Bab 1796
"Berhati-hatilah, mereka nggak
seperti orang- orang biasa di luar sana. Masing-masing memiliki seni bela diri
rahasia dari keluarga Syahrir ... " teriak Cecil dengan cemas.
Namun, sebelum dia selesai berbicara,
suaranya tiba -tiba terhenti.
Cecil bisa mendengar suara retakan.
Cahaya emas dari tubuh Saka menyebar, berubah menjadi api emas yang membakar
lumpur di tubuhnya, memperlihatkan wajahnya yang gagah.
Aura Saka sangat kuat dan membara.
Dengan satu pukulan, dia langsung menghancurkan tinju Collin.
Collin menjerit kesakitan, mencoba
untuk mundur. Namun, serangan dari anggota lainnya sudah datang.
Saka mengamati situasinya. Di
kejauhan, banyak sosok mulai mendekat setelah mendengar keributan. Dia tahu
bahwa dirinya harus segera menyelesaikan pertempuran ini.
Tanpa ragu, Saka menangkap tubuh
Collin, menggunakannya sebagai perisai. Para penyerang yang terkejut berusaha
menghentikan serangan mereka, tetapi semuanya sudah terlambat.
Serangan mereka menembus tubuh
Collin. Dalam kepanikan mereka, Saka menggunakan tubuh Collin sebagai senjata,
menyerang maju dengan paksa.
Pertempuran terhenti sejenak.
Keraguan menyelimuti para penyerang.
Namun, keraguan membawa kekalahan!
Sebuah cahaya pedang yang menyilaukan
berkilat. Salah satu dari mereka kehilangan kepalanya. Kepala itu melayang
terbang dengan ekspresi ragu dan takut.
"Lari!"
Salah satu dari mereka berteriak
ketakutan, berusaha melarikan diri. Namun, Saka sudah bergerak, menghancurkan
punggung lawan dengan satu pukulan.
Dia menerobos ke tengah-tengah
kerumunan, membunuh satu orang dengan satu serangan. Dalam sekejap, dia sudah
menghabisi semuanya.
Cecil yang menyaksikan pembantaian
berdarah itu hanya bisa diam terpaku. Baik pengalaman bertarung maupun
kekejaman Saka jauh melampaui apa yang pernah dia lihat di dunia luar.
Inikah kekuatan Saka yang sebenarnya?
"Apakah kamu baik-baik
saja?" tanya Saka sambil melirik Cecil.
Cecil seperti terbangun dari mimpi
buruk. Dengan gemetaran, dia menjawab, "Nggak... Nggak apa- apa...
"Kenapa kamu nggak membongkar
identitasku?" tanya Saka.
"Karena... Karena aku...
"Cecil menelan ludah, sulit berkata-kata. Dia pun akhirnya menjelaskan,
" Karena aku membantu dirimu, aku sudah dianggap sebagai pengkhianat.
Kalau mereka menemukanmu, aku takut akan dibuang seperti orang yang nggak
berguna. Tapi kalau kamu tetap hidup, aku masih bisa punya nilai ..."
Saka tersenyum simpul. Wanita ini
memang pintar.
"Kita harus pergi dari
sini," desak Cecil dengan cemas.
"Kenapa buru-buru?" Saka
tersenyum sambil memandang tubuh Collin. Dengan nada acuh tak acuh, dia
berkata, "Jangan berpura-pura mati. Aku tahu kalau kamu masih
bernapas."
Cecil tampak terkejut. Collin sudah
menjadi perisai untuk Saka, membuatnya terkena banyak serangan, tetapi dia
ternyata masih hidup?
Namun, tubuh Collin tetap tidak
bergerak.
Saka mendengus dingin, lalu
mengayunkan kakinya ke arah selangkangan Collin.
Sebelum tendangan itu mengenainya,
Collin tiba - tiba membuka matanya. Dengan wajah penuh kebencian, dia
berteriak, "Kalau kamu berani membunuhku, itu berarti akan ada dendam tak
termaafkan! Adair pasti akan membalaskan dendam ini!"
"Kalau aku nggak membunuhmu,
apakah dendam kita akan berakhir?" tanya Saka.
Wajah Collin membeku.
"Di mana Adair sekarang?"
tanya Saka dengan acuh tak acuh.
Collin memandang Saka dengan penuh
kebencian, tetapi dia tetap bungkam.
"Oh, jadi dia sedang bersaing
dengan Dahlia untuk mendapatkan Api Ilahi tingkat delapan ... " ujar Saka
dengan santai setelah menggunakan teknik membaca pikiran.
Cecil tampak terkejut. Collin sama
sekali tidak mengatakan apa-apa, tetapi bagaimana Saka bisa tahu?
"Kalau kamu sudah tahu, kenapa
masih bertanya padaku?" ujar Collin dengan penuh amarah.
"Aku hanya ingin bercanda
denganmu. Biar kamu punya sedikit kebahagiaan sebelum mati. Kamu benar-benar
nggak punya selera humor."
Saka menggelengkan kepala sebelum
menginjak leher Collin hingga patah.
"Cepat pergi!"
Pada saat itu, Cecil melihat bayangan
di kejauhan yang makin dekat. Dia panik, mendesak Saka untuk segera melarikan
diri.
Namun, Saka hanya meliriknya sembari
berkata, " Ke mana kita bisa lari?"
Wajah Cecil tampak pucat. Dia tahu
tidak ada jalan keluar.
Saka sudah menjadi musuh keluarga
Syahrir, sementara daerah ini penuh dengan pengawasan. Tidak ada tempat untuk
bersembunyi...
Pada saat itu, beberapa orang tiba di
tempat kejadian. Ketika melihat pemandangan penuh darah, mereka terkejut, lalu
memandang Saka dengan waspada. Energi sejati mereka pun mulai memancar.
Pada saat yang sama, Saka juga
memusatkan energi sejatinya, berjalan maju dengan langkah besar.
"Mau bertarung lagi?"
Cecil hanya bisa tersenyum pahit.
Saka memang hebat, tetapi kapan semua
ini akan berakhir?
Bagaimanapun juga, semut yang cukup
banyak bisa membunuh gajah.
Namun, tiba-tiba Saka berteriak keras
ke arah mereka, "Berhenti! Di sini ada jenazah anggota keluarga Syahrir.
Jangan berani-berani menghancurkan tempat kematian mereka!"
Apa?
No comments: