Bab 1819
"Dia sedang mencoba mengelabui
orạng dan menyalahkan orang lain!"
"Dengan cara sebodoh ini, aku
bahkan nggak mau melaporkannya."
"Konyolnya, aku bahkan berusaha
sekuat tenang dan mengambil risiko besar untuk membunuh Saka demi kamu,
sedangkan kamu, kamu malah mencurigaiku karena barang palsu ini?" lanjut
Saka.
Berbicara tentang ini, Saka berakting
dengan penuh emosi, ekspresinya penuh dengan kesedihan dan mengejek diri
sendiri, "Aku akui kalau aku memang tamak akan uang, tapi aku bekerja
sebanyak uang yang aku dapatkan. Apa ini salah? Baik, jika kamu mencurigaiku,
maka aku akan pergi!"
"Tunggu sebentar, kamu tenang
dulu. Aku salah bicara, dengarkan penjelasanku..." ucap Adair.
Kali ini, Adair segera membuang
Pedang Dewa Petir di tangannya dan segera maju untuk menarik Saka.
"Nggak perlu dijelaskan!"
seru Saka dengan marah, lalu dia menambahkan, "Kamü nggak percaya padaku,
apa lagi yang perlu dikatakan? Biarkan aku pergi!"
"Bukan. Aku, aku hanya ...
terpengaruh oleh orang licik!" kata Adair.
Berbicara tentang ini, Adair langsung
marah dan membelalakkan mata ke arah Novea, lalu berteriak, "Novea,
beraninya kamu memprovokasi kami berdua, kamu benar-benar jahat!"
Novea juga bingung dan menatap Pedang
Dewa Petir yang dibuang ke tanah, wajahnya penuh dengan ekspresi tidak percaya
dan berkata, "Ini, ini nggak mungkin. Nggak benar, ini pasti menggunakan
cara tertentu...."
"Cara?" tanya Saka sambil
tertawa marah, "
Maksudmu adalah, aku bisa menghapus
simbol ilmu bela diri di Pedang Dewa Petir yang telah Adair ukir dengan susah
payah dalam sekejар?"
Setelah mendengar ucapan ini, Adair
juga sangat percaya dengan Saka dalam hatinya.
Tentu saja itu tidak mungkin!
"Jika ingin terus bekerja sama,
maka bertindaklah. Aku ingin Novea!" seru Saka dengan nada dingin.
"Nggak masalah!" jawab
Adair dengan segera, lalu dia menenangkan hati pria bertubuh besar yang terluka
ini.
Dia sekarang sangat memercayai Saka.
Jelas sekali, pria bertubuh besar ini tamak uang dan wanita, tetapi dalam hal
kecerdikan, dia polos bagai kertas putih dan bisa dipercaya sepenuhnya!
Segera, dia mendengus dingin dan
menyerang ke arah Novea.
Saat ini, Novea tiba-tiba melihat
bahwa Saka juga menyerang ke arahnya dan menunjukkan tatapan yang mengejek.
Novea sangat marah dan berseru,
"Adair, tenanglah. Aku bisa membuktikan dengan cara lain bahwa dia masih
memiliki Pedang Kuno Simbol Kekuatan!"
"Masih berani memfitnah temanku,
cari mati!" seru Adair yang tidak percaya sedikit pun. Satu tamparannya
memancarkan petir yang ganas dan mengguncang dengan kekuatan yang besar ke
segala penjuru.
Kultivasi Adair pasti tidak lemah.
Novea segera menghindar, tetapi dia
sangat marah, lalu berteriak, "Adair, kamu si bodoh yang membela orang
yang menipumu!"
"Cari mati!" seru Adair
dengan marah, lalu dia menyerang ke arah Novea!
Novea terkejut dan segera menghindar.
Saka juga menyerang dan berkata
sambil tersenyum sinis, "Tunggu saja sampai kamu ditikam mati oleh tongkat
Vajra milikku!"
Ini adalah provokasi secara
terang-terangan!
Sementara itu, Adair tercengang, lalu
tertawa terbahak-bahak dan berseru, "Kamu sangat kreatif!"
Namun, Novea sudah putus asa karena
dijadikan mainan, tetapi dia tidak bisa berbuat apa-apa terhadap Saka.
Dia hanya bisa mengandalkan kerjasama
dengan Dahlia.
Tunggu sebentar, di mana Dahlia?
Ekspresi Novea mendadak menjadi
masam, karena dia melihat bahwa Dahlia sendiri sedang tidak berdaya,
dikelilingi oleh sisa-sisa anggota keluarga Syahrir dan tidak bisa melepaskan
diri untuk sementara waktu!
Namun saat ini, tatapan Saka berkedip
dan berseru, "Nggak perlu mengkhawatirkan Dahlia, hadapi Novea terlebih
dulu!"
"Seharusnya begitu!" sahut
Adair setuju.
No comments: