Bab 636
"Itu masih nggak sebanding buat
orang yang sudah selingkuh."
Ucapan tajam Nindi membuat Witan naik
pitam, Kamu pikir bisa dapat keuntungan setelah Witan dipermalukan, ya?"
"Setidaknya aku bisa merasa
senang. Kebahagiaan adalah hal yang penting dalam hidup."
"Nindi, lihat saja nanti!"
Witan sudah kehabisan kata-kata untuk
membalas.
Andai saja Sania tidak sedang
pingsan, dia pasti sudah memberi Nindi pelajaran.
Ekspresi Nindi berubah dingin begitu
keluarga Lesmana pergi.
Baiklah, sekarang Sania benar-benar
sudalı terpojok.
Dia ingin melihat, bagaimana dalang
di balik semua ini masih bisa menjalankan rencananya, dengan menggunakan Sania
untuk merusak proyek kecerdasan buatan!
Namun, akibat semua kekacauan ini,
suasana pesta berubah jauh lebih muram.
Di saat itulah, Belinda melangkah ke
depan dan berkata, "Baiklah, masalahnya sudah selesai. Sekarang, mari kita
lihat pertunjukan yang sudah dislapkan Bu Martha untuk kita semua."
Kehadiran Belinda untuk mencairkan
suasana membuat ekspresi Martha sedikit membaik.
Para tamu pun tampak prihatin, lalu
ikut bertepuk tangan dan berpura-pura tertarik. Akan tetapi, di belakang,
mereka tetap sibuk membicarakan insiden barusan.
Tanpa basa-basi, Martha langsung
menarik Yanisha ke aula utama. Dia mengangkat tangan dengan ekspresi kejam,
bersiap untuk menampar Yanisha!
Namun, saat itu juga, Nindi menahan
tangan Martha.
Dia menatap Martha seraya berkata,
"Hari ini ulang tahun Yanisha. Kalau kamu menamparnya dan meninggalkan
bekas, pasti akan terdengar buruk kalau tersebar, "kan?"
"Kamu ini siapa? Ini urusan
keluarga Ciptadi. Jangan pikir aku nggak tahu kalau kejadian tadi itu ulah
kalian, ya!"
Martha awalnya tidak bisa memahami
sepenuhnya apa yang terjadi.
Namun sekarang, setelah melihat hasil
akhirnya, bagaimana mungkin dia tidak menyadarinya?
Yanisha ingin putus dengan Darren.
Lalu, karena Darren menolak, maka terjadilah sandiwara yang luar biasa malam
ini.
Sekarang, nama keluarga Lesmana sudah
benar-benar tercoreng. Jika Darren tetap bersama Yanisha setelah ini,
orang-orang pasti akan membicarakannya.
Yanisha berdiri di depan Nindi dan
berkata, "Ini keputusanku sendiri. Dia cuma mengikuti apa yang
kuminta."
"Kamu bodoh sekali! Nindi dan
keluarga Lesmana sudah lama berselisih. Dia bahkan bisa begitu kejam sama kakak
kandungnya sendiri. Apa kamu nggak takut suatu saat dia akan mengkhianatimu
juga?"
Nindi tak bisa menahan seringai
tipisnya saat mendengar kata-kata Martha. Seperti kabar yang beredar, Martha
memang pantas disebut sebagai ratu gosip. Kemampuannya dalam mengadu domba
benar-benar luar biasa.
Yanisha mendongak dengan mata
memerah, "Bibi, kamu begitu marah karena nggak bisa lagi memanfaatkan aku
melalui Darren, 'kan? Jadi, mulai sekarang, urusanku adalah urusanku sendiri.
Jangan repot-repot ikut campur."
"Bagus sekali! Kamu tertipu
mentah-mentah! Suatu hari nanti kamu pasti bakal menyesalinya!"
Setelah mengatakannya, Martha
langsung pergi. Dia sudah malu separah ini, tentu dia harus segera mengambil
tindakan agar kejadian malam ini tidak sampai menjadi bahan berita besok pagi.
Kalau sampai itu terjadi, keluarga
Ciptadi benar-benar akan menjadi bahan tertawaan!
Begitu Martha pergi, Yanisha langsung
berlutut dan menangis, "Nindi, aku cuma merasa sangat sakit hati."
Kini, Yanisha benar-benar melihat
segalanya dengan jelas. Bibinya selama ini tidak pernah benar-benar peduli
padanya.
Nindi sangat memahami perasaan itu.
Dia lalu berkata lirih, "Beberapa orang memang nggak pantas untuk
dipercayai. Yang harus kamu lakukan adalah terus maju ke depan."
Seperti dirinya di kehidupan
sebelumnya yang seakan tidak berharga.
Namun, tak masalah. Suatu hari nanti,
pasti akan ada orang yang pantas untuk dipercayai.
Nindi menemani Yanisha menenangkan
diri sebelum akhirnya mereka kembali ke pesta.
Sebagian besar tamu mendekat untuk
menghibur Yanisha, karena pada akhirnya, orang selalu lebih mudah bersimpati
pada mereka yang terlihat sebagai korban.
Nindi melihat sekelompok sosialita,
termasuk Belinda, Audy, dan Martha mendekat.
Namun, dia tidak melihat Riska atau
pun Sofia.
Saat itu, Belinda tiba-tiba berkata,
"Nona Nindi, keluargamu baru saja mengalami insiden sebesar ini. Kenapa
kamu masih sempat-sempatnya ikut pesta dan nggak ke rumah sakit?"
Nyonya Audy menimpali dengan nada
sinis, "Benar sekali. Kalau aku jadi bagian dari keluarga Lesmana, aku
pasti sudah pergi diam-diam. Dengan nggak tahu malu tetap di sini, memangnya
kamu nggak takut ditertawakan orang-orang, ya?"
Tampak jelas bahwa Audy semakin
membenci keluarga Lesmana.
Yanisha langsung menyela, "Nindi
adalah temanku. Dia berbeda dengan keluarga Lesmana. Dia sudah memutuskan
hubungan dengan mereka sejak lama."
Nada suara Audy semakin tajam,
"Jadi, demi menjaga hubungan baik denganmu, dia bahkan rela memutuskan hubungannya
dengan keluarganya sendiri? Dia pikir bisa naik derajat dengan cara seperti
ini? Persis seperti Sania. Nggak ada bedanya.
Martha akhirnya menatap Nindi dan
berkata, "Nona Nindi, kamu sudah dengar sendiri apa kata mereka. Pergilah,
kamu nggak pantas berada di pesta ini lagi.
"Bu Martha, apa kamu punya
masalah dengan pacarku?"
Suara Cakra yang dalam dan dingin
seketika terdengar.
No comments: