Bab 1809
Setelah itu, cibiran sombong
terdengar dari kabut hitam yang menghilang dengan cepat.
Mendengar perkataan itu, Cecil sangat
cemas dan berkata, "Jangan biarkan dia pergi!"
Orang itu berada dalam kegelapan dan
Saka berada dalam posisi terang. Dia bisa menjebak Saka dengan sesuka hati!
Siapa yang identitasnya terungkap
terlebih dahulu, dialah yang kalah.
Tentunya sekarang Saka yang akan
dipermainkan oleh lawannya dengan sesuka hati.
Namun, pada saat ini, Saka justru
berkata dengan santai, "Kamu adalah Novea."
Cibiran sombong dari orang di dalam
kabut hitam tiba-tiba berhenti. Sepertinya dia tidak menyangka Saka akan
tiba-tiba berkata seperti itu. Kabut hitam yang sebelumnya sedang mundur dengan
cepat, kini juga terhenti seketika.
Saka berkata sambil tersenyum nakal,
"Kamu adalah Novea dari Tujuh Pilar Abadi."
Orang di dalam kabut hitam terpaku
sejenak, lalu tersenyum sambil berkata, "Iya, benar. Aku adalah Novea.
Beri tahu saja kepada Adair."
Keyakinan darinya membuat orang tidak
yakin. Apakah dia benar-benar mengakuinya atau membiarkan Saka salah menebak
dan mengikuti cerita Saka.
Namun, Saka justru tersenyum dan
berkata, " Keserakahan, Kemarahan, Kebodohan, Kebencian, Cinta, Kejahatan,
Nafsu."
"Inilah yang disebut sebagai
tujuh dosa dalam kehidupan manusia menurut ajaran Doktrin. Murid- murid Doktrin
berlatih untuk menahan ketujuh dosa ini dalam hati mereka, dengan tujuan
mencapai tingkat nirwana. Tapi orang yang memiliki tujuh dosa yang paling parah
di dalam hatinya nggak mampu mengatasi tujuh dosa itu sendirian," ujar
Saka.
"Oleh sebab itu, adanya jalan yang
melawan arus ajaran. Mengubah tujuh dosa menjadi beban untuk orang lain sebagai
cara bertarungnya," lanjut Saka.
"Harus aku akui bahwa kamu
memang sangat berbakat karena memilih jalan ini. Sayangnya kamu bertemu
denganku," tutur Saka.
"Barusan kamu menggunakan
Kebencian dan Keserakahan, 'kan? Apa perlu aku lanjutkan lagi?" tanya
Saka.
Seketika suasana di tempat itu
menjadi hening.
Kabut hitam menjadi sangat tenang dan
tidak ada lagi suara di dalamnya.
Tiba-tiba wajah Zaqi dan Cecil
menjadi pucat. Kaki mereka gemetar dan tanpa sadar mereka terus mundur ke
belakang.
"Ayo, cepat pergi..." seru
Cecil gemetar sambil menarik baju Saka.
"Mau pergi ke mana? Kenapa harus
takut kepadanya?" kata Saka sambil mengerutkan keningnya.
"Ngomong-ngomong, Novea berasal dari mana?" tanya Saka tiba-tiba.
Saka benar-benar tidak sempat mencari
tahu tentang identitas Ruvan, Darta, Novea.
"Itu..." Cecil tampak
begitu ketakutan. Dia menelan air liur dengan susah payah dan sepertinya ingin
mengatakan sesuatu.
Namun pada saat ini, terdengarlah
suara tawa yang suram dari dalam kabut hitam. Kini kabut hitam perlahan
menghilang dan muncul sosok yang berjalan mendekati mereka. Sosok itu tampak
begitu ramping dan indah.
Novea ternyata seorang wanita!
Mengenakan jubah yang berwarna merah
menyala, seperti tercemar darah dan memancarkan niat jahat. Sosok yang indah
dan memancarkan pesona dari tatapannya.
Namun, keindahannya berbeda dengan
Liana. Dia memberikan kesan jahat kepada orang-orang. Saat dia berjalan
selangkah demi selangkah, aura jahatnya membuat Cecil dan Zaqi merasa gemetar
ketakutan.
Rambut hitamnya terjatuh seperti air
terjun. Dia menatap Saka dengan mata yang memerah dan perlahan berkata,
"Kamu tahu aku adalah Novea? Tapi kenapa kamu nggak tahu namaku?"
"Maaf, aku orang dari wilayah
selatan yang nggak berpendidikan dan nggak berpengetahuan," kata Saka
sambil tersenyum.
"Kalau begitu, ingatlah namaku
dengan baik. Agar ketika kamu pergi ke neraka, kamu tahu siapa yang
membunuhmu," ujar wanita itu. "Putri Mifa dari keluarga kerajaan,
namaku Novea!"
"Hanya karena kamu adalah putri
dari kerajaan, jadi mereka takut padamu? Bukankah Gunung Reribu mengutamakan
persaingan yang adil?" kata Saka dengan ekspresi aneh.
"Kamu nggak mengerti! Dia terlahir
kejam dengan membawa energi jahat dan niat bunuh dalam garis keturunan
kerajaan. Kaisar berharap bisa mengubahnya dengan ajaran Doktrin. Tapi biksu
terhormat pun terpengaruh oleh pikiran jahatnya, sehingga jatuh ke jalan setan.
Bahkan Guru Negara pun mengatakan bahwa kejahatan dalam dirinya nggak bisa
disembuhkan lagi... "
"Dia sangat suka melihat
orang-orang terjebak dalam perjuangan antara tujuh emosi dan enam keinginan.
Dan dengan ini dia mengambil keuntungan untuk berlatih Doktrin jahat! Jika
jatuh ke tangannya, itu sama seperti jatuh ke neraka yang tak berujung. Jadi
lebih baik mati saja."
"Hahaha. Kamu bilang itu neraka
abadi, tapi bagiku itu adalah surga!" ujar Novea.
Tertawa gila terdengar dan Novea
membuka kedua lengannya sambil berkata dengan tatapan penuh gairah, "Kamu
bisa mengetahui identitasku, itu berarti kamu berjodoh dengan Doktrin. Jadi aku
akan membantumu untuk memasuki ajaran Doktrin!
Saat ini dia tidak perlu lagi
menyembunyikan kekuatan aslinya. Suara nyanyian yang megah tiba- tiba terdengar
dari mulutnya.
Dia mulai membacakan mantra
Doktrin...
Itu adalah mantra tertinggi dari
ajaran Doktrin. Setiap kali membacakannya akan mendapatkan lebih banyak pahala.
Namun, semakin sering dia membacakannya, semakin terasa terburu-buru dan gelisah.
Mantra Doktrin yang suci dan mulia itu ibarat sebuah kata sakti yang membuat
orang merasa jengkel dan gelisah dan berbagai pikiran jahat mulai tergerak dari
hatinya.
Ekspresi wajah Saka berubah.
Sialan.
Senjata di dalam sakunya mulai
tegang.
Sialan. Di antara tujuh dosa Doktrin,
hanya nafsu yang tidak bisa ditahankan oleh Saka.
"Efeknya begitu dahsyat?"
"Aku juga mengerti sedikit
tentang Doktrin.
Tongkat Vajra-ku juga bisa
menyelamatkan orang. Apa kamu ingin mencobanya?" ujar Saka.
No comments: