Bangkit dari Abu Kembalinya Nathan ~ Bab 3

 

Bab 3

 

Sementara itu, Nathan telah menaiki Rolls-Royce dan menuju ke Rumah Sakit Perdana Beluno.

 

Ponselnya tiba-tiba berdering. Nathan menoleh dan menyadari bahwa itu panggilan dari Emilia.

 

Lantaran mereka berdua telah mengakhiri hubungan, Nathan juga tidak perlu menjawab panggilan itu lagi.

 

Kring, kring....

 

Namun, dering telepon itu terus berlanjut. Seakan-akan ada masalah penting.

 

Nathan mengerutkan kening, tetapi dia masih menekan tombol jawab.

 

"Nathan, dengarlah nasihatku. Segera serahkan dirimu pada polisi."

 

Hah?

 

Pernyataan lugas dari Emilia sungguh membuat Nathan kebingungan. 1

 

"Raja Berlian itu bernilai 100 miliar. Nathan, kamu terlalu ceroboh. Aku tahu kamu melakukan semua ini untuk membuatku bahagia."

 

"Tapi apa kamu pernah memikirkan risikonya? Kelakuanmu ini sudah termasuk melanggar hukum!"

 

"Serahkan dirimu secepatnya, selagi masih ada waktu. Jangan khawatir, berdasarkan pengaruh Grup Sebastian di Beluno, aku akan berusaha keras agar kamu nggak dipenjarakan!"

 

Emilia tampak dipenuhi dengan emosi. Dia terus-terus memarahi Nathan.

 

Nathan akhirnya mengerti. Ternyata Emilia mengira dirinya telah mencuri Raja Berlian.

 

"Kamu sepertinya salah paham. Aku nggak mencuri Raja Berlian."

 

Lantaran tidak ingin menjelaskan terlalu banyak, Nathan hanya menjawab secara singkat.

 

Emilia berkata dengan marah, "Nathan, apa kamu masih ingin menyangkalnya sekarang? Tuan Daniel dan karyawan Grup Sebastian telah memberitahuku semuanya."

 

Nada bicara Emilia yang menuduhnya seperti itu membuat hati Nathan makin dingin.

 

"Emilia, apa di hatimu aku adalah orang seperti itu? Kamu nggak percaya padaku, tapi malah percaya pada bajingan seperti Daniel?"

 

Emilia terdiam sejenak, lalu menurunkan nada bicaranya. "Maaf, Nathan. Kalau aku sudah menyakiti harga dirimu, aku minta maaf."

 

"Tapi Raja Berlian ini punya pengaruh terlalu besar. Bahkan, aku juga nggak berani menyinggung bos di balik Perhiasan Valentino. Tahukah kamu, semua tindakanmu ini, bahkan aku juga nggak bisa melindungimu!"

 

Tak disangka, wanita ini begitu percaya diri!

 

Nathan berkata dengan dingin, "Sampai sekarang, kamu masih mengira aku mencurinya."

 

"Terserah kamu kalau begitu. Anggap saja aku yang mencurinya. Kamu bisa lapor polisi untuk menangkapku, atau kamu juga bisa melaporkannya ke pihak berwenang. Aku nggak takut."

 

"Nathan, kenapa kamu begitu...."

 

Tut, tut, tut!

 

Mulut kecil Emilia yang berwarna merah muda tampak sedikit terbuka. Dia tidak percaya bahwa Nathan berani menutup teleponnya.

 

Dulu, Nathan tidak akan memperlakukannya seperti ini.

 

Yang lebih parah lagi, pria itu malah tidak menghargai niat baiknya.

 

"Nathan, kamu sangat keras kepala. Kamu nggak bisa bedakan mana yang benar dan mana yang salah!"

 

"Benar. Akulah yang terlalu sentimental. Bagaimanapun, takdir kita sudah berakhir sekarang. Aku nggak peduli dengan apa yang ingin kamu lakukan lagi!"

 

Setelah itu, Emilia pun memutuskan untuk tidak bertanya lagi.

 

Dia sangat bersyukur bahwa pembatalan pernikahan akan membuatnya melihat sifat aslinya Nathan.

