Bangkit dari Luka ~ Bab 403

 

Bab 403

 

Nindi menatap Darren. Dia tidak menyangka kakak sulungnya benar-benar memiliki petunjuk.

 

Seingatnya di kehidupan sebelumnya, Darren tiba-tiba menyinggung keluarga besar, yang hampir membuat perusahaan mereka bangkrut.

 

Apa karena masalah ini?

 

Saat itu, Leo berjalan mendekatinya dengan ekspresi penuh rasa bersalah.

 

"Nindi, waktu kamu kecil, aku sering mengajakmu bermain. Aku juga yang mengantar dan menjemputmu sekolah. Kalau Kak Brando memarahimu, aku juga yang membelamu," ujar Leo dengan suara serak.

 

"Kuakui kali ini aku memang punya niat pribadi. Aku ingin balas dendam karena kamu keluar dari tim e-sport dan membuatku kalah dalam pertandingan."

 

"Sekarang aku sudah kehilangan segalanya dan reputasiku tercoreng. Bisa nggak, mempertimbangkan hubungan kita di masa lalu dan nggak menuntutku?"

 

Nindi tidak terkejut sama sekali setelah mendengar kalimat terakhirnya.

 

Setelah berkata begitu banyak hal baik, ujung-ujungnya tetap ingin dia mencabut gugatan.

 

Brando pun ikut bicara, "Nindi, tim e-sport Leo sudah dibubarkan dan dia sudah membayar sejumlah besar ganti rugi. Dia sudah cukup menderita. Kamu pasti sudah puas, 'kan?"

 

Nindi melihat kakak keenamnya yang tampak begitu rendah diri di hadapannya, tetapi anehnya, dia tidak merasa puas.

 

Dia hanya ingin tahu siapa orang yang melarikan diri dari kecelakaan mobil waktu itu.

 

Dia ingin orang itu masuk penjara dan membayar atas perbuatannya.

 

"Nindi, kamu sudah memutuskan belum?" desak Darren.

 

"Aku sudah bilang, ini bukan keputusanku. Kejahatan pencurian rahasia dagang adalah kasus yang ditangani oleh Perusahaan Patera Akasia."

 

"Bukannya kamu berhubungan baik dengan Zovan Gunawan? Kalau kamu bersikap seperti anak manja padanya, bukannya dia akan setuju?"

 

Brando berkata dengan santai, "Zovan itu anak orang kaya, dia nggak akan terlalu peduli pada hal sepele ini. Selama proyeknya masih di tangan Perusahaan Patera Akasia, sisanya pasti bisa diatur."

 

Dia sangat paham soal ini.

 

"Aku dan Zovan cuma teman."

 

"Kalau cuma teman, justru lebih mudah diatur. Sebenarnya, menjalin hubungan dengan keluarga Gunawan juga menguntungkan keluarga Lesmana. Nindi, sekarang kamu memang lebih unggul dari kami semua."

 

"Dengan keberadaanmu dan dukungan Kak Darren, kita pasti bisa mengungkap kebenaran kecelakaan itu"

 

Nindi pun menatap Brando. "Aku akan menyelidikinya sendiri. Kalau kalian mau berdamai, silakan cari Perusahaan Patera Akasia."

 

Dia tidak akan menyetujui perdamaian secara pribadi.

 

"Berhenti di situ, Nindi! Demi membela kepentingan Perusahaan Patera Akasia, kamu rela mengabaikan petunjuk kecelakaan itu. Bagaimana kamu bisa seegois ini?"

 

Darren sangat marah hingga wajahnya menggelap. 11 Keputusanmu barusan sungguh mengecewakan !"

 

Nindi mengatupkan bibirnya. "Ayah dan Ibu pasti akan mengerti pilihanku."

 

Dia tidak ingin terjebak dalam tekanan moral kakaknya.

 

Darren mengangkat tangannya dengan marah. " Coba kamu ulangi sekali lagi."

 

Nando buru-buru menahannya. "Kak Darren, tolong bicara baik-baik. Jangan pakai kekerasan."

 

"Jangan tahan aku! Apa kamu nggak dengar pilihan gadis sialan ini tadi? Dia sama sekali nggak ingin tahu tentang kecelakaan itu! Dia bahkan nggak peduli dengan kematian Ayah dan Ibu! Dia benar -benar binatang berdarah dingin!"

 

Mata Darren memerah karena marah.

 

Nindi berdiri di tempat dengan tatapan kosong. " Terserah kamu mau berpikir apa."

 

Dia ingin mengetahui petunjuk kecelakaan mobil orang tuanya lebih dari siapa pun.

 

Namun, jika harus menukarnya dengan syarat seperti ini, dia tidak bisa.

 

Dia akan menyelidikinya sendiri.

 

Brando berdiri di hadapan Nindi. "Baiklah, Kak Darren memang salah karena memaksamu membuat pilihan seperti ini."

 

"Minggir," perintah Nindi dengan dingin.

 

Dia tahu bahwa Kakak Keempatnya pasti masih punya hal lain yang ingin dikatakan.

 

"Tapi kamu keterlaluan dengan Kak Leo. Dialah yang paling melindungimu saat kamu masih kecil. Karena kalian sebaya, dia yang paling banyak menjagamu."

 

Nada Brando terdengar lembut. "Anggap saja pencabutan gugatanmu itu sebagai balas budi atas kebaikan Leo selama ini. Kamu ingin memutuskan hubungan keluarga, 'kan? Setidaknya lunasi dulu semua hutangmu pada keluargamu."

 

Melunasi?

 

Dia sudah melunasinya.

 

Bukankah kematiannya di kehidupan sebelumnya cukup tragis?

 

"Omong kosong apa yang kamu bicarakan, Brando? Antara saudara, nggak ada hitung-hitungan soal balas budi!"

 

Nando datang untuk melerai. Dia menatap Nindi." Pulanglah dulu, ini bukan sesuatu yang bisa diputuskan dalam waktu singkat.'

 

Brando mengernyit. "Kak Nando, jangan tahan aku Nanti kamu malah terluka."

 

"Dia masih muda, beri dia waktu untuk berpikir. Nindi, cepat pergi. Kirim pesan padaku setelah sampai di kampus."

 

Nando berdiri di hadapannya, menghalangi Brando.

 

Nindi pergi tanpa menoleh ke belakang.

 

Brando melihat betapa kurusnya tubuh Nando, akhirnya dia pun mengalah demi menghormati kakaknya.

 

Baiklah, dia akan memberi Nindi waktu satu hari untuk berpikir.

 

Bab Lengkap

Bangkit dari Luka ~ Bab 403 Bangkit dari Luka ~ Bab 403 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on February 22, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.