Monster Penjara Kembali Ke Kota ~ Bab 13

 

BAB 13

 

Tiba-tiba saja terdengar pintu kediaman Jackie dan keluarganya diketuk begitu kencang dan kasar. Terang saja Jackie, Hendra, Anita, dan Sherina terkejut.

 

"Biar aku yang buka," ucap Jackie,

 

Dengan gaya dinginnya, Jackie bangkit lalu melangkah ke pintu dan membukanya. Saat itulah dia melihat beberapa orang berbadan besar dan berwajah tidak ramah memandang ke arahnya.

 

"Ya...?" singkat Jackie bersuara dengan maksud bertanya.

 

Cepat saja, Jackie memperhatikan orang-orang tersebut. Beberapa di antaranya mengenakan baju dengan desain sablon membentuk ular menganga memamerkan taring.

 

"Jadi ini, Geng Ular Berbisa," ucap Jackie dalam benaknya.

 

"Hei, apakah kamu orang yang mematahkan tangan Kiko?!" tanya anggota Geng Ular Berbisa yang berkulit gelap dan mengenakan kacamata tabir surya.

 

"Betul. Kenapa memangnya?" jawab Jackie tanpa ragu.

 

Berusaha untuk tampak mengintimidasi, para anggota Geng Ular Berbisa agak bingung juga melihat gaya Jackie yang sangat tenang. Terutama karena tanpa ragu, dia mengakui perbuatannya.

 

"Perkenalkan, aku Darko dari Geng Ular Berbisa, kau harus ikut dengan kami!"

 

Ceklek!

 

Darko berkata sembari merogoh jaket, kemudian dia mengeluarkan sebilah pisau lipat. Namun situasi menjadi agak lucu. Jackie hanya menatap ke arah senjata tajam yang dibawa oleh pria itu dan terlihat tidak berguna.

 

Karena ingin tahu siapa yang menggedor rumah mereka begitu kencang, Hendra, Anita, dan Sherina mengikuti Jackie dan berdiri di belakang dia. Melihat apa yang terjadi, Hendra bersuara.

 

"Tu-tunggu, apa yang terjadi di sini?"

 

"Anakmu ini telah mematahkan tangan salah satu kawan kami, Pak! Dia mesti bertanggung jawab atas perbuatannya!" jawab Darko.

 

"Ayah, waktu itu Kiko dan teman-temannya menarik uang keamanan untuk dagangan kita. Lalu, Kak Jackie datang dan dia..."

 

Sherina bertutur tapi tak dapat melanjutkan kata-katanya tatkala para anggota Geng Ular Berbisa mengeluarkan senjata-senjata tajam milik mereka. Darko kembali berbicara.

 

"Ha...! Akhirnya si gadis cantik menuturkan yang sebenarnya. Dengar, Jackie. Apabila kamu tidak ikut dengan kami, kami akan menghabisí keluargamu dan adikmu itu akan menjadi milik kami!"

 

"Begini saja...." Hendra kembali angkat bicara. "Kami akan mengganti semua kerugian yang diderita oleh Nak Kiko. Jadi, kalian tidak perlu..."

 

Set!

 

Belum sempat Hendra menyelesaikan kata-katanya, tahu-tahu Jackie sudah bergerak begitu cepat. Memanfaatkan kelengahan para anggota Geng Ular Berbisa, dia maju untuk mendatangi Darko.

 

Tap!

 

Selanjutnya, Jackie menghampiri semua anggota Geng Ular Berbisa yang berdiri di depan rumahnya. Baik orang-orang jahat itu maupun keluarganya kini tertegun. Bukan apa-apa. Dalam sekali gerak, sekarang senjata-senjata tajam para anggota geng tersebut jatuh ke tanah.

 

Tring...! Tring...! Tring...!

 

Segera, empat lelaki berwajah tak menyenangkan itu mundur selangkah. Mereka meringis sembari memegangi lengan mereka yang sebelumnya memegang pisau dan golok karena terasa nyeri.

 

Mengejutkan memang. Hanya dengan mendekat dan menepuk tangan mereka, Jackie dapat melucuti senjata milik keempat orang tersebut. Malahan, dia meninggalkan rasa linu pada bagian tubuh mereka yang ia sentuh.

 

"Akulah yang berurusan dengan kalian. Jangan bawa-bawa keluargaku. Aku yang kalian cari. Keluargaku tidak ada hubungannya dengan Kiko."

 

Wajah-wajah garang yang sebelumnya terlihat seram itu kini hanya bisa melongo. Bisa dibilang, raut Darko dan kawan-kawan sekarang kelihatan culun setengah mati setelah apa yang Jackie lakukan terhadap mereka.

 

"Jackie..."

 

"Kak...!"

