Monster Penjara Kembali Ke Kota ~ Bab 12

 

BAB 12

 

Jackie menantang Gerald yang hanya bisa terdiam dengan mulut terbuka. Tubuhnya mulai menggigil karena pengerahan teknik ilmu spiritual lawan.

 

Meski begitu, dia sendiri bingung dengan apa yang terjadi. la memperkirakan Jackielah yang telah membuat dia seperti itu. Akan tetapi, apakah mungkin demikian?

 

"Gerald, kamu kenapa?!" tanya Tina yang menghampiri kękasih barunya.

 

"Ak-aku..."

 

Gerald tidak mampu berkata-kata. Walau dirinya curiga Jackie yang membuat dirinya demikian, ia tak ingin menungkapkannya pada Tina.

 

Sekalipun sudah tidak ada rasa apa-apa dalam hati Jackie terhadap Tina, dia merasa agak iba juga ketika melihat Tina mengkhawatirkan Gerald. Sehingga perlahan-lahan, Jackie menarik kembali pengerahan kekuatan spiritualnya.

 

"Sudahlah, Jackie, enyahlah kau dari hadapan kami!" hardik Tina.

 

"Kalianlah yang menghalangi jalanku, aku hanya sekedar lewat di sini," balas Jackie datar,

 

Setelah merasa tubuhnya kembali normal, Gerald sudah ingin berlari dari hadapan Jackie rasanya. Namun, ia gengsi sebab kekasihnya sekarang adalah mantan pacar rivalnya.

 

Kebetulan, Gerald melihat ada dua orang petugas keamanan melintas ke arah mereka. Segera itu, dia memanggil mereka.

 

"Pak, Pak! Kemari, Pak! Ini ada orang yang sudah mengganggu ketertiban di sini!" seru Gerald.

 

Ulah Gerald itu membuat Jackie melongo. la sendiri tak menyangka. Gerald sepertinya akan memanfaatkan petugas keamanan untuk menghadapi dirinya.

 

"Maaf, Pak, ada yang bisa kami bantu?" kata petugas keamanan yang memiliki postur kekar.

 

"Pak, dia ini adalah seorang mantan napi, hati-hati dengan dia!" serobot Tina menuding.

 

"Betul, Pak. Dia ini bisa mencuri atau salah-salah merampok disini, bahaya!" tambah Gerald.

 

Bahkan petugas keamanan saja memandangi Jackie tanpa menaruh curiga. Bagaimana tidak? Jackie memakai setelan yang cukup trendi. Wajahnya tidak menunjukkan tanda-tanda bahwa dia adalah orang yang beringas.

 

"Dia akan memasuki butik ini, pasti dia sudah niat akan melakukan sesuatu di dalam!" tanpa ragu Tina menuduh mantan pacarnya akan melakukan aksi kriminal.

 

"Maaf, Mas, Mbak. Kami tidak bisa melakukan tindakan apapun, terkecuali apabila Mas ini telah terbukti melakukan seperti yang Anda berdua tuduhkan," petugas keamanan yang bertubuh tinggi atletis menanggapi.

 

"Pak, orang ini mantan napi... malahan siapa tahu dia sebenarnya buronan yang kabur dari penjara!" Gerald mengada-ada.

 

Jackie sudah mulai menunjukkan gelagat bahwa tingkah Gerald basi baginya. Sedangkan dua petugas keamanan itu berusaha untuk bersabar.

 

"Jika memang Mas ini adalah seorang buron yang lari dari penjara, kemungkinan besar beliau sudah ditangkap sebelum masuk ke dalam mall ini, Mas," terang keamanan yang berbadan besar, berusaha menenangkan.

 

"Begini saja, bapak-bapak coba periksa dia. Jangan-jangan mantan kekasih saya ini-, euh... maksudnya, buron ini sudah mencuri atau membunuh!"

 

Tina berkata-kata tak terkendali. Suasana jadi sedikit lucu karena dia mengakui Jackie sebagai mantan kekasihnya. Malahan Gerald menujukkan bahwa dia agak keki terhadap pacarnya.

 

"Baik, baik. Begini saja. Supaya Mbak dan Masnya tenang, kami akan menggeledah Mas ini, bagaimana?" ujar petugas keamanan yang jangkung.

 

"Ya, betul! Coba geledah dia, Pak. Pasti dia membawa senjata tajam atau malahan pistol!" semangat Gerald menyambut. Tina ikut-ikutan.

 

"Benar, Pak! Lihat, dia mengenakan jaket begitu tebal... dia bisa menyimpan sesuatu yang berbahaya di balik jaketnya itu, mungkin bahan peledak!"

 

Saat itu, Jackie mengenakan sebuah jaket denim berpotongan modis. Agak tidak masuk akal jika dia menyembunyikan sesuatu. Karena saku luarannya itu terpampang jelas dan tidak ada saku tersembunyi di bagian dalam.

 

Dua petugas keamanan itu sudah dapat memperkirakan Jackie tidak melakukan seperti yang disebutkan Gerald dan Tina.

 

Terutama, karena Tina tadi sudah menyebut Jackie adalah mantan kekasihnya. Mereka sudah memperkirakan ada persaingan drama romansa terpercik di sana. Walau, tidak seperti yang mereka perkirakan.

 

Namun demi memuaskan mereka, keduanya mendekat pada Jackie. Si tubuh besar berucap, "Maaf, Mas. Kami bukan ingin menuding Mas. Tetapi demi kenyamanan bersama, kami akan memeriksa Mas."

 

"Silahkan, Pak. Bapak bisa memeriksa saya menggunakan detektor metal atau rontgen sekalian supaya mereka puas," sambut Jackie. Dia memandang ke arah Gerald dan Tina yang salah tingkah karena ulah mereka sendiri.

 

Selama beberapa saat, dua anggota keamanan itu menjalankan penggeledahan terhadap Jackie. Pastinya, mereka tidak menemukan apa-apa.

 

Lalu, keamanan yang bertubuh tinggi berkata, "Mas, Mbak, seperti yang Anda saksikan, kami tidak menemukan apa pun. Apakah Anda berdua sudah puas?"

 

"Bapak-bapak, saya ingatkan: orang ini seharusnya mendekam dalam Penjara Bawah Sembilan! Entah kenapa orang ini bisa berkeliaran di mall ini sekarang! Bapak-bapak harus berhati-hati, kalau perlu, awasi dia ke mana pun dia pergi!" ujar Gerald.

 

Mulai merasa malu, Gerald merangkul Tina, kemudian menggiring kekasihnya menjauh dari sana. Sempat-sempatnya dia memberi kecupan pada sang pacar dan berkata-kata sejenak pada Tina.

 

Andaikan Gerald tahu, boleh jadi Tina mendukung dia dan menghina bahkan semacam memfitnah mantan pacarnya. Tetapi ada sesuatu terlintas dalam pikirannya.

 

"Aduh, mengapa... melihat Jackie malah membuat gairahku seperti bergelora. Rindu juga aku padanya. Seandainya aku bisa mendapatkan satu atau dua kecup dari dia. Ciuman mantanku itu memang maut...!" batin Tina iseng.

 

Tidak lama kemudian, Jackie kembali ke rumah. Hendra, Anita, dan Sherina terkejut. Sebab, Jackie pulang dengan membawa banyak belanjaan.

 

Dia membeli banyak keperluan sehari-hari seperti bahan makanan. Selain itu, ada busana-busana yang ia beli untuk mereka.

 

"Kak, Kakak baik sekali! Aku senang karena bisa mendapat pakaian-pakaian ini... semuanya bermerek pula!" girang Sherina saat mengetahui apa isi kantong belanjaan yang dibawa Jackie.

 

"Jackie, dari mana kau mendapatkan uang untuk membeli barang-barang ini?" tanya Anita terheran-heran.

 

"Bukankah ibu sudah tahu. Aku memiliki ilmu medis sekarang. Aku menyembuhkan penyakit anggota mafia, bosnya, keluarga pejabat bahkan para koruptor di Bawah Sembilan. Ternyata, uang mereka itu banyak!" celoteh Jackie jenaka.

 

"Ya ampun, kakakku bisa seperti itu selama berada di penjara... hebat sekali!" kagum Sherina.

 

"Dan aku senang, penyakitku juga telah disembuhkan oleh putraku sendiri," tambah Hendra.

 

"Oh, ya, Jackie. Bagaimana dengan penyakit ayahmu ini. Apakah sudah pulih benar atau dia butuh perawatan lebih lanjut?" tanya Anita.

 

"Aku sudah membeli beberapa obat untuk ayah. Ayah tinggal meminumnya dengan rutin hingga habis, setelah itu selesai. Ayah tidak perlu lagi memeriksakan diri atau berobat. Toh aku jugalah yang akan selalu mengontrolnya," jelas Jackie.

 

Anita dan Sherina tersenyum meriah. Hendra mengangguk-angguk tanda bangga pada putranya. Jackie berkata lagi.

 

"Aku akan mentransfer uang tiga puluh miliar dari Dokter Baron itu ke rekening Ayah. Sherina harus kembali belajar musik dengan baik. Aku juga berencana untuk membeli rumah baru untuk kita. Aku berjanji pada kalian, hidup kita akan menjadi lebih baik!"

 

Dug..., dug..., dug...!

 

Bab Lengkap

Monster Penjara Kembali Ke Kota ~ Bab 12 Monster Penjara Kembali Ke Kota ~ Bab 12 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on April 26, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.