Bab 1171
Segera setelah itu, ular raksasa
tersebut membuka mulutnya untuk menelan, menyerap energi darah yang berlimpah
ke dalam tubuhnya.
Kemudian, tubuhnya mulai menggeliat.
Tiba-tiba, di samping kepalanya muncul satu kepala ular raksasa lagi!
Di bawah tatapan terkejut Herios dan
yang lainnya, kedua kepala ular besar itu meraung ke langit, melesat menuju
bayangan leluhur.
Mata ular itu memancarkan kilatan
kemarahan dan keganasan yang tampak sangat manusiawi.
Semua orang terpana, sementara tubuh
mereka menggigil ketakutan.
Wajah Herios berubah pucat. Dia
segera menggerakkan bayangan leluhur untuk mengeluarkan kekuatan penuh.
Namun, ular berkepala dua itu sangat
ganas. Ia dengan cepat melesat, menggigit lengan bayangan leluhur hingga hancur
hanya dalam beberapa serangan. Tak lama kemudian, bayangan itu pun hancur
berantakan.
Herios mendapat efek serangan balik.
Dia memuntahkan darah, tubuhnya terlempar, lalu dia terjatuh keras ke tanah.
Seluruh tempat menjadi sunyi senyap!
Sorakan yang sebelumnya menggema
tiba-tiba menghilang!
Semua orang berdiri terpaku seperti
patung.
"Tuan Herios, cepat lari!"
Pendeta tua itu begitu ketakutan
sampai jiwanya seolah melayang. Dia buru-buru menarik Herios untuk melarikan diri.
Namun Herios, berujar dengan wajah
pucat, "Mau lari ke mana? Seluruh Lembah Iblis Darah ini adalah
wilayahnya!"
Herios melihat ular raksasa itu
dengan hati penuh keputusasaan, lalu begumam, "Apakah seluruh hidup penuh
kejayaanku akan berakhir di tempat ini?"
"Ayah, apa yang harus kita
lakukan?" tanya Kevin dengan penuh kepanikan.
Herios telah mengeluarkan kekuatan
yang begitu besar, tetapi dia masih bisa dikalahkan dengan mudah. Perasaan
putus asa menguasai hatinya.
"Sialan! Bunuh Adriel dulu!
Kalaupun aku mati, aku akan memastikan dia mati bersamaku!"
Guda menatap Adriel dengan mata merah
penuh amarah, lalu langsung mencoba menyerangnya.
Semua ini disebabkan oleh Adriel!
"Aku, seorang anggota keluarga
Buana, ternyata akan mati karena dijebak oleh bocah ini. Aku akan
mencabik-cabik tubuhnya!"
Kevin juga akhirnya tersadar. Matanya
dipenuhi kebencian.
Bagaimanapun juga, mereka akan mati
di sini. Jadi lebih baik mereka membunuh Adriel terlebih dulu sebelum mati!
Dalam sekejap, wajah Dennis dan yang
lainnya berubah. Mereka segera melindungi Adriel.
Namun, pada saat itu Adriel tidak
mundur, malah berjalan mendekat ke arah mereka.
"Tuan Muda!"
Dennis juga menjadi panik.
"Kamu masih berani datang? Cari
mati!"
Guda merasa sangat marah ketika
melihat Adriel mendekat.
"Pergi dari sini. Jangan ganggu
aku," kata Adriel dengan nada tidak suka sambil mengerutkan keningnya.
"Apa yang kamu katakan?"
Guda tampak tertegun mendengar
kata-kata Adriel.
Selanjutnya, dia melihat Adriel
langsung mengabaikannya, lalu berjalan mendekat ke arah ular raksasa berkepala
dua itu!
"Apa yang ingin dilakukan bocah
ini?"
Herios yang wajahnya pucat pasi
sedang menahan sakit di dadanya. Dia juga merasa terkejut melihat Adriel yang
sama sekali tidak peduli pada Guda dan putranya. Sebaliknya, dia malah berjalan
ke arah ular berkepala dua itu.
"Apa dia ingin membunuh ular
berkepala dua itu? Dia sungguh nggak tahu diri!" ujar pendeta tua itu
dengan wajah penuh ejekan.
Semua orang melihat Adriel
seolah-olah dia adalah orang gila.
Dennis dan yang lainnya juga
menunjukkan wajah cemas.
Namun, Adriel tidak peduli pada
mereka. Dia hanya menatap ular berkepala dua itu dengan wajah tenang, lalu
berkata, "Sudah lama aku menunggu, akhirnya kamu bersedia menunjukkan
wujud aslimu. 11
Sambil berkata demikian, Adriel
melangkah maju mendekati ular itu.
Di belakangnya, Guda dan yang lainnya
melihat Adriel dengan tatapan seolah-olah dia sudah mati.
"Apa dia ingin mati? Apa
menurutnya lebih baik mati di tangan ular itu daripada dibunuh olehku?"
kata Guda sambil tertawa dingin.
"Segera tarik kembali Tuan
Muda!" kata Oscar dengan cemas.
"Tuan Muda pasti punya alasan
untuk melakukan ini," balas Dennis dengan nada yang sedikit ragu.
"Kenapa panik? Pak Adriel pasti
bisa membunuh ular raksasa ini," kata Hendro dengan nada yakin.
Meski pemandangan ini tampak
mengerikan, Hendro tetap yakin pada Adriel. Bagaimanapun juga, dia adalah
Pewaris Iblis Darah.
No comments: