Membakar Langit ~ Bab 1843

 

Bab 1843

 

Di sebuah pondok jerami sederhana, tiga orang sedang duduk.

 

Terdapat bahan obat di mana-mana di dalam pondok jerami ini. Aroma obat yang khas menguar, lalu ada buku catatan yang ditulis dengan tulisan tangan yang indah di atas meja.

 

Saka menghela napas, Wennie pasti telah mencurahkan pikirannya untuk mempelajari warisan Tabib Agung tersebut.

 

Dia melihat ekspresi kelelahan yang samar di mata Wennie, kemudian diam-diam merasa sedikit kasihan.

 

Namun, Saka tetap mempertahankan ekspresinya. Dia mengambil cangkir teh dan berkata sambil tersenyum, "Aku sungguh berterima kasih pada Dokter Dewi Sakti."

 

Wennie menggelengkan kepalanya, lalu menyahut dengan sungguh-sungguh kepada Saka, "Aku yang harus berterima kasih, Kak Saka. Di mataku, Pak Gary juga seorang pasien dan aku sangat mengaguminya. Aku cuma bersikap acuh tak acuh terhadap Renan. Kak Saka bisa percaya padaku ...

 

Apakah dia masih berpura-pura tidak memiliki hubungan dengan Gary?

 

Saka tidak mau repot-repot mengungkapkannya dan berkata sambil tersenyum tipis, "Itu semua cuma masalah kecil. Sebenarnya, aku juga ingin meminta bantuan pada Pak Gary..."

 

Sambil bicara, Saka mengulangi ucapannya tentang Gilbert.

 

Wennie tiba-tiba tercerahkan setelah mendengar ini. Dia mengangguk pelan sambil tersenyum dan berkata, "Kak Saka awalnya ingin pergi ke Jalan Kejayaan, tapi aku nggak punya ambisi sebesar itu lagi. Aku cuma berharap bisa menggunakan lingkungan di sini untuk meningkatkan keterampilan medisku, menyembuhkan penyakit, menyelamatkan orang dan mengumpulkan Api Ilahi ... "

 

Berpura-pura, dia terus berpura-pura.

 

Gilbert segera bertanya, "Apa ada kabar tentang Pak Gary?"

 

Saat ini, sorot mata Wennie sedikit meredup dan dia menggelengkan kepalanya pelan.

 

Gilbert menghela napas pelan saat melihat situasi ini..

 

Selain itu, tempat ini telah diincar oleh semua pihak...

 

"Pasti ada terlalu banyak orang menganggur yang menunggu di sini," jawab Saka. Dia kembali berkata dengan suara yang dalam, "Pria di luar itu adalah masalah besar. Dia siapamu?"

 

"Cuma pasien... "

 

Menyebutkan tentang Julio, Wennie juga merasakan sakit kepala. Dia menghela napas dan berkata, " Nama pria itu adalah Julio. Aku nggak sengaja menyelamatkannya, tapi dia terobsesi denganku.. "

 

"Dia bajingan, 'kan? Dia harus diusir!" seru Saka tanpa ragu-ragu.

 

Cuma ada satu orang yang bisa bertindak licik di sini dan orangnya adalah aku. Aku tidak bisa mentolerir orang lain!

 

Wennie agak terkejut, lalu menyahut, "Itu terlalu merepotkan, Kak Saka. Kamu sudah banyak membantu."

 

"Apa kamu tahu kenapa aku ingin menyelamatkan Pak Gary selain untuk keuntungan?" tanya Saka dengan nada serius.

 

Wennie tertegun dan menggelengkan kepalanya pelan.

 

Saka memukul meja, lalu berkata dengan penuh amarah, "Karena aku nggak tahan saat melihat seseorang memaksa orang lain untuk melakukan sesuatu yang sulit, sama seperti idolaku, Adriel. Saat teman baiknya yang bernama Yunna diculik oleh tunangannya yang seorang penindas, Adriel langsung pergi untuk menyelamatkannya! Oh, ya ... 11

 

Berbicara tentang ini, Saka menatap Gilbert dan berkata, "Omong-omong, sepertinya aku pernah mendengar kalau tunangan penindas itu adalah kamu, benar?"

 

Gilbert terdiam.

 

"Sudahlah, semuanya sudah berlalu," sela Wennie. Dia datang untuk membantu dan berkata, "Mari kita bahas bagaimana cara menyelamatkan Pak Gary dulu. Sepertinya kita cuma bisa menunggu di sini... "

 

Saka menyentuh dagunya, lalu tiba-tiba bertanya, " Apa kamu bisa meminta kekuatan lain üntuk membantu menemukannya ? Aku punya Api Ilahi dan aku bisa mengeluarkan lebih banyak Api Ilahi daripada Renan."

 

Namun, kali ini Gilbert justru tersenyum pahit.

 

Wennie menggelengkan kepalanya pelan dan berkata, "Nggak mungkin lebih banyak dari Api Ilahi Renan, 'kan?"

 

Saka agak terkejut dan ingin membuktikannya.

 

"Kamu baru saja sampai di sini dan nggak paham dengan situasinya. Kamu nggak pernah memikirkan kenapa Renan yang merupakan orang Kota Sentana, berada di wilayah luar?"

 

Wennie berkata dengan tatapan agak serius, " Sebenarnya, ada tempat yang sangat berharga di wilayah luar ini. Namanya Sungai Causta."

 

"Tempat itu terus menghasilkan Api Ilahi tingkat rendah sampai tingkat menengah. Sebagian besar sumber daya di wilayah luar tersebut berkumpul di Sungai Causta."

 

"Konon katanya, Guru Negara nggak sanggup melihatnya. Orang-orang dari Kota Sentana dan wilayah utara selalu memonopoli segalanya. Kemudian, dia sengaja membagi satu wilayah khusus dan menyerahkannya kepada tiga wilayah tengah, lalu tiga wilayah selatan saling memperebutkannya."

 

"Dibandingkan dengan kawasan perbatasan, Sungai Causta bukanlah apa-apa. Siapa tahu..."

 

Saat berbicara sampai sini, Wennie menghela napas pelan.

 

Mulut Saka bergerak-gerak. Tak perlu dikatakan lagi, dia bahkan menginginkan daging di kaki lalat, apalagi Sungai Causta ini yang bisa diibaratkan sebagai paha ayam.

 

"Selain itu, wilayah timur yaitu salah satu dari tiga wilayah utara, menguasai Gunung Perian yang kaya akan bahan pemurnian senjata."

 

Bab Lengkap

Membakar Langit ~ Bab 1843 Membakar Langit ~ Bab 1843 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on January 31, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.