Bab 1785
Seseorang berteriak dan suaranya
bagai petir!
"Begini saja sudah nggak bisa
ditoleransi ?" tanya Saka.
Saka tersenyum sinis dan tiba-tiba
menyerang, sebuah energi sejati langsung melesat!
Kepala orang yang berteriak tiba-tiba
terlepas dan jatuh ke tanah dengan keras.
Semua orang menjadi hening seketika.
Sekarang masih berdiskusi, langsung
membunuh orang begitu saja?
Martin juga terkejut, dia bahkan
tidak melihat dengan jelas gerakan Saka barusan...
"Bukankah kalian terbiasa
menekan orang? Di sini nggak ada kekuatan keluarga yang membantu kalian, hanya
orang yang kuat yang bisa berbicara. Mulai sekarang, kalian harus terbiasa
ditekan," ucap Saka.
Saka meledak dengan kekuatan yang
mengagumkan, rambut hitamnya berkibar dan tatapannya seperti kilat.
"Kak Martin, nggak bisa
memperdulikan hidup matinya Cecil lagi, orang ini benar-benar akan memberontak!
Berikan perintah!"
Saat ini, semua orang tidak bisa
menahan diri dan berteriak.
Kali ini, ekspresi wanita cantik yang
disebut Cecil langsung berubah drastis, lalu dia berseru "Jangan! Beri aku
waktu. Aku, aku bisa meyakinkannya!"
Sementara itu, Martin sedikit
mengernyit, dia menggelengkan kepala dan berkata, "Sudahlah, Cecil. Kami
akan memberi penghormatan setelah kematianmu."
Sambil berbicara, Martin mengayunkan
pedang panjang di tangannya, lalu muncul simbol misterius di tubuh pedang.
Melihat pedang ini, Cecil langsung
terkejut, dia meronta dan berteriak, "Kamu jangan keras kepala! Itu adalah
pedang tingkat langit yang ditinggalkan oleh Adair untuk Martin, di atasnya
terdapat peninggalan keahlian bela diri yang disahkan oleh Adair!"
"Jangan teriak!" seru Saka.
Saka tidak sabar, lalu dia
mengaktifkan mata ganda untuk mengamati pedang ini. Ini bisa dianggap sebagai
pertempuran tidak langsung, dia ingin melihat apa saja yang bisa dilakukan oleh
Adair setelah menerima begitu banyak sumber daya.
"Sayang sekali, seharusnya kamu
berbakti pada negara, sayangnya kamu begitu sombong ... " ucap Martin
menunjukkan penyesalan sambil menghela napas ringan.
Namun, Martin tidak pernah
menunjukkan belas kasihan dalam bertindak, dia langsung menyerang dengan
pedangnya, bahkan ada petir besar yang muncul dari pedangnya.
Tak terbatas!
"Apa itu juga petir?" tanya
Saka agak tertegun dan timbul rasa penasaran.
Saka melompat dan menyerang, tinjunya
memancarkan cahaya emas dan mengeluarkan kekuatan yang tak terbendung.
Satu pukulan menghantam dan petir
besar itu hancur. Namun, ada banyak petir kecil yang mengitari tangan Saka,
meledak dan mengikis dengan liar.
"Wah!" seru Saka.
Saka tiba-tiba terkejut, dia makin
merasa bahwa aura ini sangat akrab. Dia menatap pedang panjang itu dengan
cermat dan merasakan aura yang akrab
Pedang setengah jadi?
Tidak, hanya menggunakan teknik
pembuatan yang mirip dengan pedang setengah jadi, seperti perbedaan antara
pedang asli dengan bajakan...
"Siapa yang membuat pedang
ini?" tanya Saka tiba- tiba.
Meskipun bajakan, pedang ini termasuk
menggunakan beberapa teknik pembuatan Tentara Agung, sudah tergolong sangat
luar biasa...
"Jika kamu merasa nggak mampu
menghadapinya, kamu bisa bergabung dengan kami dan perang di garis depan untuk
menebus dosa. Lalu, aku akan memberitahumu," ucap Martin dengan tenang.
"Apa kalian bakal mati jika
nggak menyombongkan diri?" tanya Saka.
Saka sangat bosan dengan sikap
seperti ini.
Apakah mereka mengira bahwa dirinya
adalah pejabat yang memberontak?
Sedikit dikit membujuk untuk tunduk!
Saka langsung menyerang tanpa ragu.
"Kamu sudah gila. Apa itu pedang
Adair?"
Cecil masih dicengkeram oleh Saka.
Cecil hampir frustasi dan merasa sangat ketakutan, lalu dia mulai memohon,
"Jika kamu ingin pergi, pergilah. Bisakah kamu melepaskanku? Aku nggak
seharusnya sombong di hadapanmu, aku seorang wanita lemah ... Ah!"
Di tengah-tengah kalimat Cecil, badai
membungkamnya. Sementara itu, Saka sudah mengayunkan serangan.
"Sayang sekali... "
Martin menghela napas ringan, lalu
tiba-tiba mengayunkan pedang dan berseru, "Bunuh!"
Martin menebas dan ular petir muncul
satu per satu.
Mata Saka berkedip dan dia langsung
melempar Cecil yang berada dalam cengkeramannya!
Coba dulu sejauh mana kekuatan pedang
ini.
Wajah Cecil memucat ketika melihat
ular petir yang mendekat dengan cepat, suara teriakan ketakutan bergerna di
langit, "Kamu, kamu, kamu, siapa namamu? Meskipun menjadi hantu, aku nggak
akan melepaskanmu!"
Cecil secara refleks ingin memarahi
dengan memanggil nama Saka. Namun, saat kata-kata itu keluar dari mulutnya, dia
malah tidak tahu siapa nama lawannya. Sebelum mati karena tersambar petir, dia
sangat kesal dan ingin mati saja!
No comments: