang
kasar terdengar di lembah. Orang itu berkata, "Hahaha, nasibku benar-benar
baik, aku bertemu dengan dua anjing Adriel. Apakah sekarang kalian akan
menyerah atau menungguku membunuh kalian dan mengirimkannya kepada Adriel
sebagai sampel?"
Mendengar tawa keras itu, Dennis dan
Oscar langsung terkejut dan menoleh ke atas.
Mereka melhat di depan pohon besar,
ada seorang pria paruh baya yang berdiri di atas batang pohon. Dia tersenyum
sinis sambil menopang pedang di bahunya dan menatap mereka berdua dengan sikap
sombong.
Dan kekuatan dahsyat dari Guru Bumi
tingkat delapan menyebar di tubuhnya...
"Siapa kamu?"
Dennis menunjukkan ekspresi ketakutan
dan segera melindungi Oscar di belakangnya.
"Kamu bahkan nggak
mengenalku?"
Pria paruh baya itu berdiri dengan
angkuh, lalu berkata dengan sinis, "Namaku Marcus Maswa! Aku juga akan
mengambil nyawa kalian. Sekarang kalian tahu, 'kan?"
Marcus dari keluarga Maswa!
Ekspresi mereka berdua tiba-tiba
berubah. Nama Marcus telah mengguncang Lembah Iblis Darah selama beberapa hari
terakhir ini.
Dia adalah ahli yang handal di bawah
pimpinan Herios. Dia sering melakukan serangan dan membunuh banyak ahli yang
datang mencari kesempatan. Namanya sangat terkenal!
Dan Guru Bumi itu sama sekali tidak
pernah mengganggu mereka.
Dalam bahasa keluarga Maswa, beberapa
Guru Bumi kelas rendah tidak pantas bersaing dengan keluarga Maswa di tempat
yang sama!
Mereka terus menghindar, tetapi tak
disangka masih bertemu dengan pihak lain.
"Marcus, kamu pergi duluan
saja," ujar Dennis tanpa ragu. Orang itu adalah Guru Bumi tingkat delapan.
Kekuatannya bisa membunuh mereka!
Jika ada satu orang menahan pihak
lain, maka akan ada satu orang yang bisa selamat!
"Di bawah majikan hanya ada
komandan yang tewas di medan perang, nggak ada komandan yang melarikan diri
atau menyerah!" kata Dennis dengan suara dingin dan tidak bergerak.
"Ternyata anak buah Adriel keras
kepala juga."
Mendengar kata-kata ini, Marcus tidak
marah, tetapi malah tertawa terbahak-bahak. Di dalam tawanya mengandung ejekan
yang tak berkesudahan. Dia berkata, "Setia sekali. Kalau membunuh kalian
berdua yang setia ini, Adriel pasti akan sangat sedih. Tapi, majikanku pasti
akan sangat puas!"
Sambil berbicara, dia tiba-tiba
mengayunkan pedang besar di bahunya. Pedang itu memantulkan cahaya dingin di
bawah sinar matahari.
Mendengar suara tawanya, Dennis
berteriak marah dan langsung melesat keluar.
Oscar, yang wajhnya pucat, juga tidak
ragu. Dia melesat ke atas dengan cepat. Mereka sangat kompak, satu di kiri dan
satu di kanan, menerjang ke arah lawan mereka.
Melihat lawan tidak hanya tidak
menyerah, tetapi juga berani melawan, membuat Marcus mengernyit marah dan
berkata, "Kalian nggak menganggap keluarga Maswa, ya?"
Dengan suara keras, dia melompat dari
batang pohon.
No comments: