Membakar Langit ~ Bab 1806

   

Bab 1806

 

Ada juga orang yang merasa semakin gelisah dan tanpa sadar langsung berteriak dengan keras.

 

Namun, Zaqi dengan cepat menusuk pedangnya ke dada orang itu. Orang itu melihatnya dengan tidak percaya, pupil mata Zaqi sedang mengecil dan penuh dengan kebencian yang membara!

 

"Kamu bersekongkol dengan Saka, 'kan? Kalau nggak, kenapa kamu harus menghalangiku untuk balas dendam! Mati saja kalian semua!" ujar Zagi..

 

Setelah terdengar suara raungannya, dia membelah lawannya menjadi dua bagian dengan pedangnya!

 

"Zaqi, kamu gila!" Orang-orang berteriak marah.

 

"Siapa yang berani bilang aku gila?! Cari mati!" ujar Zaqi.

 

Zaqi seolah-olah merasa bahwa seluruh dunia ini tidak ada yang mengerti dirinya. Kepalanya berdenyut dan urat birunya menonjol, lalu dia berteriak marah, "Semuanya ikuti aku untuk membunuhnya. Siapa yang mundur, aku akan membunuhnya!"

 

"Kamu..." Mata semua orang memerah dan pikiran mereka dirasuki oleh kemarahan. Mereka memegang pedang dan berhadapan dengan Zaqi.

 

Namun, seseorang tiba-tiba tersadarkan dan berkata dengan gemetar, "Nggak. Situasi ini salah! Kenapa kalian seperti ini?"

 

"Apa kamu melihatku sekilas tadi?!" ujar Zaqi sambil menatap orang itu dengan mata yang merah!

 

"Aku, aku nggak..." jawabnya.

 

"Kenapa kamu melihatku? Kenapa? Matilah!" kata Zaqi.

 

Zaqi dengan ekspresi gila tiba-tiba menyerang dengan pedangnya dan membelah orang itu menjadi dua bagian!

 

Situasi di medan perang seketika menjadi panas dan meledak. Keluarga Syahrir dan yang lainnya langsung terbakar emosinya dan saling menyerang!

 

Seketika menjadi kacau!

 

Mereka yang awalnya adalah kerabat, kini mereka bertarung seperti memiliki dendam yang besar!

 

"Bagus, bagus sekali! Semua orang hidup menderita, hanya kematian yang merupakan kebebasan untuk kita semua. Serang!"

 

Terdengar suara tawa gila dari waria yang berasal dari kabut hitam. Suaranya terdengar seperti berasal dari neraka. Dia mengiringi pertarungan yang dahsyat ini dengan irama yang aneh.

 

Namun, Zaqi dan yang lainnya seperti sudah lupa dengan musuh aslinya. Kini satu per satu mayat terjatuh dan jumlah orang juga semakin berkurang.

 

Akhirnya, pembantaian berakhir.

 

Hanya Zagi yang berdiri dengan susah payah dan tubuhnya penuh dengan luka. Napasnya terengah - engah dan perlahan-lahan pandangannya yang penuh dengan darah mulai memudar. Kebencian di wajahnya menghilang dan digantikan oleh kebingungan yang mendalam.

 

"Aku, apa yang telah aku lakukan ... " ujar Zaqi sambil terpaku melihat kedua tangannya yang berlumuran darah. Tiba-tiba dia terkejut dan berkata dengan panik, "Kenapa aku bunuh orang?"

 

Tiba-tiba Zaqi menatap ke arah kabut hitam dengan wajah yang ketakutan. Lalu dia berkata dengan suara yang serak dan takut, "Kamu, kamu yang menghasutku!"

 

Waria itu tertawa dan berkata, "Bukankah kamu yang membunuh mereka semua? Apa hubungannya denganku?"

 

"Kamu menipuku, kamu menipuku!" ujar Zaqi. Tangannya gemetar, suaranya serak dan wajahnya berkerut.

 

Saat ini, dirinya penuh dengan keputusasaan!

 

Dirinya dengan mudah terhasut oleh lawannya dan membunuh semua orang itu.

 

Kekuatannya benar-benar sebanding dengan Adair!

 

Saka ini benar-benar begitu kuat?

 

"Kamu nggak boleh nyerah, masih ada dua orang yang belum dibunuh ... Kalau kamu bunuh mereka berdua, aku bisa melepaskanmu dan membawakan kabar ke Adair bahwa kalian telah dibunuh," ujar waria itu.

 

"Beri tahu dia, hanya dengan orang-orang ini nggak cukup untuk membunuhku," ujar Saka.

 

Apakah ini termasuk sedang menantang Adair?

 

Namun, Zaqi tiba-tiba menjadi bersemangat dan segera menatap ke arah Saka, lalu berkata dengan muram, "Kalian akan kubunuh dan setelah aku selamat, aku akan memperlakukan keluarga kalian dengan baik!"

 

Namun, Saka tidak memedulikannya. Dia melihat ke dalam kabut hitam dan berkata dengan tenang, " Jangan berpura-pura sebagai Saka. Kalau kamu terus berpura-pura, aku akan membunuhmu!"

 

Setelah Saka berkata demikian, kini situasi di tempat itu menjadi hening sejenak.

 

"Apa yang kamu bicarakan? Diamlah!" ujar Zaqi.

 

Zaqi sangat terkejut. Dia takut Saka membuatnya marah dan menghilangkan kesempatannya untuk melarikan diri!

 

Namun pada saat ini, suara dari dalam kabut hitam itu terdengar agak terkejut. Lalu dia berkata dengan sedikit tertarik, "Oh? Apa kamu meragukan identitasku?"

 

"Orang-orang membenci Saka. Coba katakan padaku, kenapa aku harus berpura -pura menjadi orang sepertinya?" ujar orang dari dalam kabut hitam.

 

"Apa itu perlu dikatakan lagi? Para keluarga besar saling bersaing satu sama lain. Kalau kamu berpura- pura menjadi Saka dan memulai pembantaian besar- besaran, Adair harus mengerahkan kekuatannya untuk menghadapi orang ini," kata Saka sambil mencibir.

 

"Beberapa musuh dari keluarga Syahrir bisa memanfaatkan kesempatan ini untuk berkomplot melawan Adair," lanjut Saka.

 

Bab Lengkap

Membakar Langit ~ Bab 1806 Membakar Langit ~ Bab 1806 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on January 27, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.