Monster Penjara Kembali Ke Kota ~ Bab 1

BAB 1

 

"Rasakan ini!"

 

Dhuast!

 

Seorang prla tinggi besar yang mengenakan busana napi berwara oranye mendaratkan tinju di pipi kiri Jackie, Semua tahanan yang berada di ruangan gym bersuara,

 

"Waaah...!"

 

Wajah Jackie terlempar ke arah kanan. Tetapi, dia baik-baik saja. Laki-laki yang menghantam wajahnya terperangah.

 

Cepat saja, Jackie memandang ke sekeliling. Para sipir Penjara Bawah Sembilan memandang ke arah dia.

 

Penjara Bawah Sembilan adalah 'neraka dunia' bagi para kriminal. Jackie ditahan di sana hanya karena perkara sepele. Dia menyelamatkan adiknya yang digoda oleh sekelompok pemuda berandalan di depan sebuah kafe.

 

Tapi ternyata, orang yang Jackie hajar adalah anak seorang 'petinggi'. Dasar sial, Jackie dituduh melakukan penganlayaan dan mendekam di Bawah Sembilan.

 

"Ayolah, beri aku tanda," ucap Jackie dalam hati.

 

Sesuai dengan yang la harapkan, pemimpin sipir yang bertugas mengangguk tak kentara pada dia. Bersamaan dengan itu, pria yang Jackie hadapi kembali maju dan berniat untuk kembali melayangkan pukulan,

 

Tap...!

 

Bugh!

 

Jackie menangkis serangan lawan. Dengan cepat seperti tidak terlalu bertenaga, kepalan Jackie mendarat tepat pada titik di mana empedu lawan berada.

 

Seketika Itu laki-laki gundul dengan jambang tebal tersebut terdiam. Lantas, dia merasakan ada nyeri yang menyebar dari badannya hingga ke kepala.

 

Sejurus kemudian, lelaki yang tubuhnya dipenuhi oleh otot itu lunglal dan Jatuh meringkuk di lantai ruangan gym.

 

Bluk!

 

"YEAAAH...!"

 

"JA-CKIE..., JA-CKIE..., JA-CKIE...!"

 

Seketika itu, para napi yang berada di ruangan gym bersorak mengelu-elukan Jackie yang tetap tenang. Teman-temannya sesama napi mendatangi dia. Mereka merangkul, memijat-mijat pundaknya disertai mimik riang. Jackie tersenyum kalem.

 

Para sipir mengangkat tubuh lawan Jackie dan membawanya pergi. Salah seorang di antara mereka menghampiri Jackie.

 

"Terima kasih, Jackie. Tak terpikirkan olehku seperti apa suasana di sini nanti setelah kau bebas," ucap sang sipir sembari menepuk pundak Jackle. Ia tersenyum.

 

Saat Jackie dijebloskan ke dalam penjara, ada seorang pria tua dengan rambut panjang dan cambang yang sudah memutih satu sel dengannya,

 

Awalnya Jackle menyangka mendapat teman satu sel seorang psikopat. Sipir juga menyebut laki-laki bernama Dewa Agung itu sebagai: 'suhu gila.

 

"Aku sengaja mencari gara-gara agar bisa masuk kemari. Supaya aku bisa menyelesaikan pembuatan Batu Sembilan Keajaiban," kata Dewa Agung sembari sibuk merangkai benda yang la sebut.

 

"Orang ini benar-benar gila!" kata Jackie dalam hati waktu itu.

 

Ternyata panggilan 'suhu' bagi dia tak sekedar lawakan. Orang tua itu memang sering memberi petuah. Semakinlah, Jackie menyangka Dewa Agung sinting.

 

Meski begitu, ia harus akui, seluruh perkataan Dewa Agung masuk akal. Setelah Jackie mendekam dalam sel selama 1 minggu, Dewa Agung berkata padanya.

 

"Maukah kau menjadi muridku?"

 

Ragu karena masih menganggap kawan satu selnya kemungkinan tidak waras, Jackie tetap menerima tawaran Dewa Agung.

 

Awalnya meremehkan, lama kelamaan Jackie mengetahui, Dewa Agung mungkin gila tapi laki-laki tua tersebut mengajarkan dia banyak hal. Mulai dari ilmu bela diri, ilmu medis, hingga ilmu kultivasi.

 

"Terimalah ilmu dewa dariku ini, Nak."

 

Perkataan Dewa Agung bukan Isapan Jempol belaka. Digembleng selama bertahun-tahun, Jackle bertransformasi menjadi tahanan yang paling disegani di Bawah Sembilan.

 

Para pembuat onar bertekuk lutut di tangannya. Kepala lapas pun tahu, siapa orang yang dapat diandalakan untuk menyembuhkan napi yang sakit. Bukan hanya para tahanan. Keluarga, teman, dan kenalan-kenalan mereka Juga berobat pada Jackle.

 

Sekarang, Jackle tinggal di 'ruang tahanan VIP'. Statusnya memang tetap tahanan. Akan tetapi, dia mendapat perlakuan istimewa. Malah bisa dikatakan sejahtera.

 

Menjelang siang itu, Juan Hardian, Kepala Lapas Bawah Sembilan mendatangi sel Jackie. Dia mengatakan ada seseorang yang membutuhkan perawatan.

 

"Wanita ini adalah Vanessa Halim, putri pemilik Halim Group. Katanya dia terkena pagutan ular," tutur Juan yang berjalan menuju klinik penjara bersama Jackie.

 

"Mengapa dia tidak ke rumah sakit saja?" tanya Jackie lugu.

 

"Penanganan di rumah sakit terlalu lama, seorang kenalanku menyarankan dia untuk datang kemari," Juan menjelaskan dan Jackie yang memiliki gaya dingin mengangguk-angguk.

 

Tiba di klinik, Jackie melihat ada seorang perempuan yang cantik luar biasa tergolek di atas tempat tidur pasien. Kulitnya pucat, keringat dingin memenuhi kulit putihnya yang mulus.

 

Dari asisten Vanessa yang bernama Yeni, Jackie mengetahui pasiennya terkena pagutan Ular Weling tepat pada bokong. Aneh memang. Tiba-tiba ada seekor ular di dalam mobil Vanessa dan menggigitnya.

 

"Kalau begitu, saya harus memeriksa di mana ular itu melakukan pagutannya," Jackie menanggapi usai mendengarkan penjelasan asisten Vanessa yang bernama Yeni.

 

"Apa...?! Tidak bisakah kau langsung mengobati aku tanpa melihat di mana lokasi lukanya? Bukankah kau adalah seorang dokter jenius?!" tentang Vanessa yang lemah, tapi dia masih bisa berbicara dengan nada tinggi.

 

"Maaf, Kak. Beliau adalah Kak Vanessa Halim, tidak mungkin kami mengizinkan Anda untuk menjamah bagian penting tubuhnya," jelas Yeni.

 

"Jangan aji mumpung, mentang-mentang kamu adalah seorang dokter, lantas kau memintaku memepertontonkan tubuhku padamu!" celoteh Vanessa yang sepertinya memang memiliki bentuk tubuh molek.

 

"Maaf, Kak Vanessa. Menurut Anda, apakah logis jika seseorang mengalami luka pada kaki tapi kepalanya yang diperiksa?" balas Jackie tenang.

 

"Bisa saja jika dia adalah seseorang yang benar-benar ahli!" tentang Vanessa.

 

Tanpa bersuara sedikit pun, Jackie membalikkan tubuh dan beranjak menuju pintu klinik. Segera itu Vanessa, Yeni, dan Juan membisu karena terkejut.

 

Melihat tingkah Jackie, Juan segera menyusul dan berkata pada tahanannya. "Jackie, tolonglah..., jangan ngambek seperti itu. Bantu aku membesut reputasiku sebelum kau keluar dari sini!" mohon dia.

 

Juan benar. Hari itu merupakan hari di mana Jackle akan menghirup udara kebebasan. Menyelamatkan Vanessa adalah bakti terakhirnya terhadap Bawah Sembilan.

 

"Pak, aku bisa menyembuhkan nona muda itu, asal dia mau membuka celananya," ujar Jackle.

 

Akhirnya Juan menghela napas. "Tunggu di sini dan Jangan ke mana-mana," katanya, lalu dia kembali ke dalam klinik.

 

Entah apa yang disampaikan Juan pada Vanessa dan Yeni. Setelah beberapa saat, Jackle berada dalam klinik berdua saja dengan putri konglomerat tersebut.

 

"Jika aku merasa tidak nyaman atau kamu melakukan hal-hal yang tidak sepatutnya, akan aku pastikan kau bakal mendekam seumur hidup di sini, Bung!" ancam Vanessa meskipun día tampak lemas.

 

"Anda akan sembuh, Kak. Aku berjanji," pasti Jackie.

 

"Jangan membual! Dengar: aku sudah menjalin perjanjian dengan Pak Juan. Seandainya kamu gagal menyembuhkanku, kau akan tinggal di sini seumur hidup!" gerutu Vanessa.

 

Jackie diam saja. Tapi kemudian, dia dibuat terkaget-kaget. Bukan karena kata-kata yang diucapkan Vanessa barusan.

 

Melainkan, karena Vanessa yang sebelumnya berbaring terlentang mengubah posisinya menjadi menelangkup. Kemudian tanpa ragu, la membuka celana yang dirinya kenakan...

 

Bab Lengkap

Monster Penjara Kembali Ke Kota ~ Bab 1 Monster Penjara Kembali Ke Kota ~ Bab 1 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on April 26, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.