Bab 1818
Novea tertawa sinis dan bertanya,
"Kamu takut diperiksa, kan?"
Sementara itu, saat Adair melihat
Saka yang mengulur waktu, tatapannya terhadap Saka menjadi semakin curiga.
Bahkan Dahlia juga menunjukkan
ekspresi terkejut, apakah orang yang bernama Saka ini sangat berbahaya?
Namun, Saka juga secara tidak sengaja
pernah membantu dirinya, mungkin nanti dia bisa bergabung dengannya. Hanya saja
pihak lawan lebih banyak orang dan lebih kuat, sisi mereka mungkin masih kalah
banyak...
Bahkan Cecil juga menjadi tegang.
Akan celaka jika benar-benar
diperiksa, Saka tidak boleh menyetujuinya...
Sementara itu, dalam tatapan semua
orang, Saka tersenyum sedih, menghela napas dan berkata, " Baiklah. Karena
kamu nggak percaya padaku, nggak ada lagi yang bisa kukatakan. Kamu nggak perlu
menggeledah tubuhku, aku akan mengambilnya sendiri!"
Sambil berbicara, Saka menepuk tas
penyimpanan dan mengeluarkan sebuah pedang panjang yang tidak asing bagi semua
orang!
Seketika, semua orang terkejut dan
ketakutan.
"Itu adalah Pedang Dewa Petir
yang kuberikan pada Martin! Kamu benar-benar adalah ... pencuri itu!" seru
Adair.
Adair sangat marah!
Sementara itu, Novea tersenyum sinis
kepada Saka dan berkata, "Kenapa nggak beraliansi denganku sejak awal?
Kamu memaksaku untuk mengungkapkan identitasmu, menyesal sekarang sudah
terlambat ... "
Namun saat ini, ekspresi Saka tetap
tenang, dia hanya menghela napas dan perlahan-lahan berkata, "Aku salah.
Nggak seharusnya aku mengambil pedang ini waktu itu, tapi aku bukan Saka!"
Berbicara tentang ini, Saka tiba-tiba
mengangkat kepalanya dan berkata dengan ekspresi sedih, "Ini semua adalah
siasat Saka untuk mengelabui orang, aku telah dijebak olehnya!"
Sambil berbicara, Saka tampak sangat
marah, lalu melemparkan pedang itu kepada Adair dan berseru dengan marah,
"Ambillah pedang ini, bangunkan Dewa Petir dan bunuh aku!"
Adair hendak mengaktifkan pedang Dewa
Petir di tangannya, tetapi saat berikutnya, dia terkejut dan berseru,
"Tunggu, ini nggak benar!"
Baik dari rasa pegangannya maupun
yang lainnya, pedang ini terasa tidak asing.
Namun, seiring dengan pengaktifannya,
tidak ada Dewa Petir yang muncul di langit, kekuatan petir itu juga menghilang
tanpa jejak...
Namun, bagaimana mungkin?
Pedang itu memiliki seni bela diri
yang diukir sendiri oleh dirinya sendiri!
Kenapa sekarang seperti kehabisan
baterai?
"Nggak bisa memanggil Dewa
Petir, kan? Merasa terkejut, ya?" tanya Saka sambil tersenyum sinis.
Di saat semua orang kebingungan, Saka
malah mendengus dingin. Dia mengeluarkan bahan alat pemurnian yang sama dengan
Pedang Dewa Petir dari dalam tas penyimpanan.
Lalu, api terbentuk dari energi
sejati berwarna merah di tangan Saka. Seketika, bahan alat pemurnian berubah
menjadi pedang Dewa Petir.
Sementara itu, Saka mengukir simbol
di atas pedang dengan cepat.
Kemudian, Saka melemparkan pedang ini
kepada seorang anggota keluarga Syahrir dan berkata dengan marah, "Nah,
sekarang muncul satu lagi Pedang Dewa Petir palsu. Kamu bilang yang memiliki
Pedang Dewa Petir adalah Saka, kalau begitu, apa dia juga Saka?"
Seketika, semua orang di tempat
menjadi hening.
Semua orang terpaku melihat Pedang
Dewa Petir itu dan wajah mereka penuh kejutan.
"Kamu, kamu..." ucap Adair
penuh kebingungan sambil menatap Saka. Dia tidak tahu harus berbuat apa.
"Kamu apanya? Masih curiga
padaku? Kamu masih merasa Pedang Dewa Petir nggak cukup?" tanya Saka.
Saka tertawa marah, lalu menggunakan
bahan alat pemurnian dan membuat pedang lagi!
"Baiklah, jika merasa kurang,
aku akan buat satu lagi Pedang Dewa Petir palsu. Masing-masing satu buah untuk
semua orang di tempat. Dengan begitu, semua orang adalah Saka, betapa
ramainya!" seru Saka.
"Nggak, bukan begitu ... kamu
tenang dulu ..” ucap Adair dengan segera. Ekspresi berkuasanya tidak dapat
dipertahankan lagi.
"Tenang apanya! Kamu ditipu
dengan cara yang begitu bodoh, kamu malah memintaku untuk tetap tenang!"
seru Saka.
Kemampuan akting Saka digunakan secara
maksimal, lalu dia berkata dengan sangat marah, Saat kami mengejarnya waktu
itu, dia menyebarkan Pedang Dewa Petir palsu ini di sepanjang jalan. Asalkan
mengerti sedikit teknik pemurnian alat, maka bisa membuat pedang semacam ini.
Kami sudah menyadarinya saat itu!"
No comments: