Membakar Langit ~ Bab 1792

 

Bab 1792

 

Reo menatap Saka dengan tatapan dingin, lalu berkata, "Kamu begitu nggak terkendali, apakah kamu benar-benar merasa dirimu nggak terkalahkan? Di dalam Gunung Reribu, para ahli berkumpul seperti pohon di hutan. Banyak dari mereka memiliki kerabat yang kamu sakiti! Aku menyarankan agar kamu nggak sembarangan melukai orang!"

 

Wajah Elin dan yang lainnya berubah. Ada dua jenis saran di dunia ini. Yang pertama adalah saran agar orang lain mempertimbangkannya. Sementara yang lain adalah saran yang menyuruh orang lain mengikuti kata-katanya.

 

Ini jelas adalah yang kedua, ancaman terang- terangan.

 

"Tenanglah," kata Elin buru-buru memperingatkan. Dulu, Adriel mati karena melawan otoritas. Dia tidak ingin Saka mengulangi kesalahan yang sama.

 

Di saat yang sama, suara raungan binatang buas terdengar dari puncak gunung. Mereka tampak gelisah. Rupanya, jumlah binatang buas betina tidak mencukupi, membuat para jantan yang tidak mendapatkan pasangan menatap Saka dan kelompoknya dengan mata yang makin liar serta berbahaya.

 

Tampaknya, binatang-binatang buas itu terstimulasi oleh obat afrodisiak, sehingga kekuatan mereka jauh lebih ganas daripada sebelumnya!

 

Saka menatap binatang-binatang buas itu sejenak, lalu tiba-tiba tersenyum sambil berujar, "Baiklah, aku setuju. Kalau orang-orang dari Kota Sentana bersedia memberikan kontribusi, mereka bisa masuk ke Gunung Reribu."

 

Ekspresi di wajah Reo yang juga melihat situasi binatang buas yang mengamuk tampak sedikit berubah. Dia pun menambahkan, "Mereka bisa bertempur, tapi nggak boleh sampai kehilangan nyawa!"

 

Permintaan ini bahkan lebih keterlaluan.

 

Orang-orang dari wilayah selatan hanya bisa merasa marah dan tidak berdaya.

 

Sementara orang-orang dari Kota Sentana sangat gembira.

 

Namun, Saka tersenyum simpul sambil berkata, " Baiklah, aku setuju."

 

Reo langsung merasa lega mendengar ini.

 

Kemudian, dia dengan cepat memerintahkan agar orang-orang dari Kota Sentana untuk naik ke gunung.

 

Kelompok dari wilayah selatan hanya bisa menerima keputusan ini. Saka sudah melakukan yang terbaik, mereka tidak bisa berkata lebih banyak.

 

Di sisi lain, Reo terus memperhatikan gerak-gerik Saka, berjaga-jaga kalau dia berubah pikiran.

 

Namun, pada saat ini Saka tiba-tiba dengan cepat melemparkan segenggam besar serbuk ke arah binatang buas yang mengamuk. Kemudian, dengan menggunakan energi sejatinya, dia menangkap sekelompok orang dari Kota Sentana, melemparkan mereka ke tengah kawanan binatang buas tersebut!

 

"Beraninya kamu mengingkari janjimu!"

 

Reo langsung marah, matanya hampir keluar dari rongganya.

 

"Siapa yang mengingkari janji? Lihatlah, apakah kamu melihat ada yang mati?" kata Saka dengan nada dingin sambil tersenyum sinis.

 

Tiba-tiba, teriakan memilukan pun terdengar. Alih- alih memakan orang-orang Kota Sentana yang dilemparkan oleh Saka, binatang-binatang buas itu malah terlihat makin buas. Mereka bahkan mulai merobek pakaian korban, lalu...

 

Bagi sekelompok binatang buas ini, mereka tidak peduli apakah manusia itu laki-laki atau perempuan. Selama ada lubang yang bisa digunakan, mereka tidak akan pilih-pilih.

 

"Ah!"

 

Orang-orang dari Kota Sentana mengeluarkan jeritan yang menyayat hati ketika mereka dilecehkan oleh binatang-binatang itu.

 

Pemandangan ini benar-benar tak tertahankan untuk dilihat.

 

"Tenang saja, mereka semua adalah praktisi bela diri. Aku juga memilih pria pria yang kuat, mereka pasti bisa bertahan. Aku jamin nggak akan ada yang mati," kata Saka dengan tenang.

 

Setelah berkata demikian, dia membawa kelompoknya pergi, meninggalkan pemandangan yang sulit dilupakan itu.

 

Para wanita dalam kelompok Saka tidak sanggup menatap pemandangan itu secara langsung, sementara wajah para pria menjadi pucat pasi. Mereka secara refleks menutupi tubuh bagian belakang mereka.

 

Melihat kondisi yang sangat mengerikan ini, mereka ikut merasakan sakitnya...

 

"Mereka sudah berkorban sebesar itu. Kalau mereka masuk ke Gunung Reribu, aku rasa itu sepenuhnya pantas," kata Saka sambil berjalan, memuji dengan nada bercanda.

 

Di belakangnya, sekelompok orang dari Kota Sentana mengikuti dengan tubuh gemetaran, tidak berani tertinggal. Mereka berpikir bahwa para pendahulu mereka sudah membayar harga mahal, jadi sekarang giliran mereka memasuki Gunung Reribu tanpa hambatan.

 

"Bajingan! Kamu benar-benar cari mati! Berani- beraninya kamu menghina keturunanku seperti ini!"

 

Namun, situasi yang tampaknya memuaskan semua pihak ini membuat seseorang sangat marah. Reo tidak bisa menahan emosinya lagi, hampir meledak.

 

Dalam sekejap, kekuatan seorang ahli tingkat langit tahap delapan meledak. Dia tampak seperti singa yang akhirnya keluar dari kandangnya.

 

Saka mengejek, "Apa kamu mau main dengan kekerasan? Aku sudah memenuhi permintaanmu. Nggak ada yang mati, hanya kehormatan mereka yang hilang. Kenapa kamu masih nggak puas?"

 

Namun, sebelum dia selesai berbicara, sebuah pukulan dengan kekuatan luar biasa datang menghantam ke arah Saka dengan keras!

 

Bab Lengkap

Membakar Langit ~ Bab 1792 Membakar Langit ~ Bab 1792 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on January 27, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.