Bab 1784
Sementara saat ini, banyak orang
wilayah selatan yang berkata dengan semangat, "Ikuti!"
"Siapa yang berani?"
Keluarga Dimasta dan keluarga Atmaja
sangat marah, seolah-olah melihat pelayan melawan majikan untuk pertama
kalinya, amarah yang tak terkendali tiba-tiba muncul.
"Siapa yang berani pergi
bersamanya, sama saja dengan menjadi musuh kami. Apakah kalian nggak takut akan
pembalasan di kemudian hari?"
Ketika perkataan ini diucapkan,
beberapa orang wilayah selatan ragu dan tidak berani mengikuti, mereka takut
mendapat balasan.
"Enyah!"
Beberapa orang wilayah selatan malah
berseru, lalu segera mengikuti Saka. Mereka sangat bersemangat.
Selama bertahun-tahun, tujuh keluarga
besar berkuasa dan tidak ada yang berani melawan. Mereka berkuasa dengan
sewenang-wenang dan tak ada yang berani bersuara.
Sekarang akhirnya ada orang yang
muncul untuk melawan, seperti lilin yang menerangi kegelapan, mereka bahkan rela
mati!
Melihat situasi ini, Elin terkejut
dan bergumam, " Apa dia berniat untuk ... pergi ke jalan lain? Untuk
melenyapkan ketidakadilan?"
Elin sangat cerdas dan dapat memahami
situasi dengan cepat. Saka bukan pergi mencari mati, tetapi día akan memimpin
semua orang untuk melawan penindasan tujuh keluarga besar!
Apakah ini sama dengan membalaskan
dendam Adriel?
Memikirkan hal ini, mata Elin
langsung berbinar dan dia segera mengikutinya.
"Kamu, sebenarnya apa yang mau
kamu lakukan?"
Wajah wanita cantik makin pucat saat
melihat kerumunan orang yang bersemangat, dia merasa ada sesuatu yang tidak
beres. Tidak masalah jika lawan hanya satu orang, karena sendirian tidak mampu
mencapai apa pun.
Namun, sekarang pihak lawan menghasut
begitu banyak orang, sepertinya akan melakukan sesuatu yang hebat dan
menggemparkan...
"Melakukan apa? Tentu saja
menembus langit!" seru Saka dengan nada dingin.
Selama tiga bulan ini, Saka terus
melakukan evaluasi, bagaimana dirinya bisa terdorong ke ambang kepunahan hanya
karena sebuah kebetulan?
Tidak, pada akhirnya tetap saja
sistem yang bermasalah. Para pemimpin yang berkuasa terlalu serakah dan
terbiasa meminta-minta. Dirinya harus memimpin semua orang untuk melawan
ketidakadilan dan menghajar mereka agar tidak berani meraih sesuatu dengan
sesuka hati!
Gunung ini sangat megah, tujuh jalan
sesuai dengan tujuh rintangan, jarak antara satu dengan lainnya sangat jauh.
Jika tidak, tempat ini tidak akan bisa menampung begitu banyak orang.
Sementara itu, ketika Saka tiba,
kabar sudah menyebar dan tempat itu sudah penuh dengan orang. Di beberapa arah
lainnya, masih banyak orang yang berkumpul ke tempat ini.
"Dia adalah orang yang membunuh
Rudi?"
"Sudah kukatakan sejak awal,
nggak perlu bersikap baik pada orang wilayah selatan. Lihatlah sekarang, muncul
orang yang memberontak!"
Ekspresi semua orang menjadi muram.
"Diam!" Seorang pria
berbaju putih sedikit mengernyit, jelas bahwa dia adalah pemimpin tempat ini.
Dia terlihat tenang, menatap ke kejauhan dan auranya acuh tak acuh seperti
gunung di kejauhan.
Saat ini, dia menatap Saka dan
berkata dengan serius, "Menangkap Cecil ke sini adalah kemampuanmu.
Lepaskan dia sekarang. Aku akan memberikanmu kesempatan untuk masuk ke Gunung
Reribu!"
"Bukankah sebelumnya kalian
ingin membunuhku? Sekarang kalian mulai membahas syarat untuk menyogokku,
ya?" tanya Saka sambil tertawa.
"Lalu apa? Bukankah seperti
itulah kalian orang - orang wilayah selatan, mendapatkan kesempatan masuk ke
Gunung Reribu adalah keberuntungan besar. Kalau nggak, apa lagi yang kalian
inginkan?" teriak seseorang dengan marah.
Namun pada saat ini, pria berbaju
putih mengangkat tangan dan menghentikan semua orang di belakangnya. Dia
sedikit mengernyit, menatap Saka dan berkata, "Tempat seleksi nggak
memiliki aturan. Membunuh atau dibunuh tergantung pada kemampuan diri sendiri,
aku nggak menyalahkanmu."
"Tapi, sekarang keadaan negara
sedang dalam bahaya, kamu malah menghasut orang-orang ini untuk melawan kami,
mengganggu ketertiban dan benar-benar menyentuh larangan."
"Aku tahu kamu punya kebencian
dalam hati, tapi kamu juga harus tetap rasional. Sekarang bergabunglah dengan
kami, lepaskan Cecil dan bubarkan orang-orangmu. Kedua belah pihak sama- sama
mendapatkan keuntungan."
Di belakangnya, semua orang merasa
kesal. Mereka semua merasa diri mereka berstatus tinggi, tetapi sekarang mereka
harus mendiskusikan syarat dengan seseorang dari wilayah selatan. Sungguh
memalukan!
Hanya wanita cantik yang sangat
bersemangat dan segera berkata, "Ini adalah Martin, putra sah keluarga
Syahrir! Kakaknya adalah Raja Empat Mahkota, Adair, dia sedang berperang dalam
Gunung Reribu! Ucapan mereka pasti dapat dipercaya!"
Adair?
Saka sedikit mengernyit, dia pernah
mendengar nama ini, memang seorang genius. Dikatakan bahwa Adair telah
menerobos tingkat langit di usia 20 tahun.
Adair termasuk yang terbaik di
keluarga Syahrir, bahkan di antara para genius di Kota Sentana.
Ini juga wajar, tidak semua keluarga
besar adalah genius. Asalkan memiliki sedikit bakat, maka akan diberikan banyak
sumber daya. Adair bahkan bisa mendapatkan petunjuk langsung dari master ilahi,
kemajuannya sangat cepat.
"Aku memang punya syarat.
Bukankah kalian punya kekuatan yang hebat dan tingkat yang tinggi? Kalau
begitu, kalian di barisan depan dan kami di belakang, " ujar Saka dengan
tenang.
Kali ini, baik orang-orang Kota
Sentana, wilayah utara, wilayah tengah maupun wilayah selatan yang berada di
belakang Saka, semuanya terkejut.
Lelucon macam apa ini?
"Kak Martin, dia sudah
keterlaluan. Bagaimana mungkin bisa ditoleransi?"
No comments: