Bab 628
Nindi menatap Serena:
"Terus-menerus memanggil orang lain pencuri, apa begini cara keluarga Morris
mendidik anak?"
Serena tertegun, tak menyangka Nindi
masih memiliki bukti cadangan.
Saat itu, Belinda datang terlambat
dan Langsung mendatangi Serena. "Serena, apa kamu buat masalah lagi?"
"Ibu, aku kira gelangku hilang.
Aku nggak menyangka ternyata temanku yang mengambilnya. Aku juga nggak
tahu."
Serena buru-buru bersembunyi di
belakang ibunya.
Belinda langsung menatap Nindi.
"Maaf, ya. Serena ini memang agak ceroboh dan kurang pintar, sehingga
sering melakukan hal-hal bodoh seperti ini."
Nindi akhirnya melihat Belinda, yang
sangat mirip dengan Sofia.
Dia menjawab dengan tenang,
"Siapa yang salah, dia yang minta maaf. Kalau Serena menyuruh ibunya maju,
itu artinya dia nggak berbakti."
Alis Belinda berkedut. Gadis ini
cukup sombong.
Darren maju dan menatap Nindi.
"Sudahlah, sekarang sudah terbukti kamu nggak bersalah. Nggak perlu
memperpanjang masalah ini, 'kan?"
Memberi keluarga Morris sedikit muka
juga bisa menguntungkan keluarga Lesmana.
Belinda tidak menatap Nindi, tetapi
berkata kepada Darren, "Aku benar-benar minta maaf karena telah
menyebabkan kesalahpahaman yang begitu buruk."
"Ah, nggak apa-apa, Nyonya
Belinda. Adikku juga agak kasar dan sering bicara tanpa berpikir."
"Namanya juga anak-anak, aku
nggak akan mempermasalahkannya. Nanti kita bisa bertemu secara pribadi untuk
menyelesaikan masalah ini. Sekarang ini adalah acara keluarga Ciptadi,
sebaiknya kita nggak memperburuk suasana."
Darren mengangguk. "Tentu
saja."
"Baiklah, aku tunggu
pertanggungjawaban dari keluarga Morris," cibir Nindi.
Dia tahu bahwa bagian terpenting dari
acara ini bukanlah saat ini. Memang tidak ada gunanya terus memperpanjang
masalah.
Nindi menoleh ke Yanisha. "Aku
baik-baik saja, jangan marah."
Yanisha berbisik, "Mereka
keterlaluan."
Tadi mereka menuduh, sekarang setelah
ada bukti, mereka ingin berdamai.
Hanya karena Serena berasal dari
keluarga Morris dan dia memiliki orang yang membelanya.
Sementara Nindi? Tidak ada
siapa-siapa di pihaknya, bahkan keluarganya sendiri pun tidak membantunya.
Makin dipikirkan, makin kesal Yanisha
dibuatnya.
Nindi hanya tersenyum kecil.
"Aku tahu. Aku pasti akan menagih utang ini. Kamu urus saja
urusanmu."
Yanisha menarik napas dalam-dalam
untuk menenangkan diri.
Martha melirik Belinda, lalu berkata,
"Kalau begitu, aku permisi sebentar."
Akhirnya, perhatian semua orang tak
lagi terfokus pada mereka.
Darren maju untuk menyapa Belinda,
sementara Sania bersemangat mendekati Serena untuk menghiburnya, berharap bisa
menarik perhatian Belinda.
Darren menoleh dan menatap Nindi.
"Kemarilah dan minta maaf pada Nyonya Belinda. Kamu tadi sangat
kasar."
"Ah, nggak apa-apa. Namanya juga
anak-anak. Lagi pula, dia baru saja difitnah, jadi wajar saja kalau suasana
hatinya kurang baik."
Sikap Belinda tetap sangat ramah,
seolah-olah Nindi yang tidak tahu sopan santun.
Nindi sudah melihat semuanya dengan
jelas. Dia pun berkata santai, "Besok aku akan melaporkan ini ke polisi.
Dituduh sebagai pencuri bukanlah hal yang bisa kuterima begitu saja."
Begitu kata-kata itu keluar, ekspresi
Belinda sedikit berubah.
Darren dengan marah menarik Nindi ke
samping dan berkata dengan suara rendah. "Nindi, kamu masih tahu aturan
atau nggak? Sekarang ini, kalau kamu mau sedikit merendahkan diri dan menjalin
hubungan baik dengan keluarga Morris, itu akan menguntungkan keluarga
Lesmana."
Hari ini adalah hari pertama keluarga
Lesmana resmi memasuki lingkaran sosialita dan mereka datang untuk membangun
relasi.
Selama Nindi mau sedikit mengalah dan
tidak mempermasalahkan hal ini, semuanya akan baik -baik saja.
No comments: