Monster Penjara Kembali Ke Kota ~ Bab 11

 

Bab 11

Mendengar apa yang disampaikan Jackie, Gerald pun tertegun sejenak. Tina terdiam dengan mulut agak terbuka.

 

Terlintas dalam pikiran sepasang kekasih tersebut, Jackie sedang menggeretak Gerald. Akan tetapi, Tina juga terpikir bagaimana Jackie mengatakan bahwa ia mendapat abolisi sehingga bisa keluar dari Penjara Bawah Sembilan.

 

Keduanya sama sekali tidak mengetahui. Di sana, Jackie telah dijuluki sebagai dewa mereka. Malahan, Dewa Agung selalu menyebut muridnya dengan sebutan: 'Dewa Muda.

 

Gerald menimbang-nimbang sejenak. Akhirnya, ia terpikir bahwa tidak mungkin Jackie yang hanya orang biasa mampu menjadi seseorang yang disegani di Bawah Sembilan.

 

"Oh, begitu. Jadi, kamu tidak keberatan untuk kembali ke sana, dong?" ujar Gerald disertai seringai tak mengenakkan.

 

Menganggap keluarganya dapat melakukan apa saja menggunakan uang, Gerald memutuskan untuk tidak mau mundur. la sungguh-sungguh berniat untuk membuat Jackie kembali mendekam di balik sel.

 

"Aku sudah memperingatkanmu. Sekalipun kau akan mengulangi perbuatanmu waktu lalu, kali ini aku pasti akan keluar lebih cepat dan kita akan bertemu kembali, hingga kamu menyadari bahwa tidak ada gunanya untuk bersekongkol dengan penegak hukum," balas Jackie tenang..

 

Gusar karena Jackie tidak takut padanya, lagi pula di sisi lain dia ketakutan, Gerald melangkah maju dan telah siap untuk melayangkan pukulan.

 

"Gerald, jangan...!"

 

Tina menyusul sang kekasih dan meraih lengan Gerald untuk menahan agar jangan sampai Gerald melakukan sesuatu terhadap mantan pacarnya.

 

Sementara Jackie bergeming. Dia terus menatap Gerald nyaris tanpa kedip. Kalaupun Gerald sampai melayangkan pukulan terhadapnya, Jackie sudah siap. Tidak mungkin serangan lawan bakal mengenai dia.

 

"Lepaskan aku, biar aku hajar sampah ini!" kata Gerald pada Tina.

 

Melihat tingkah Gerald, bibir Jackie membentuk senyum yang tak kentara seraya mendengus. la tahu, nyali Gerald tidak sebesar itu untuk menyerang dia. Jika memang Gerald bersungguh-sungguh, Gerald dapat dengan mudah melepaskan Tina dan menghadapi dia.

 

Tina berbisik pada sang kekasih. "Gerald, tunggu. Aku baru teringat. Om Riley akan datang, ada baiknya, kamu jangan berbuat keonaran!"

 

"Ah, benar juga kamu, Sayang. Untung kamu mengingatkanku. Jika tidak...," Gerald berucap pada Tina lalu menatap Jackie. "Sudah kuhabiskan orang ini sekarang juga."

 

Jackie langsung membalas, "Apa benar kau mampu melakukan hal seperti itu, Gerald?"

 

"Jika saja Tina tidak menahanku, kau sudah jadi rempeyek! Bentak Gerald sok.

 

"Bukankah tiga tahun yang lalu kamu sudah kalah dariku? Dan sekarang, aku berjanji... akan membuat uang-uangmu itu tidak ada artinya," kalem Jackie berucap.

 

"Hahahaha!" Gerald dan Tina kompak tergelak. Lalu Gerald angkat bicara.

 

"Sampah tak berguna seperti kamu ingin membuatku tidak berdaya? Kamu itu mengkhayal, Jackie! Kau tidak punya apa-apa, bahkan tuan putri yang cantik ini telah meninggalkanmu dan menjadi milikku sekarang!"

 

Sambil berkata-kata demikian, Gerald mendekap Tina dari belakang. Bukan hanya itu. Dia meremas buah dada kekasihnya. Kemudian, ia mencium pipi Tina.

 

Maksud Gerald melakukan itu adalah supaya Jackie panas hati. Sayangnya, Jackie tidak menunjukkan gelagat apapun. Dia hanya berdiam diri. Sebelah alisnya terangkat.

 

Sejak melihat kehadiran Tina barusan, Jackie bisa memastikan bagaimana mantan kekasihnya sudah sangat berubah sekarang. Dia mengenakan celana pendek dan baju tanpa lengan. Menurut dia, fata rias wajah Tina juga berlebihan.

 

"Uang membuat Tina seperti wanita jalang," komentar Jackie dalam hati.

 

"Jackie, buat apa kamu datang ke mall mewah seperti ini? Memangnya kamu punya uang untuk membeli barang-barang di sini?" Tina berucap seraya mengusap-usap pipi Gerald yang masih mendekap dia.

 

"Menurutmu, mengapa aku datang kemari? Kamu tahu, aku bukan orang yang suka datang ke tempat-tempat seperti ini. Kalaupun aku kemari, berarti aku akan berbelanja, jawab Jackie santai.

 

"Hahaha! Kamu itu pintar mengada-ada. Mantan napi sepertimu bisa berbelanja di sini? Yang benar saja!" timpal Gerald.

 

"Jangan-jangan kamu berniat mengutil, ya?!" tuding Tina.

 

"Sayang kamu sudah memilih orang-orangan sawah ini untuk menjadi pasanganmu, Tina. Padahal sekarang aku punya uang yang banyak," balas Jackie seraya menunjukkan bahwa hinaan Tina dan Gerald sama sekali tak berarti buat dia. Dia meneruskan.

 

"Aku senang melihat kalian mesra seperti ini. Tetapi Tina, ingatkah kamu..., siapa pria yang paling pandai mengecupmu hingga membuatmu ketagihan ingin terus mempertemukan bibirmu dengan dia?"

 

Sontak, Tina tertegun. Dia menjadi canggung sedangkan Gerald memandangi kekasihnya itu dengan tatapan bertanya-tanya.

 

"Apa yang dimaksud dengan sampah tak berguna ini, Sayang? Siapa orang yang dia bicarakan?" tanya Gerald bingung.

 

"Euh..., ak-aku juga tidak tahu, Sayang. D-dia hanya meracau...!" jawab Tina gugup.

 

"Sudahlah, jangan mendustai dirimu sendiri, Tina. Akui saja, celetuk Jackie dengan senyum tertahan.

 

"T-ti-tidak... itu, aku hanya..." Tina mulai gelagapan.

 

"Orang yang bisa membuat kekasihmu itu klepek-klepek adalah aku, Gerald," ujar Jackie lagi bak tak berperasaan.

 

Terang saja wajah Tina memerah padam. Apa yang disampaikan Jackie memang benar. Dulu saat mereka masih menajdi sepasang kekasih, Tina seolah tergila-gila dengan kecupan Jackie dan selalu meminta untuk diperlakukan demikian.

 

Gerald melepaskan pelukannya dari Tina. Lambat-lambat, dia mendatangi Jackie. Tersenyum sejenak, Gerald pun berucap.

 

"Baru jago ciuman saja sudah sombong kamu itu, Bro. Kau boleh jago dalam hal ciuman. Tapi coba tanya kekasihmu itu, siapa laki-laki yang membuat dia pasrah di tempat tidur?"

 

Lucu bagi Jackie. Sebab pada saat Gerald berkata demikian, wajah Tina membuat ekspresi seperti terkejut sekejap. Tapi kemudian, mimiknya berubah.

 

"Kamu adalah jagonya soal di tempat tidur, Gerald," kata Tina kaku.

 

Bohong. Jackie dapat memastikannya. Gerald dan Tina kemungkinan belum pernah sama sekali melakukan hubungan badan, Gerald hanya berusaha agar dia tidak kalah dari mantan pacar kekasihnya itu.

 

"Lama-lama melihat tingkah kamu itu aku jengah juga. Akan kuhajar kamu sekarang dan mengembalikanmu ke rumahmu tercinta, Bawah Sembilan!"

 

Sembari membentak, Gerald sudah bermaksud untuk melayangkan tangannya pada wajah Jackie. Tapi sejurus kemudian, ia terheran-heran.

 

"Ap-apa...?"

 

"Kenapa? Apa yang akan kau lakukan padaku, Gerald?"

 

Jelas saja Gerald terpekur. la bisa merasakan tubuhnya sama sekali tidak dapat digerakkan. Tangannya memang sudah terangkat sedikit, akan tetapi terasa sangat berat untuk bisa bergerak lebih lanjut. Malahan, nyaris kaku.

 

"Ad-ada apa ini...? M-mengapa tubuhku jadi begini?" batin Gerald panik.

 

Teknik Raga Es Pembeku Sukma Tingkat Tiga: Hawa Nol Derajat Pembantai. Benar. Jackie melepaskan kekuatan spiritualnya terhadap Gerald.

 

Sekarang, Gerald bisa merasakan ada hawa dingin yang menyergap kedua kakinya dan mulai terus menjalar naik hingga ke lutut.

 

"Ak-aku... aku sama sekali tidak mampu bergerak, apakah ini perbuatan Jackie?!" risau Gerald yang mematung.

 

"Gerald, apa kau baik-baik saja? Kenapa kamu hanya diam seperti itu?"

 

Bab Lengkap

Monster Penjara Kembali Ke Kota ~ Bab 11 Monster Penjara Kembali Ke Kota ~ Bab 11 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on April 26, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.