Bab 1159
Marcus mengayunkan pedangnya,
kemudian energi sejati bergelora. Pedang itu seolah-olah melanda segalanya
seperti sungai deras.
Di mana pun dia lewat, pohon-pohon
hancur berkeping-keping.
Duar!
Kedua belah pihak saling bertabrakan,
wajah Dennis dan Oscar langsung berubah pucat. Mereka langsung terpental dan
mundur beberapa langkah. Energi darah mereka juga bergejolak.
Guru Bumi tingkat delapan terlalu
sulit dihadapi.
"Beraninya sampah seperti kalian
ini berteriak- teriak padaku? Masih nggak mau berlutut? Kalau kalian bisa
memancing Tuan Muda kalian untuk datang kemari dan membunuhnya dengan tangan
kalian sendiri, mungkin majikanku akan memberi kalian kesempatan hidup!"
"Aku adalah komandan di bawah
Dito. Aku nggak akan menyerah bahkan jika harus bertempur sampai titik darah
penghabisan!" teriak Oscar dengan mata memerah.
"Hanya keluarga Maswa saja. Saat
majikanku masih hidup, kalian hanya pantas menjilat sepatunya!"
Wajah Oscar makin pucat. Dia hanya
seorang Guru Bumi tingkat lim. Dia baru saja keluar dari Teknik Boneka dan
belum sembuh sepenuhnya.
Meskipun hari ini harus mati, mereka
tidak akan pernah mengkhianati Adriel!
"Kalau begitu, kalian berdua
akan kujadikan sampel!"
Melihat perlawanan kedua orang itu,
Marcus tersenyum kejam. Energi sejati di tubuhnya meledak keluar dan berubah
menjadi energi pisau setinggi sepuluh meter. Kemudian, dia mengayunkannya ke
arah lawan.
Dennis dan Oscar sangat kompak, satu
di kiri dan satu di kanan. Mereka bergerak dengan energi sejati yang meluap di
dalam tubuh mereka, lalu berubah menjadi energi sejati naga dan ular yang
melingkar di sekitar energi pisau itu.
Dua naga dan dua ular berputar-putar
di sekitar energi pisau lawan. Setelah beberapa saat berkecamuk, energi pisau
itu langsung hancur.
"Hmm, cukup menarik."
Marcus mengernyit, wajahnya tetap
tenang, tetapi dia merasa sedikit terkejut. Pengalaman pertempuran lawan
kurang, tetapi keterampilan mereka luar biasa. Dia mengejek mereka sambil
tersenyum sinis dan berkata, "Sayang sekali, tingkat kalian terlalu
rendah!"
Dia tersenyum sinis sambil melompat
keluar, lalu mengayunkan pedangnya dan langsung menerjang ke arah Dennis.
Kecepatannya sangat cepat, bahkan
membuat Oscar tidak bisa bereaksi. Lalu, dia berteriak, "Dennis! Cepat
lari!"
Namun, sudah terlambat!
Energi pisau itu mengandung kekuatan
Guru Bumi tingkat delapan yang paling ekstrem, seolah-olah melingkupi segala
penjuru. Dennis tidak memiliki jalan untuk mundur. Di matanya, serangan pisau
itu makin tak terbendung.
Sementara itu, Marcus tersenyum jahat
sambil berkata, "Matilah!"
Syut!
Saat pedang itu menebas, energi
sejati yang melindungi Dennis langsung hancur, tubuhnya terhempas mundur oleh
energi pisau itu, kemudian baru berhenti setelah menabrak tiga pohon besar
secara beruntun.
"Dasar serangga busuk!"
kata Marcus dengan nada sinis sambil menggelengkan kepalanya.
Dennis muntah darah, lalu bangkit
dengan susah payah dan berteriak, "Oscar, cepat lari!"
"Sialan!"
Oscar menggertakkan giginya, lalu
berbalik dan lari. Tidak ada gunanya mengorbankan begitu banyak. Satu-satunya
cara agar dia bisa membalas dendam adalah mundur untuk sementara waktu!
"Mau pergi?"
Marcus mendengkus sambil mengayunkan
pedangnya sekali lagi. Aliran energi pedang melesat keluar. Ekspresi Oscar
berubah drastis, lalu dia buru- buru memblokir Marcus.
Namun, energi sejati pelindungnya
langsung hancur. Energi pisau itu mengenai tengah dadanya, seketika tubuhnya
terpental ke belakang dan muncul luka yang mengerikan di dadanya!
"Kukatakan sekali lagi,
menyerahlah dan panggil Tuan Muda kalian ke sini, maka aku akan mengampuni
kalian," kata Marcus dengan tenang.
"Pergi!" teriak Dennis
dengan marah. "Kalau kami mati, Tuan Muda akan membalas dendam untuk
kami!"
"Oke, kemarilah, aku akan
membantumu " kata Oscar, lalu menghela napas panjang.
"Oscar, apa yang kamu
katakan?"
Wajah Dennis tiba-tiba berubah pucat.
"Sudah sampai seperti ini! Nyawa
lebih penting!" ujar Oscar.
"Kamu! Sia-sia Tuan Muda
menyelamatkanmu !" Dennis hampir muntah darah.
No comments: