Bab 1799
Pria itu berlari paling depan.
Setelah sampai, dia langsung melihat Saka. Dia tertegun sejenak sebelum
berkata, "Penjahat itu ternyata kembali ke sini?"
"Seorang pembunuh kembali untuk
melihat hasil karyanya, bukankah itu hal yang sangat wajar?" balas Saka
dengan nada santai.
"Benar juga..."
Pria itu mengerutkan keningnya, lalu
bertanya, "Di mana dia sekarang?"
Saka hanya tersenyum tanpa menjawab.
Pria itu mendengus, lalu melemparkan
dua botol kaca. Ketika Saka menangkapnya, botol-botol itu terasa hangat. Karena
Tubuh Elemen Matahari miliknya yang sangat peka terhadap api, Saka bisa
merasakan kekuatan panas yang luar biasa, bahkan melalui botol kaca tersebut.
Namun, Saka hanya dengan tenang
menyimpan botol kaca itu sambil tersenyum, lalu membalas, " Bagaimana
keadaan di pihak Dahlia?"
Pria itu tertegun sejenak, lalu
menjawab dengan nada tidak sabaran, "Bisa bagaimana lagi? Dia membawa
sekelompok orang nggak berguna, semuanya adalah kenalan Saka. Sekarang mereka
sedang dikepung oleh tujuh keluarga besar yang dipimpin oleh Tuan Muda kami.
Pedang setengah jadi di tangan Dahlia akan segera direbut. Kehancuran mereka
hanyalah masalah waktu."
"Ternyata begitu...." ujar
Saka lalu menghela napas. Sepertinya Wennie juga ada di sana. Dia memberikan
pedang setengah jadi itu kepada Dahlia.
"Jangan banyak bicara omong
kosong. Di mana Saka?" desak pria itu.
"Aku di sini."
"Apa?"
Wush!
Dalam sekejap, Saka menyerang dengan
energi sejati yang tajam. Serangannya begitu cepat dan mendadak hingga lawannya
tidak sempat menghindar. Ekspresi pria itu membeku, sementara sebuah garis
merah tipis muncul perlahan di lehernya.
"Aku bilang... "
Saka berjalan melewati pria itu,
menatap kerumunan dengan tatapan dingin, lalu berkata, " Aku adalah
Saka."
Suasana langsung hening. Semua orang
memandang semua ini dengan tatapan tidak percaya.
Saka mengerutkan kening sembari
berkata, "Apa ada yang mau membunuhku? Kalau nggak ada, aku akan
pergi."
"Bunuh dia!"
Kata-kata itu seperti percikan api
yang jatuh ke dalam tong minyak, membuat tempat itu meledak dengan kemarahan!
"Dasar penjahat, beraninya
kamu!"
Seorang pria yang sebelumnya pernah
bertemu Saka tampak gemetaran karena amarah. Dengan aura pembunuh di matanya,
dia langsung menyerang Saka!
Namun, Saka hanya melayangkan tinju
dengan santai. Pukulannya menggelegar seperti gunung yang jatuh, hanya
terdengar suara retakan tulang yang patah. Pria itu terlempar jauh, dadanya
remuk, serta memuntahkan darah. Seketika, terlihat jelas bahwa dia tidak akan
bisa diselamatkan!
"Aku nggak punya banyak waktu.
Semuanya bisa maju sekaligus!"
Pandangan Saka dipenuhi keganasan,
tetapi sikapnya tetap tenang ketika memandang kerumunan dengan tatapan dingin.
Pada saat ini, semua orang merasa
terkejut. Orang yang tadi terluka parah itu bukanlah orang yang lemah. Namun,
dia dihancurkan hanya dalam satu serangan!
Namun, berbeda dengan mereka yang
ikut seleksi di luar, orang-orang ini justru makin bersemangat saat menghadapi
lawan yang tangguh. Mereka berteriak marah, lalu menyerang Saka.
Mereka menunjukkan semangat tak takut
mati.
"Hahaha, ini baru seru!"
Saka tertawa keras. Rambutnya
berkibar liar, sementara tubuhnya memancarkan cahaya emas yang menyilaukan.
Dengan aura penuh keberanian serta kesombongan, dia melesat ke depan!
Kali ini, dia sengaja memprovokasi
mereka untuk menghindari pengejaran yang merepotkan di kemudian hari.
Saat energi sejati dari berbagai arah
menyerangnya, Saka melangkah maju dengan gerakan secepat naga dan harimau.
Di belakangnya, gelombang cahaya emas
seperti ombak besar yang menghantam balik!
Sebagian besar energi sejati lawan
langsung hancur, sementara sisanya menghantam tubuh Saka, menimbulkan suara
dentingan seperti logam yang bertemu logam.
Tubuhnya berubah menjadi bayangan yang
bergerak cepat, seperti harimau di tengah kawanan domba, langsung masuk ke
kerumunan dalam sekejap.
"Cepat sekali!" gumam Cecil
tanpa sadar.
Namun, dia segera menyadari sesuatu
dan merasa canggung. Apa pantas jika dia memuji pria cepat?
"Tubuhnya sangat kuat, mampu
menghasilkan kecepatan seperti itu... "
Para pengepung dengan cepat menyebar,
mengelilingi Saka sambil tetap waspada. Mereka semua terkejut dengan kekuatan
fisiknya.
"Siapa yang kamu bilang
cepat?"
Saka tampak kesal, merasa komentar
itu tidak terdengar bagus. Dia mengguncang lengannya. Serangannya seperti cakar
yang tajam, kuat dan tanpa ampun, melepaskan energi sejati emas yang menghujam
seperti sabit yang menghantam jiwa.
No comments: