Membakar Langit ~ Bab 1170

 

Bab 1170

 

Pendeta itu berkata dengan gemetar sambil menarik Herios.

 

Saat ini, di sekitarnya sudah ada tiga hingga empat ahli yang mati. Bahkan dirinya juga mengalami luka yang cukup serius.

 

Pertarungan hanya berlangsung belasan detik saja, jika terus berlanjut, semua orang akan mati di sini!

 

Anggota Herios juga menjadi lemah tak berdaya semua. Ular raksasa itu terlalu menakutkan dan menghancurkan segalanya.

 

Jika bukan karena kesetiaan mereka kepada keluarga Maswa, mereka pasti sudah berhamburan dan melarikan diri sejak awal.

 

Saat ini, wajah Herios tampak muram. Namun, ketika melihat ular raksasa itu, dia berteriak marah, "Takdirku ditentukan oleh diriku sendiri, bukan oleh Tuhan. Nggak peduli seberapa banyak pengorbananku hari ini, aku bertekad untuk mendapatkan harta karun Iblis Darah itu."

 

"Tuan Herios, kamu..." kata pendeta.

 

Tiba-tiba pendeta sedikit tercengang.

 

"Dengan esensi darahku, aku memanggil roh Leluhur!" ujar Herios.

 

Tiba-tiba Herios mengambil pisau dan memotong wajahnya sendiri. Kini darah segar mengalir berjatuhan!

 

Wajah Herios penuh dengan darah segar, begitu ganas dan liar. Tiba-tiba dia menggenggam mantra dengan kuat dan berteriak dengan keras, "Mohon Leluhur keluarga Maswa membuka jalan untukku!"

 

Setelah itu, muncul sebuah bayangan besar di belakangnya. Bayangan itu seolah-olah berdiri tegak di langit dengan wajah yang kabur.

 

Ketika dia muncul, lembah terasa sedikit gemetar. Aura menakutkan memenuhi udara, seolah sedang menekan segalanya.

 

Seketika bahkan ular raksasa itu juga terhenti sejenak di bawah pandangan bayangan tersebut. Ekspresi kewaspadaan manusiawi muncul di matanya.

 

"Ini adalah Leluhur keluarga Maswa. Herios bahkan juga menggunakan kekuatan darah leluhur?" kata Guda terkejut.

 

Pada lima ratus tahun yang lalu, keluarga Maswa pernah memiliki seorang leluhur tingkat ilahi.

 

Kekuatan misterius dari tingkat ilahi tersembunyi dalam aliran darah. Hanya orang berbakat yang bisa membukanya.

 

Guda menghargai Gary Tak Terkalahkan karena melihat bahwa dia juga mampu menggunakan kekuatan darah leluhur keluarga Lavali. Dirinya tidak menyangka bahwa Herios juga sudah mencapai tahap ini!

 

"Usaha yang cukup keras," kata Adriel sambil tersenyum tipis.

 

Makin kuat Herios, Adriel merasa makin puas.

 

"Tuan Herios perkasa!"

 

Pendeta berteriak dengan penuh semangat.

 

"Bagaimana mungkin binatang jahat berani melawan Leluhur keluarga Maswa! Hancurkan dia!" suara teriak Herios mengguncangkan bumi.

 

Kemudian bayangan leluhur di belakangnya menjatuhkan satu pukulan, seolah-olah ingin mematikan ular tersebut dengan satu pukulan.

 

Duarr!

 

Ketika tangan raksasa itu jatuh ke tubuh ular raksasa, kini tubuh ular raksasa gemetar dan mengeluarkan suara menggelegar yang mengguncangkan bumi.

 

Kekuatan ular raksasa sebelumnya juga terdesak mundur beberapa meter ke belakang.

 

"Hebat sekali!" kata Hendro.

 

Melihat adegan ini, sudut mata Hendro berkedut dan muncul perasaan terkejut dan kesepian di dalam hatinya.

 

Ini adalah warisan keluarga besar, meskipun sama- sama sebagai Guru Bumi tingkat sembilan, tetapi Herios jauh lebih kuat daripada dirinya sendiri.

 

"Herios ini berpura-pura dengan baik," ujar Guda.

 

Guda juga ketakutan. Setelah menggunakan kekuatan leluhurnya, dia akan memasuki masa kelemahan.

 

Herios juga terdesak. Kekuatan leluhur ini seharusnya digunakan untuk melawan dirinya. Jadi kemungkinan besar dia akan kehilangan harta karun Iblis Darah...

 

Namun, saat ini dia lebih merasa bersyukur. Karena yang terpenting saat ini adalah menyelamatkan nyawanya. Ini adalah pertama kalinya dia berada di posisi yang lebih rendah setelah kemunculan ular raksasa.

 

Hanya Adriel yang ekspresi wajahnya tidak berubah dan hanya terus menerus memperhatikan ular raksasa itu dengan cermat.

 

"Herios membunuh ular raksasa!"

 

"Bos tak terkalahkan!"

 

Pendeta dan anggota-anggota Herios berteriak dengan semangat.

 

Saat ini, tanpa ekspresi Herios menepuk satu kali lagi ke tanah. Rambut hitamnya berkibar-kibar, matanya memancarkan kekuatan yang tak tertandingi. Kini kekuatannya telah mencapai puncak!

 

"Matilah," teriak Herios.

 

Dengan kedua telapak tangannya yang memukul, bayangan leluhur itu juga sekali lagi mengangkat kedua tangannya dan dengan keras memukul ke arah ular raksasa itu!

 

Bab Lengkap

Membakar Langit ~ Bab 1170 Membakar Langit ~ Bab 1170 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on December 31, 2024 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.