 

Dartiel mendekat dan berkata dengan kesal, "Emilia, asal kamu tahu saja, Nathan ini memang pencuri. Untung saja, hubungan kalian sudah berakhir. Kalau nggak, kamu mungkin juga akan terlibat."

 

Emilia hanya merasa kesal. Dulunya dia selalu menjaga emosinya dengan baik.

 

Namun, penampilan Nathan kali ini sungguh mengecewakannya.

 

"Tuan Daniel, ada masalah apa kamu datang ke Grup Sebastian kami?"

 

Emilia bergegas mengganti topik pembicaraan.

 

Daniel menyeringai. Setiap kali berbicara, wajahnya yang bengkak akan memberikan efek yang menyakitkan.

 

"Emilia, kamu lupa? Malam ini ada acara penggalangan dana untuk Panti Asuhan Gluton. Ada banyak orang di Beluno yang mengincar sebidang tanah itu, jadi kita harus buat persiapan lebih dulu!"

 

Berbicara tentang bisnis, Emilia kembali memperlihatkan sikapnya sebagai seorang CEO.

 

"Ya, tanah di Panti Asuhan Gluton sangatlah berharga. Jadi, Grup Sebastian kami harus mendapatkannya!"

 

Daniel berkata dengan nada bercanda, "Sudah kuduga, kamu nggak akan membiarkannya begitu saja. Kebetulan, Keluarga Liman kami bisa membantu Grup Sebastian. Asalkan kita bergabung, aku yakin tanah itu pasti akan jatuh di tangan kita."

 

Mendengar itu, senyuman langsung merekah di wajah Emilia, bagaikan bunga mawar yang mekar.

 

"Kalau begitu, terima kasih Tuan Daniel!"

 

"Tapi aku juga akan jelaskan lebih dulu. Kalau Keluarga Liman membantu Grup Sebastian, kelak kami pasti akan membalasnya dua kali lipat."

 

Daniel sangat senang karena berhasil menyenangkan gadis cantik seperti Emilia.

 

"Oh ya, Emilia, aku membawakan sebuket bunga untukmu. Mawar biru kesukaanmu. Bunga yang secantik dirimu!"

 

Sambil berbicara, Daniel mengeluarkan mawar biru yang telah dia persiapkan dengan sepenuh hati sebelumnya.

 

Namun saat menyadari buket bunga telah hancur karena ditindih dirinya, dia langsung sedih.

 

Kelopak bunganya bahkan ternoda oleh darah yang dia semburkan karena dipukul Nathan barusan. Terlihat menjijikkan sekali.

 

"Ah! Ini...."

 

Daniel tampak canggung, seolah-olah baru saja melakukan hal yang memalukan.

 

Tamara memperlihatkan senyum dan berkata, "Nggak apa-apa. Bukankah hanya beberapa kelopak saja yang jatuh? Kalau Emilia nggak menyukainya, Tuan Daniel bisa memberikannya padaku. Sudah lama nggak ada orang yang memberiku bunga!"

 

Daniel menggertakkan giginya. Dia diam-diam mengumpat Nathan dalam hati, 'Dasar bajingan! Kamu tunggu saja...."

 

Pintu masuk Rumah Sakit Perdana Beluno.

 

Mobil Rolls-Royce itu berhenti. Bima Nugroho, lelaki tua yang mengemudi menoleh dan bertanya dengan hormat, "Tuan Nathan, Anda butuh bantuan saya? Asalkan Anda setuju, saya bisa membuat Grup Sebastian bangkrut dalam semalam dan menghilang dari Beluno selamanya. Mereka benar-benar nggak tahu diri."

 

Nathan, yang duduk di kursi belakang, berkata dengan nada tenang, "Meski jodohku dengan Emilia telah berakhir, aku bukanlah orang picik yang akan membalas dendam. Aku nggak akan melakukan hal seperti itu."

 

"Oh ya, Pak Bima, sekarang kamu juga termasuk orang paling kaya di Beluno. Kamu harus mengubah kebiasaan burukmu sebelumnya. Nggak semua masalah harus diselesaikan dengan tindakan kejam."

 

Bima menyeringai dan berkata, "Tuan Nathan benar. Saya akan berusaha sebaik mungkin untuk bersikap elegan. Namun, sulit untuk mencapai level seperti Tuan Nathan!"

 

Nathan menggelengkan kepalanya tak berdaya. Setelah Bima membuka pintu mobil, dia keluar dan berjalan masuk ke Rumah Sakit Perdana Beluno.

 

Untuk saat ini, dia adalah seorang dokter di rumah sakit itu.

 

Pergerakannya sangat cepat, tetapi orang-orang yang lalu lalang di pintu masuk rumah sakit tidak lagi tenang saat ini.

 

"Eh, bukankah orang yang keluar dari mobil mewah itu Bima Nugroho, orang paling kaya di Beluno?"

 

"Yang benar saja. Bisa-bisanya orang terkaya di Beluno berlari untuk membukakan pintu mobil. Siapa identitas pemuda itu?"

 

"Benar juga. Orang yang turun dari kursi belakang mobil itu tampak familier. Sepertinya itu Dokter Nathan dari Rumah Sakit di Beluno!"

 

"Omong kosong! Bagaimana kamu bisa sembarangan membual seperti itu? Dia hanya seorang dokter kecil di rumah sakit. Bagaimana dia bisa meminta orang terkaya untuk membukakan pintu mobil untuknya? Memangnya dia siapa?"

 

"Benar juga, dia pasti putra dari keluarga kaya. Namun, sepertinya belum ada orang di Beluno kami yang bisa memberi perintah pada Pak Bima!"

 

Nathan masuk ke rumah sakit dan baru saja mengenakan jas putih.

 

'Ruben, dokter dari departemen yang sama dengannya, langsung mendatanginya. Dari ekspresinya, sepertinya dia punya niat buruk.

 

"Haha. Dokter Nathan, kudengar kamu dicampakkan oleh CEO cantik itu?"

 

Nathan mengerutkan kening. Bagaimana berita tentang dirinya dan Emilia bisa menyebar begitu cepat?

 

Melihat ekspresinya, senyum di wajah Ruben makin mengembang dan terkesan mengejek. 1

 

"Dokter Nathan, kamu nggak tahu kalau Keluarga Sebastian baru saja mengumumkan berita mengejutkan tentang rencana pernikahan dengan putra sulung Keluarga Halim?"

 

"Bukankah ini sama dengan mengumumkan ke seluruh Beleno bahwa Dokter Nathan telah dicampakkan? Maaf, Dokter Nathan, kamu juga tahu aku, 'kan? Aku orangnya blak-blakan dan suka berterus terang. Jadi, jangan tersinggung ya!"

 

Nathan menatapnya dengan nada datar, "Sebenarnya, aku lebih terus terang dibandingkan denganmu. Jadi, kalau kamu sudah selesai bicara, bisakah kamu keluar dari sini?"

 

"Kamu...."

 

Wajah Ruben tiba-tiba berubah gelap. "Nathan, dulu kamu dilindungi oleh CEO Emilia. Nggak ada seorang pun di Rumah Sakit Perdana Beluno yang berani menyerangmu."

 

"Tapi kamu harus memahami satu hal sekarang. Kamu sudah dicampakkan oleh Emilia. Tanpa dukungan dari Emilia, kamu kira kamu itu siapa?"

 

Nathan mengangkat alisnya. "Ruben, kamu bicara begitu banyak, bukankah hanya karena kamu cemburu?" 2

 

Begitu mendengar itu, wajah Ruben tiba-tiba memerah. Tenggorokannya terasa tercekik.

 

Dia memang cemburu. Dia tidak mengerti apa kelebihan dari Nathan ini. Selain berpura-pura hebat sepanjang hari dan punya paras yang lumayan, apa lagi keunggulannya?

 

Dia benar-benar tidak mengerti bagaimana CEO cantik seperti Emilia bisa jatuh cinta pada pecundang ini?

 

Tepat di saat ini, sekelompok pengawal berpakaian hitam tiba-tiba berkumpul di koridor luar.

 

"Beri jalan. Tolong beri jalan!"

 

"Siapa dokter terbaik di rumah sakit ini? Nona Regina kami ingin bertemu dengannya!"

 

Bab Lengkap

Bangkit dari Abu Kembalinya Nathan ~ Bab 3 Bangkit dari Abu Kembalinya Nathan ~ Bab 3 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on April 29, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.