Membakar Langit ~ Bab 1822

 

Bab 1822

 

Saka tersenyum kecil, menarik Dahlia ke sisi lain untuk menghindari orang-orang. Setelah suasana lebih tenang, dia berkata, "Kekuatan pribadiku nggak cukup untuk melawan tujuh keluarga besar dan keluarga kerajaan, tapi mereka sudah memancing kemarahan banyak orang. Mereka menguasai tempat ini, menjadikannya wilayah pribadi dan mencabut kesempatan dari yang lain untuk bersaing."

 

Aku ingin memecahkan belenggu ini dan membawa orang-orang luar masuk ke dalam.

 

Dahlia tampak terkejut mendengar itu.

 

Kata-kata Saka menyiratkan bahwa dia berencana menghancurkan aturan tak tertulis yang telah berlangsung selama bertahun-tahun. Delapan penerus utama hanya boleh berasal dari keluarga kerajaan atau tujuh keluarga besar.

 

Meskipun terkadang seorang rakyat biasa berhasil menjadi salah satu dari delapan penerus, itu sangat jarang terjadi. Orang seperti itu biasanya memiliki bakat luar biasa yang bahkan tidak bisa ditahan oleh kekuasaan bangsawan.

 

Meski hanya terjadi sesekali, penerus luar biasa dari kalangan rakyat nggak pernah menghancurkan aturan ini. Kalau kamu melakukannya, kemungkinan besar akan membuat orang-orang di Kota Sentana marah, kata Dahlia dengan sedikit ragu.

 

Namun, Saka tersenyum mendengar itu. Dia berkata dengan santai, "Bukankah tanah tempat kita berdiri ini milik semua rakyat Negara Elang?"

 

Ya.

 

Apa orang-orang di luar sana, bukankah mereka juga rakyat Negara Elang? tanya Saka.

 

Dahlia sedikit tertegun mendengar pertanyaan itu.

 

Kalau ini tanah Negara Elang, maka rakyatnya berhak mendapatkan manfaat dari tanah ini! ujar Saka dengan tegas sambil menatap Dahlia dengan senyum percaya diri.

 

Lalu, dia melanjutkan, "Hal serupa pernah kulakukan di luar. Kamu bisa memercayaiku."

 

Suasana menjadi sunyi.

 

Setelah beberapa saat, Dahlia berkata perlahan," Kamu mirip seseorang."

 

Aku tahu siapa yang kamu maksud. Dia adalah idolaku, jawab Saka sambil tersenyum.

 

Tapi akhir hidupnya nggak baik, gumam Dahlia. Dia menatap mata Saka dan berusaha mencari keraguan sekecil apa pun di sana. Namun, yang dia temukan hanyalah ketenangan dan tekad yang kuat.

 

Akhirnya, dengan wajah yang sedikit rumit, Dahlia melangkah ke samping dan memberikan jalan ke lembah kepada Saka.

 

Menurutnya, mengambil api ilahi tingkat delapan itu bukanlah keberuntungan bagi Saka, melainkan beban tanggung jawab yang besar.

 

Terima kasih, ujar Saka sambil tersenyum.

 

Ketika dia hendak melangkah masuk, Dahlia tiba-tiba berkata, "Kamu harus lepaskan Novea."

 

Saka terdiam sejenak.

 

Mengalahkan putri keluarga kerajaan berbeda dengan membunuhnya. Yang pertama masih dianggap persaingan biasa, tapi yang kedua... itu bisa membuat semua pihak mengejarmu! jelas Dahlia.

 

Saka terlihat sedikit bingung. Awalnya, dia berniat menggunakan semua cara, tetapi dengan kehadiran Dahlia, dia merasa segan.

 

Lagi pula, dikejar oleh keluarga Syahrir sudah cukup melelahkan. Jika harus menjadi musuh semua orang, itu akan sangat merepotkan.

 

Aku datang untuk meningkatkan kekuatanku, bukan untuk ikut permainan pembantaian ini.

 

Aku mengikuti saranmu. Dia hanya seorang yang sudah kalah, ujar Saka sambil tersenyum.

 

Jangan meremehkan Novea atau Adair ...

 

Dahlia melihat ekspresi wajah Saka yang tidak peduli, dia sedikit ragu dan berkata, "Mereka, bahkan aku sebenarnya nggak menggunakan seluruh kekuatan. Sebelum masuk ke tempat ini, kami semua sudah menekan tingkat kekuatan kami.

 

Ya? Kenapa? Bukankah makin tinggi makin baik? tanya Saka dengan bingung.

 

Namun, mendengar itu, Dahlia tampak ragu, seperti menyentuh sesuatu yang terlarang. Dengan nada hati-hati, dia berkata, "Kekuatan itu seperti air, tubuh seperti wadah. Mengosongkan sebagian air memungkinkan tubuh menampung sesuatu yang lain."

 

Sesuatu yang lain?

 

Saka bertambah bingung. Dia mencoba menggunakan kemampuan pembacaan pikiran, tetapi terkejut saat menemukan ada kekuatan kuat yang melindungi pikiran Dahlia.

 

Itu seperti penghalang yang ditanamkan oleh seorang ahli besar. Seorang Guru Kaisar?

 

Dahlia, tidak menyadari hal ini, hanya mendesah kecil, "Saka, selama ratusan tahun, kenapa Jalan Kejayaan selalu ditempatkan di Gunung Reribu? Kenapa nggak di tempat lain?"

 

Perbedaan antara kelas atas dan bawah bukan hanya tentang sumber daya, tetapi juga tentang informasi.

 

Ancaman dari Adair bukanlah omong kosong. Kalau dia muncul lagi di lain waktu, aku khawatir ... Aku sudah bicara terlalu banyak. Jaga dirimu baik-baik.

 

Dahlia berhenti berbicara, seolah-olah sudah melanggar batas. Setelah itu, Dahlia berjalan pergi. Dia membebaskan Novea dari belenggu sebelum pergi bersama Leony.

 

Saka berdiri diam, memandang gunung yang sunyi di bawah langit malam.

 

Apa sebenarnya rahasia besar yang tersembunyi di tempat ini?

 

Namun, dia segera mengenyahkan pikiran itu.

 

Ini bukan saatnya memikirkan hal-hal itu. Dia melangkah masuk ke lembah, dan di sana, dia melihat api merah yang melayang di udara, membakar dengan nyala yang ganas.

 

Bab Lengkap

Membakar Langit ~ Bab 1822 Membakar Langit ~ Bab 1822 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on January 30, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.