Membakar Langit ~ Bab 1165

Bab 1165

 

Pada saat ini, di kedalaman Lembah Iblis Darah di sisi lain.

 

Adriel berdiri di atas tempat tinggi dan memandang ke dasar lembah.

 

Hanya terlihat lembah itu terbungkus oleh energi darah yang pekat, energi darahnya begitu kental seperti substansi, seolah-olah lautan darah sedang bergelora.

 

Sementara itu, Adriel menyebarkan bubuk obat di tangannya, tetapi seperti pergi tanpa kembali, kabut darah itu perlahan-lahan menghilang. Muncul sebuah celah kecil, tetapi sayangnya jumlah bubuk obat terlalu sedikit, sedangkan energi darah terlalu kuat, sehingga celah kabut darah segera terisi kembali.

 

"Agak sulit diatasi..." ucap Dennis.

 

Pak Dennis terlihat khawatir, dia merasakan bahaya yang mematikan dari kabut darah ini.

 

"Hasil yang diperoleh setelah berjuang jauh lebih nikmat," ucap Adriel.

 

Adriel tersenyum tipis. Untuk menghadapi lembah berdarah seperti ini, harus masuk sendirian dan menyerang dengan keras. Menembus sampai ke dasar tanpa belas kasihan, maka darah lembah akan berubah menjadi aliran sungai yang tenang!

 

Dikuasai sepenuhnya oleh dirinya!

 

Adriel mengangkat kepalanya dan berkata kepada Hendro, "Energi darah ini pada dasarnya adalah formasi elemen. Bubuk obat yang kupegang dapat membuka jalan yang sangat sempit untuk sementara waktu, jadi membutuhkan seseorang untuk masuk ke lembah dan menghancurkan mata elemen."

 

Tiba-tiba ekspresi semua orang sedikit berubah, tidak diragukan lagi, misi ini sangat berbahaya. Meskipun ada bubuk obat pelindung tubuh, tetap tak terhindarkan akan terhirup energi darah. Setelah menyelesaikan misi, mungkin akan berakhir tragis...

 

Namun, Hendro berkata tanpa ragu, "Serahkan kepada keluarga Gunawan!"

 

Harus mengambil risiko jika ingin terkenal!

 

Tidak mungkin mendapatkan harta karun Iblis Darah tanpa mengorbankan beberapa nyawa!

 

Hendro sudah siap secara mental untuk hal ini.

 

Pada saat ini, tiba-tiba terdengar sebuah suara.

 

"Masih ada yang datang mencari mati?"

 

Adriel sedikit tertegun, lalu dia mengangkat kepalanya dan melihat ke arah suara.

 

Hanya terlihat beberapa sosok yang muncul dari tempat Adriel masuk.

 

Mendadak muncul Herios dan yang lainnya.

 

Setelah Herios tiba di sini, dia mencari sesuatu dengan wajah penuh kegembiraan.

 

Namun, kemudian Herios melihat Adriel dan dia langsung sedikit tertegun. Lalu dia tersenyum dengan suram dan berkata, "Adriel? Kebetulan sekali. Awalnya aku berniat membunuhmu setelah menyelesaikan masalah ini, nggak disangka kamu berinisiatif mencari mati..."

 

Adriel sama sekali tidak merasa aneh bahwa Herios mengenalnya, karena dia juga sudah melihat data Herios sejak awal.

 

"Memang musuh selalu bertemu di tempat tak terduga... " ucap Adriel tidak panik dan hanya tersenyum.

 

"Musuh selalu bertemu di tempat tak terduga? Kamu nggak pantas mengatakan itu," ujar Herios meremehkan. Lalu dia menambahkan dengan tenang, "Apa kamu bertemu dengan seorang ahli di sini? Jika kamu mengatakannya, aku bisa membuatmu mati dengan cepat."

 

Herios sama sekali tidak menganggap Adriel sebagai musuh yang patut diperhatikan. Menurutnya, Adriel mungkin datang ke sini karena mengikuti jalan yang dibuka oleh ahli itu.

 

Alasan mengapa Herios tidak langsung membunuh Adriel adalah karena dia ingin menanyakan informasi tentang ahli itu dari Adriel.

 

"Ahli? Ahli apa..." ucap Adriel sedikit tertegun. Namun, dia mengaktifkan teknik membaca pikiran dan dia langsung mengerti. Dia tersenyum aneh dan berkata, "Ternyata begitu, ya. Kalian datang mencari ahli itu untuk bekerja sama..."

 

Sambil berbicara, Adriel menatap Hendro dengan penuh perasaan. Di saat yang genting ini, ternyata muncul lagi keluarga Maswa untuk menggantikan keluarga Gunawan sebagai kambing hitam.

 

Nasib Hendro begitu baik, hingga Adriel merasa bahwa makam leluhur Gunawan menunjukkan keberuntungan yang sangat dahsyat.

 

"Kamu benar-benar melihatnya? Katakan!" seru Herios dengan mata berbinar.

 

"Sesuai perkiraan, seharusnya orang yang kamu cari itu adalah aku..." sahut Adriel.

 

"Kurang ajar!"

 

Saat ini, pendeta di samping Herios langsung berteriak dengan marah, "Bocah sepertimu berani sombong! Rendahan sepertimu nggak pantas membandingkan diri dengan senior yang bersinar itu!"

 

"Tuan Herios, nggak perlu banyak omong kosong dengan anak ini! Aku akan menangkapnya dan memaksa dia mengungkapkan keberadaan ahli itu," ucap pendeta kepada Herios.

 

"Bertindaklah lebih cepat," balas Herios dengan tenang. Dia langsung mengabaikan Guru Bumi tingkat sembilan di belakang Adriel.

 

Di sisi Herios, beberapa pengikut melepaskan kekuatan yang kuat dan siap untuk menyerang Adriel.

 

"Bodoh..." gumam Adriel.

 

Adriel memperhatikan pendeta ini dan sedikit mencibir. Orang ini memiliki sedikit ilmu hitam, tetapi di Lembah Iblis Darah ini, dia tidak berarti apa -apa.

 

Tepat pada saat ini, tiba-tiba terdengar sebuah suara, "Herios, kamu berani menyentuh orangku. Ingin mati, ya?"

 

Hanya terlihat Guda dan yang lainnya tiba saat ini.

 

Guda melihat Adriel, dia agak mengerutkan kening, lalu dia tersenyum dan berkata, "Kamu punya sedikit keberanian, bahkan berani datang ke sini. Kebetulan aku membutuhkan bantuan, kamu bantu aku menjelajahi harta karun Iblis Darah. Aku akan melindungi nyawamu!"

 

Bab Lengkap

Membakar Langit ~ Bab 1165 Membakar Langit ~ Bab 1165 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on December 31, 2024 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.