Membakar Langit ~ Bab 1831

 

Bab 1831

 

Semua orang merasa tanah di bawah kaki mereka berguncang, membuat mereka segera menghindar.

 

Sementara itu, bongkahan besar batu meluncur ke udara, menciptakan kekacauan. Dalam hiruk-pikuk itu, Gary melompat untuk membunuh beberapa orang yang menghalangi jalannya, meninggalkan jejak darah.

 

Yang mengejutkan, sepasang sayap energi sejati muncul di punggungnya, membawanya melesat jauh ke udara, melarikan diri dengan cepat!

 

"Kejar! Jangan biarkan dia kabur!"

 

Rayden segera memberikan perintah dengan hati yang terasa sedikit panik.

 

Wajah Devian tampak sedikit gelisah. "Gerakannya luar biasa, sepertinya sulit untuk mengejarnya."

 

Gary tampak melaju dengan kecepatan tinggi. Dalam sekejap, dia sudah menghilang ke dalam hutan belantara Gunung Reribu.

 

"Nggak masalah. Dia sedang terluka. Meski bisa kabur dengan cepat pada saat ini, dia nggak akan bisa lari lebih dari 100 kilometer. Sebar orang untuk mencarinya!"

 

Pertarungan sengit sebelumnya membuat wajah Sandi tampak sedikit pucat, tetapi nada bicaranya tetap tenang.

 

"Sampaikan kabar kalau bajingan itu telah mendapatkan Teknik Tombak Penataan Kacau kepada Tuan Muda Renan. Minta dia untuk menambahkan jumlah orang. Orang ini sangat luar biasa!" ujar Rayden dengan rasa cemas dalam hatinya.

 

Meski Gary tampak sudah melarikan diri, pada kenyataannya, mereka semua bukanlah tandingannya jika harus bertarung satu lawan satu.

 

Setelah perintah itu diberikan, mereka baru hendak mengejar Gary. Tiba-tiba, dari kaki gunung terdengar suara keributan.

 

"Apa yang terjadi?" tanya Rayden dengan nada tidak sabaran.

 

"Gawat, gawat! Ada yang menyerang! Mereka bilang ingin menyelamatkan Gary!"

 

Sementara itu, di sisi lain.

 

Saka sedang memimpin Gilbert dan yang lainnya berjalan melewati beberapa mayat.

 

"Pak Gary memang luar biasa. Sampai di titik ini, dia masih sempat memikirkan anak buahnya ..." puji Fredo yang berdiri di samping dengan penuh semangat.

 

Di sepanjang perjalanan sebelumnya, dia secara tidak sengaja menemukan bahwa Gary telah menggunakan dirinya sebagai umpan untuk menarik semua orang ke puncak gunung:

 

Sementara itu, para bawahannya memanfaatkan kesempatan itu untuk melarikan diri.

 

"Jangan banyak bicara."

 

Namun, Saka tampak sedikit tidak sabaran. Suara pertarungan sengit di puncak gunung tadi masih terngiang di telinganya. Día bahkan sempat melihat bayangan Gary melarikan diri ke kejauhan.

 

Sayangnya, dia tidak sempat bertemu dengan Gary. Hanya saja, beruntung Gary berhasil melarikan diri

 

Namun, sebuah bayangan tiba-tiba melesat ke arahnya.

 

Cecil yang berada di depan langsung menyerang tanpa ragu, mengayunkan telapak tangannya!

 

Hanya terdengar suara keras ketika bayangan itu menjerit kesakitan serta terlempar jauh.

 

"Mau cari mati, ya? Sekarang bukan waktunya untuk mengurusmu. Minggir!"

 

Di depan jalan, masih ada banyak orang yang menuruni gunung. Ketika mereka melihat rombongan Saka, mereka berteriak dengan nada penuh amarah.

 

Sekarang, menangkap Gary adalah prioritas utama mereka. Mereka tidak punya waktu untuk berurusan dengan Saka.

 

"Itu... Pak Gary sudah aman. Bagaimana kalau kita pergi saja?" saran Fredo dengan hati-hati.

 

Namun, pada saat itu Saka mengeluarkan Pedang Kuno Simbol Kekuatan dari tas penyimpanan. Dengan kilatan seperti petir, Pedang Kuno Simbol Kekuatan itu menancap dalam di tanah di depannya, mengeluarkan getaran tanpa henti.

 

Pedang itu berdiri menghalangi Saka dan rombongan di depan.

 

"Apa maksudmu?" Para pria di depan tampak bingung.

 

"Di saat seperti ini masih mau pura-pura hebat, ya? "kata Fredo dengan wajah penuh keringat dingin.

 

"Siapa yang pura-pura hebat?" cibir Saka.

 

Kemudian, dia memandang ke arah kerumunan dengan tatapan dingin, lalu berkata, "Siapa pun yang melewati pedang ini akan mati!"

 

"Jelas-jelas kamu yang pura-pura hebat!" kata Fredo dengan wajah pucat.

 

"Diam!" Saka membentak dengan nada tak sabar." Pura-pura hebat apanya? Aku hanya sedang berusaha memberikan kehormatan untuk Paman Gary!" pikir Saka.

 

Bab Lengkap

Membakar Langit ~ Bab 1831 Membakar Langit ~ Bab 1831 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on January 30, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.