Bangkit dari Abu Kembalinya Nathan ~ Bab 2

 

Bab 2

 

Di dalam lift.

 

Klep!

 

Nathan membuka kotak cincin berlian yang tidak terlalu mencolok itu.

 

Cahaya berlian merah muda yang cemerlang tiba-tiba memancar keluar.

 

Ini adalah cincin berlian mewah yang baru saja dibelinya dengan harga 100 miliar. Dulunya cincin ini dikenal sebagai Raja Berlian oleh semua orang di Beluno, apalagi itu juga cincin satu-satunya.

 

Nathan tidak tahu ada berapa banyak uang di dalam kartu bank itu.

 

Dia hanya tahu bahwa uang di dalamnya cukup untuk membeli sepuluh Grup Sebastian.

 

Namun, beberapa menit yang lalu, Emilia dan ibunya sama sekali tidak berniat untuk melihatnya. Tamara bahkan menganggapnya sebagai sampah.

 

Pintu lift terbuka dan Nathan berjalan keluar.

 

"Eh, bukankah ini Tuan Nathan? Kenapa wajahmu begitu pucat?"

 

Sebuah nada mengejek terdengar di saat ini.

 

Nathan memandang ke depan dengan ekspresi tenang. Sepertinya jalannya diblokir oleh pria yang mengenakan jas dengan rambut disisir ke belakang dan memegang buket mawar biru.

 

Daniel Liman, putra konglomerat terkenal di Beluno. Dia juga termasuk salah satu pengagum Emilia, CEO cantik Grup Sebastian.

 

Nathan tidak ingin berdebat dengannya, jadi dia melangkah ke samping dan bermaksud untuk menghindarinya.

 

Sayangnya, sikap seperti itu malah membuat Daniel makin tertantang. Dia bergerak ke samping untuk menghalangi Nathan sekali lagi.

 

Nathan memandang Daniel dengan tatapan dingin. "Ada masalah? Kalau nggak ada, menyingkirlah!"

 

Daniel tersenyum sinis.

 

"Hahaha. Semuanya, lihatlah. Matahari sepertinya terbit dari barat hari ini. Beraninya pesuruh Emilia berteriak padaku!"

 

"Biar aku tebak, alasan wajahmu terlihat pucat seperti ini pasti karena kamu telah diusir oleh Keluarga Sebastian."

 

Sembari mengejek, dia juga melirik kotak cincin berlian di tangan Nathan.

 

"Pantas saja Emilia nggak menginginkan sampah seperti itu. Ayo, biarlah semua orang melihatnya!"

 

Sambil tersenyum sinis, Daniel sengaja menjatuhkan kotak cincin berlian di tangan Nathan.

 

Seketika, sebuah berlian merah muda yang besar dan menawan menggelinding keluar dari kotak itu.

 

Kilauannya yang begitu menawan sungguh menarik perhatian.

 

Saat melihat cincin itu, Daniel mulanya sempat tertegun. Namun setelah itu, dia memperlihatkan ekspresi tidak percaya.

 

"Bukankah ini berlian merah muda dari Toko Perhiasan Valentino, yang dikenal sebagai berlian terbaik di Beluno? 11

 

"Tsk! Bagaimana berlian seharga 100 miliar bisa ada di tanganmu?"

 

Saat ini, bahkan karyawan Grup Sebastian dan juga orang -orang di sekitar mereka terkejut.

 

Semuanya mengerumuni mereka dan memperlihatkan ekspresi penuh keterkejutan.

 

Bisa dikatakan, permata yang dikenal sebagai Raja Berlian nomor satu di Beluno ini adalah impian banyak wanita di Beluno. Semua wanita berharap ada pria yang akan membelikannya untuk mereka.

 

Sayangnya, tidak ada seorang pun di Beluno yang mampu mendapatkan berlian itu.

 

Nathan berjalan mendekat dan menutup kotak itu. Ada kilatan dingin yang melintas di matanya.

 

Lantaran sudah memutuskan hubungan dengan Emilia, Nathan juga tidak perlu bersikap sopan terhadap pecundang di sekitarnya seperti sebelumnya lagi.

 

Daniel segera memberi perintah. "Cepat tangkap dia dan tanyakan padanya dari mana asal berlian itu."

 

"Pria miskin sepertimu nggak pantas mendapatkan Raja Berlian."

 

Akan tetapi, sebelum pengawalnya sempat mengambil tindakan....

 

Plak!

 

Nathan telah berbalik dan mendaratkan sebuah tamparan keras.

 

Daniel mengerang kesakitan. Dia tampak menyemburkan darah dari mulutnya, apalagi gigi depannya juga tanggal. Tubuhnya terlempar sejauh empat hingga lima meter dan tergeletak tak berdaya di sana.

 

Matanya yang merah tampak terbelalak.

 

Dia benar-benar tidak percaya bahwa pecundang tidak berguna seperti Nathan berani memukulnya!

 

Dalam sekejap, kedua pengawal itu dikejutkan oleh keganasan Nathan. Namun, keduanya tetap menyerbu ke depan sambil meraung.

 

Buk, buk!

 

Nathan segera mengeluarkan tinjunya. Kedua pria kekar itu bahkan tidak sempat menjerit kesakitan dan langsung pingsan di tempat.

 

Daniel tercengang. Sejak kapan pecundang ini begitu jago berkelahi?

 

Satu per satu karyawan Grup Sebastian di sekitarnya juga mundur ketakutan. Mereka tidak menyangka bahwa pria di samping CEO mereka yang biasanya lembut dan sopan itu akan bersikap kasar seperti itu.

 

Nathan hanya menatap dingin Daniel yang sedang mengerang kesakitan dan langsung melangkah pergi.

 

Tak lama setelah dia pergi, Emilia dan ibunya yang merasa khawatir juga bergegas menghampiri.

 

"Tuan Daniel, siapa yang begitu nggak tahu diri dan berani memukulmu? Apa orang itu sudah bosan hidup?"

 

Tamara buru-buru membantu Daniel, seakan-akan ingin menyanjung pria itu.

 

Daniel menutupi wajahnya yang bengkak sambil meraung, "Ini semua ulahnya Nathan, si bajingan itu. Huh! Aku pasti akan membuatnya membayar sepuluh kali lipat!"

 

Tamara langsung berkata dengan marah, "Apa? Pecundang itu yang menyinggungmu?"

 

"Aku tahu. Pasti karena dia ditolak oleh Emilia, jadi dia marah dan merasa terhina, lalu melampiaskannya padamu. Tuan Daniel, jangan khawatir. Aku nggak akan memaafkan bajingan nggak berguna itu!"

 

Mendengar itu, Daniel memperlihatkan ekspresi gembira dan bahkan tidak peduli dengan rasa sakit di wajahnya.

 

"Emilia, apa yang dikatakan Bibi benar? Kamu sudah berpisah dengan pecundang itu?"

 

Emilia tidak terlalu suka dengan putra konglomerat ini. Dia pun bertanya dengan nada datar, "Urusanku seharusnya nggak ada hubungannya denganmu, 'kan? Tuan Daniel, aku mau tanya padamu, mengapa Nathan bisa tiba-tiba memukulmu?"

 

Daniel menggertakkan giginya dan berkata, "Siapa yang tahu apa yang dipikirkan pria gila itu?"

 

"Oh ya, Emilia, kamu mungkin belum tahu. Pria gila itu bisa-bisanya mencuri berlian merah muda, Raja Berlian dari Toko Perhiasan Valentino, yang bernilai 100 miliar itu untuk menyenangkanmu."

 

Begitu kata-kata itu dilontarkan!

 

Emilia terkejut. "Apa yang kamu katakan? Dia mencuri? Apalagi, barang yang dia curi itu Raja Berlian?"

 

Berlian ini sangat terkenal di kalangan masyarakat kelas atas Beluno.

 

Emilia pernah mencari tahu mengenai berlian itu dan bahkan sempat membayangkan, alangkah bahagianya jika dia bisa mengenakan berlian itu di saat pernikahannya.

 

Daniel berkata dengan tegas, "Ya, aku melihatnya dengan jelas. Kalau kamu nggak percaya, kamu bisa tanyakan pada karyawan Grup Sebastian. Beraninya pecundang itu melakukan hal yang memalukan. Dia pasti sudah bosan hidup!"

 

Emilia tampak ragu. "Sejauh yang aku tahu, meski Nathan miskin, dia juga tidak akan melakukan hal tercela seperti itu."

 

Daniel mencibir. "Karena dia miskin, makanya dia mencuri. Emilia, pikirkanlah baik-baik. Kalau dia nggak mencuri, bagaimana mungkin Raja Berlian bisa muncul di tangannya?"

 

Tamara juga ikut menimpali. "Benar, pasti bajingan itu mencurinya."

 

Tamara sangat kesal saat ini. Dia tidak menyangka bahwa kotak hitam tidak mencolok yang diberikan Nathan itu ternyata berisi berlian senilai 100 miliar.

 

Andai tahu dari awal, dia pasti tidak akan mengembalikannya pada pecundang itu. Sayang sekali!

 

Emilia memanggil beberapa karyawan dan bertanya kepada mereka tentang apa yang terjadi.

 

Begitu mengetahui bahwa Nathan benar-benar memiliki Raja Berlian, ada ekspresi marah yang muncul di wajahnya.

 

"Keterlaluan sekali. Nathan, miskin bukanlah hal yang memalukan, tapi bisa-bisanya kamu mencoba menyenangkanku dengan mencuri. Itu hanya akan membuatku makin membencimu!"

 

Masih dikuasai emosi, Emilia segera mengeluarkan ponselnya dan menelepon.

 

Bab Lengkap

Bangkit dari Abu Kembalinya Nathan ~ Bab 2 Bangkit dari Abu Kembalinya Nathan ~ Bab 2 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on April 29, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.