Membakar Langit ~ Bab 1815

 

Bab 1815

 

Pakaian putihnya terkena sedikit noda darah, tidak dapat menyembunyikan aroma debu, sementara yang satunya lagi memiliki mata yang cerah dan cahaya yang tersembunyi, tetapi cukup rendah hati.

 

"Maaf sudah membuat Pak Adair menunggu lama ....

 

Pakaian Saka terlihat robek dan agak kacau. Dia menghela napas dan berkata, "Sungguh memalukan, Dahlia berhasil kabur lagi. Aku... "

 

"Saudaraku, kenapa kamu bilang begitu?"

 

Adair melihat Saka sejenak sambil tersenyum ramah, lalu mengangkat tangannya dengan acuh tak acuh dan berkata, "Jangan terlalu sungkan, kamu sudah banyak membantuku. Aku belum sempat mengucapkan terima kasih. Suatu hari nanti, dia pasti akan mati."

 

"Hanya saja, aku membutuhkan sedikit bantuanmu

 

"Aku tahu. Pak Adair, terima kasih karena masih menggunakanku."

 

Saka berkata dengan penuh harap, "Apa hadiah yang kuminta sudah ada?"

 

Bawahan di samping segera memarahi, "Berani sekali. Kamu kira kamu siapa sampai berani menagih pada Tuan Muda?"

 

Adair tertawa dalam hati. Ternyata orang yang tidak pernah melihat dunia ini juga orang dari Kota Sentana?

 

Bagaimana dia bisa hidup dengan orang seperti ini di kota ini?

 

Dia menggeleng-gelengkan kepalanya, bahkan malas untuk berpura-pura sopan lagi. Dia hanya tersenyum sambil menggelengkan kepalanya dan hendak pergi.

 

Namun pada saat itu, Saka menampar wajah bawahan itu dan berkata, "Aku sedang berbicara dengan majikanmu. Kamu itu hanya budak, punya hak apa kamu menyela?"

 

"Kamu ... beraninya kamu ... " kata bawahan itu dengan tidak percaya sambil menunjuk ke arah Saka.

 

Bahkan Adair juga terkejut. Orang ini berani begitu ...

 

Setelah menamparnya, Saka menghantam bawahan itu hingga terlempar keluar. Dia berkata, "Kamu nggak dengar majikanmu memanggilku saudara? Beraninya kamu menunjuk saudara majikanmu. Sudah bosan hidup, ya?"

 

Setelah mengatakannya dengan sombong, Saka berkata kepada Adair dengan akrab, "Aku harus mengurus orang ini. Kali ini, aku akan mengurusnya untukmu, jangan berterima kasih padaku!"

 

Adair terkejut, hampir mengira ini adalah tantangan. Namun, saat melihat ekspresi serius Saka, dia hampir tertawa marah.

 

Benar-benar orang bodoh yang tidak memiliki kecerdasan emosional. Pantas saja dia berani meminta harga tinggi, padahal hanya memiliki sedikit keahlian ...

 

Tiba-tiba, terdengar suara gemuruh dari lembah, dan tanah yang diinjak orang-orang tiba-tiba bergetar hebat.

 

Adair terkejut melihat cahaya merah muncul dari dalam lembah dan menyinari langit dengan warna merah yang pekat. Suhu di sekitar tiba-tiba meningkat.

 

Api ilahi telah matang!

 

Adair seketika merasa gembira dan langsung berteriak, "Serang!"

 

Ketika ucapan itu terlontar, semua anggota keluarga Syahrir tahu bahwa saat bertarung telah tiba. Mereka berteriak dengan keras sambil menerjang ke arahnya!

 

Adair hendak pergi, tetapi melihat Saka berdiri dengan santai di samping, dia segera berkata, " Cepat serang!"

 

"Kenapa kamu nggak serang?"

 

"Kamu "Adair tidak bisa lagi mempertahankan sikap pura-pura sebelumnya. Lalu, dia tiba-tiba berkata dengan marah, "Bukannya tadi kita sudah membicarakannya?"

 

"Iya, tapi kamu juga harus memberiku imbalan dulu. Aku mau terima uang dulu sebelum melakukan sesuatu!"

 

Adair seketika marah dan tertawa. Dia berkata, " Baiklah. Kamu..."

 

Begitu ucapan itu dilontarkan, tiba-tiba ada orang yang muncul dari mulut lembat.

 

Itu adalah Dahlia. Dia memegang pedang setengah jadi, melepaskan petir yang dahsyat. Dia menerjang keluar dengan tatapan yang sangat dingin.

 

Dan di sisinya, ada sosok yang anggun.

 

Leony!

 

Namun pada saat ini, entah apa yang terjadi pada Leony selama tiga bulan ini. Rambutnya beruban, tidak lagi seperti dulu yang ceria dan santai.

 

Digantikan dengan keinginan membunuh yang dingin. Saat bertindak, kekuatannya bahkan lebih kuat. Permainan Benang Sutra berubah menjadi pedang yang memesona di udara dan menebas beberapa orang secara beruntun!

 

Adair juga tidak peduli lagi dengan Saka. Dia hanya mendengus dingin, "Berani bertindak sendiri? Cari mati!"

 

Dia menekan kemarahan dalam hatinya terhadap Saka. Wajahnya tetap tenang, dia yakin bahwa kondisi Dahlia jauh lebih buruk darinya.

 

Selanjutnya, dia hanya perlu menghabiskan waktu untuk menguras tenaga Dahlia saja dan akan menjadi pemenang.

 

Namun pada saat itu, di belakangnya, seseorang mulai tersenyum.

 

Sepasang mata menatap punggungnya dengan tatapan sinis…

 

Bab Lengkap

Membakar Langit ~ Bab 1815 Membakar Langit ~ Bab 1815 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on January 30, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.