BAB 8
"Kak Jackie, saya tahu. Anda
telah menggunakan teknik Tiga Belas Jarum Kehidupan guna memulihkan ayah Anda.
Teknik tersebut adalah sebuah teknik kuno yang kompatibel dengan dunia medis
modern sekarang ini," ucap Dendy.
Pada saat Dendy bertutur, Jackie
bergeming. Kedua matanya mengawasai Dendy juga Baron dengan begitu waspada.
"Dari mana kamu mendapatkan ilmu
luhur macam itu, Nak? Kami memiliki datamu, kau bahkan adalah seorang mantan
napi. Bagaimana bisa kamu mempelajari ilmu medis macam itu?" tanya Baron
dengan melebarkan mata. Padahal tadi, ia menuding Jackie menggunakan ilmu
sihir.
Sebetulnya, agak sulit juga bagi
Jackie untuk menjelaskan bagaimana bisa dia menguasai metode tersebut.
Dewa Agung mengajarkan dia ilmu
kultivasi Teknik Dewa Pemulih Raga. Tiga Belas Jarum Kehidupan merupakan bagian
dari ilmu yang terdiri dari beberapa bagian tersebut. Salah satunya: Sentuhan
Penyembuh.
Teknik Tiga Belas Jarum Kehidupan
memang luar biasa. Ilmu itu memungkinkan penggunanya menyelamatkan nyawa
seseorang selama dia masih bernapas.
Namun apa yang dilakukan oleh Jackie
belum seberapa. Menurut gurunya, ia masih harus mengasah kemampuan medisnya
itu. Pada tingkat yang lebih tinggi lagi, Jackie dapat meyembuhkan seseorang
tanpa jarum akupunktur.
"Aku mempelajarinya selama
berada dalam penjara," jawab Jackie singkat.
"Tentunya ada seorang guru yang
mengajari Anda atau Anda memiliki sebuah perkamen sebagai manualnya,
bukan?" tanya Dendy lagi.
"Mengapa sepertinya Anda ingin
tahu sekali, Dokter?" balas Jackie bertanya.
"Kak Jackie, dengan Anda
memberitahukan pada kami di mana dan dengan cara apa kami dapat mempelajari
Tiga Belas Jarum Kehidupan, Anda akan berjasa pada dunia medis dan banyak orang
yang bisa diselamatkan dari penyakit mereka," terang Dendy.
Pemaparan Dendy malah membuat Jackie
tersenyum miring disertai dengan dengusan. Kemudian, ia berujar, "Maksud
Anda, agar dokter-dokter kotor seperti Anda bisa menipu dan memeras lebih
banyak pasien lagi?"
Ujaran Jackie membuat Dendy tercekat.
Mulutnya sudah terbuka tetapi dia tidak mampu untuk berkata-kata. Baronlab yang
langsung bereaksi.
"Jaga mulutmu, Anak Muda! Kamu
sedang berbicara pada salah satu dokter muda brilian seantero Negeri
Nagaka!"
"Apakah Anda membela anak buah
Anda yang korup ini, Dokter? Atau..., Anda tidak tahu apa yang telah dilakukan
oleh dokter-dokter seperti dia di rumah sakit ini?!" tajam Jackie
membalas.
"Kau menudingku dan
dokter-dokter di sini korup?!"
Baron tidak mau mengalah.
"Sudah, sudah, cukup. Kak
Jackie, kita tidak perlu memperpanjang perdebatan ini. Yang perlu Kakak lakukan
hanyalah memberitahu kami di mana kami dapat mempelajari Tiga Belas Jarum
Kehidupan dan biarkan kami belajar pada gurumu," sela Dandy.
Lagi, Jackie tersenyum dengan gaya
tenangnya. "Aku saja mesti masuk ke dalam penjara terlebih dahulu sebelum
menguasainya. Jika kalian juga ingin belajar, kalian harus berusaha
sendiri," santai dia berkata-kata.
"Kalau begitu, begini saja. Kamu
dan keluargamu masih harus membayar biaya perawatan Pak Hendra. Sekarang,
beritahu kami di mana kami bisa mempelajari ilmu medismu. Jika kau
memberitahukannya pada kami, kami akan membebaskan biaya perawatan Pak
Hendra."
Seluruh kalimat yang diucapkan oleh
Baron membuat Jackie mengangkat sebelah alis. "Tidak perlu, Dok. Dokter
William Sudah berjanji untuk mengembalikan semua uang yang telah kami keluarkan
untuk merawat ayahku. Jadi silahkan Anda berdiskusi dengan dia."