 

Mengetahui Anita dan Sherina pasti mengkhawatirkan dirinya, Jackie menoleh ke arah keluarganya. "Ibu, Sherina, Ayah, jangan khawatir. Aku akan segera kembali untuk makan siang. Aku hanya ingin mengurus cecunguk-cecunguk ini sebentar."

 

"Hati-hati, Nak," Hendra cuma mampu menanggapi singkat.

 

Selanjutnya, Jackie menatap ke arah Darko dan kawan-kawan. Kemampuan Jackie melucuti mereka membuat keempatnya merasa takut. Ada yang ternganga, menenggak liur bahkan gemetaran.

 

"Bawa aku ke mana kalian inginkan dan jangan macam-macam. Karena jika aku mau, senjata-senjata tajam kalian itu sudah menancap di leher kalian sendiri sekarang." tenang Jackie mengancam.

 

"S-si-siap, Bos!" jawab Darko gugup. Pada saat dia berkata, rahangnya bergetar karena dikuasai perasaan takut.

 

Keluarga Jackie tidak tahu apakah mereka harus merasa khawatir atau tertawa. Sebab sekarang, para anggota geng itu bukan bagai tengah menggiring Jackie. Sebaliknya saat mereka beranjak, semuanya bak mengawal Jackie.

 

Sekarang, Hendra, Anita, dan Sherina duduk di ruang tengah rumah mereka. Sherina tampak gelisah karena ia merasa bersalah.

 

Tiga tahun yang lalu, Jackie dicebloskan ke dalam penjara karena dia membela adiknya yang dilecehkan oleh Gerald. Kini lagi-lagi karena dirinya, Jackie dibawa pergi oleh anggota-anggota Geng Ular Berbisa.

 

"Sudahlah Sherina, jangan khawatir. Kamu sudah melihat sendiri. Kakakmu itu menghajar Kiko dan teman-temannya. Sekarang, dia pergi bersama orang-orang yang menjadi takut padanya," Hendra berusaha menenangkan putrinya.

 

"Tetap saja, Ayah. Mungkin lebih tepatnya, aku bukan takut. Tapi merasa kasihan pada Kakak karena dia terus berjibaku untuk melindungiku," Sherina mengungkapkan kecemasannya. Dia menghela napas.

 

Usai Sherina mengungkapkan apa yang dirinya rasakan, Hendra dan Anita saling berpandangan. Sang ibu dan ayah seperti silih memberi tanda tak kentara satu sama lain.

 

"Sherina, ada sesuatu yang ingin ayah sampaikan padamu, Sayang."

 

Ucapan ayahnya tersebut membuat Sherina memandangi Hendra dengan penuh tanya. Setelah gundah karena Jackie, sekarang ia berharap ayahnya bukan akan mengungkapkan tentang sakitnya.

 

"Ada apa, Ayah?"

 

Hendra mengambil napas. Dia kembali menggerakkan mata ke arah Anita yang mengangguk sekali begitu tipis. Lalu, Hendra kembali berkata.

 

"Sherina..., Jackie bukanlah kakak kandungmu."

 

Sejurus, Sherina tertegun. "Ma-maksud Ayah?"

 

Singkat cerita. Saat Hendra dan Anita baru saja menikah sekitar empat bulan, seseorang yang misterius membawa bayi pada mereka,

 

Kemudian, orang itu juga memberi keduanya sejumlah uang, agar dapat menunjang kehidupan mereka dan membesarkan bayi tersebut. Ya, bayi itu adalah Jackie.

 

"Kita berutang banyak pada dia. Jujur, ayah tidak mau kita terus-terusan menjadi beban bagi Jackie. Karena selama sekian tahun, kita dapat hidup dari deposito miliaran miliknya," papar Hendra.

 

"Mengapa Ayah belum menyampaikan hal ini pada Kakak?" tanya Sherina kebingungan.

 

"Kami sudah terlanjur menganggap Ja ckie sebagai anak kami. Apalagi waktu itu, kamu belum lahir, Nak," tutur Anita diiringi senyum. Pikirannya bernsotalgia ke masa-masa saat dia mengasuh Jackie kecil. "Keluarga dia yang sesungguhnya pasti sangat kaya."

 

"Jika ia tahu, mungkin dia tidak mau lagi hidup bersama kita, celetuk Hendra tidak serius.

 

"Aku rasa, tidak mungkin Kak Jackie bertingkah seperti itu! sangkal Sherina lembut.

 

"Begini saja. Untuk sekarang, kita harus menyimpan rahasia ini hingga datang waktu yang tepat bagi kita untuk mengungkapkannya pada dia," tandas Hendra.

 

Anak dan istrinya mengangguk-angguk. Tapi sorot mata Sherina agak berubah. Entah apa yang terlintas dalam pikirannya.

 

Sementara itu di markas Geng Ular Berbisa...

 

Bab Lengkap

Monster Penjara Kembali Ke Kota ~ Bab 13 Monster Penjara Kembali Ke Kota ~ Bab 13 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on April 26, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.