Kalimat demi kalimat yang diucapkan
Jackie membuat Baron geram. "Ini adalah rumah sakitku! Akulah yang
berwenang untuk memutuskan segalanya!"
Dendy yang sudah tidak mampu
berkata-kata memandang pada Baron dan mengangguk tipis begitu singkat.
"Baiklah. Kalau kamu tidak mau
bekerja sama, aku akan mengembalikanmu ke dalam penjara dengan tuntutan
melakukan praktik ilegal di Rumah Sakit Bunga Asih! Bawa dia!" ucap Baron,
memberi tanda pada petugas keamanan untuk menggiring Jackie.
Terang saja keluarga Jackie panik.
Rasa-rasanya Hendra sudah ingin turun dari tempat dia terbaring. Anita dan
Sherina langsung maju ke hadapan Jackie.
"Dokter, kami mohon... jangan
memperkarakan hal ini lebih lanjut. Suamiku telah sembuh, bagaimanapun juga, ia
telah dirawat di sini. Biar kami bayar semua biaya yang telah kami
keluarkan," mohon Anita. Sherina ikut-ikutan.
"Dok, maafkan kakakku. Dia hanya
gusar karena sebelumnya, ayahku tidak kunjung sembuh. Sekarang ayahku sudah
baik-baik saja. Biar kami urus biaya yang harus kami keluarkan!"
"Tidak perlu! Ibu, Sherina,
hentikan! Jika memang dokter-dokter berengsek ini ingin kita membayar biaya
pengobatan ayah, biar aku sendiri yang akan menanggungnya!" ucap Jackie
menyeruak di antara Anita dan Sherina.
"Kau pikir urusan ini akan
semudah itu, Jackie?" geram Baron. "Kami akan tetap memperkarakan
semuanya dan kamu akan kembali ke-"
Pintu ruangan tempat Hendra dirawat
terbuka. Semua orang tercengang termasuk Jackie yang sejak tadi terlihat begitu
kalem. Sebab, yang hadir di sana adalah Vanessa Halim bersama dengan Yeni,
asistennya.
"Aku dengar di sini telah
terjadi keributan, apa betul?" ucap Vanessa. Kedua matanya terarah pada
Jackie yang terdiam.
Melihat siapa yang hadir di sana,
dengan segera Baron dan Dendy merundukkan punggung mereka seolah penuh hormat.
"No-nona Vanessa..., selamat
datang di Rumah Sakit Bunga Asih... kami tidak tahu Anda-"
"Dokter Baron, bisa Anda
jelaskan apa yang terjadi di sini?" galak Vanessa berucap seraya memandang
Baron ganas.
"Nona, putra dari pasien kami
ini telah melakukan perawatan ilegal terhadap ayahnya menggunakan metode yang
tidak wajar dan mereka tidak mau membayar biaya perawatan Pak Hendra,
kami..."
Plas!
Mengejutkan. Tahu-tahu saja, Yeni
mendaratkan tamparan pada pipi Baron yang bermaksud menjelaskan. Sang dokter
terperangah, tapi tak bisa berbuat apa-apa.
"Nona Vanessa, tolong,
mengertilah. Kreadibiltas rumah sakit ini dipertaruhkan. Lagi pula, Kak Jackie
malah meminta Dokter William untuk..."
Plas!
Dendy yang ingin membela diri
mengalami nasib yang sama dengan Baron. Tamparan keras Yeni mendarat di
wajahnya, Kini, Dendy dan Baron itu hanya bisa mematung kuyu penuh ketertegunan.
Meski demikian, Baron masih saja
berusaha untuk menyelamatkan mukanya. "N-no-nona, mohon ampun, apa salah
kami sehingga kami mendapat ganjaran seperti ini?" polos dia bertanya.
"Anda tahu..., siapa Kak Jackie
ini, Dokter Baron, Dokter Dendy?" Vanessa berucap dengan gaya dinginnya
yang penuh wibawa sekaligus menunjukkan bahwa dia berkuasa atas kedua dokter
yang ada di hadapannya.
Lambat-lambat, Baron dan Dendy
menoleh ke arah Jackie yang sudah kembali ke pembawaannya yang sangat kalem.
"Ka-kami tidak tahu, Nona
Vanessa," jawab Baron sedangkan Dendy menggeleng-gelengkan kepala ragu.
"Di saat rumah sakit ini lambat
menanganiku dengan pemeriksaan yang begitu bertele-tele sementara nyawaku
terancam, aku dibawa lari oleh Yeni dan supirku ke Penjara Bawah
Sembilan," tutur Vanessa, lalu menatap Jackie.
"Kak Jackie adalah orang yang
menyelamatkan nyawaku dari gigitan ular itu!"
No comments: